TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump telah tercatat dalam sejarah sebagai presiden Amerika Serikat ketiga yang dimakzulkan. Sejauh ini tidak ada presiden yang dipecat dari jabatannya dalam sejarah pemakzulan Amerika Serikat, tak terkecuali bagi Trump.
Kabar baik bagi Trump adalah setiap presiden sebelumnya yang menghadapi pemakzulan melawan DPR dan Senat, selalu lolos karena oposisi dari partai pesaing. Partai Republik Trump memiliki mayoritas di Senat dan kemungkinan akan melindunginya.
Andrew Johnson menghadapi pemakzulan terpanjang sejak Demokrat hanya memiliki sedikit kursi di Capitol Hill. Bagaimanapun, dia masih bisa lolos dari vonis pemakzulan.
Namun, kabar buruk bagi Trump adalah bahwa partai dari setiap presiden yang menghadapi pemakzulan akan kalah pemilihan presiden berikutnya. Berikut adalah presiden Amerika Serikat yang menghadapi pemakzulan, dikutip dari CNN, 19 Desember 2019.
Andrew Johnson
Andrew Johnson merupakan Presiden AS ke-17 dan memiliki nilai IQ 125,65. Ia tidak pernah belajar di sekolah, tetapi mulai belajar sendiri pada usia yang masih muda. Ketika muda ia bekerja pada seorang tukang jahit, dengan maksud untuk menjadi tukang jahit. biography.com
Baca Juga:
Buntut dari Perang Saudara berujung pada pemakzulan pertama seorang Presiden AS. Setelah kematian Presiden Abraham Lincoln, dia digantikan oleh Wakil Presidennya, Andrew Johnson.
Dikutip dari TIME, Johnson adalah seorang Demokrat pro Union yang telah menolak untuk memisahkan diri dari Uni bersama dengan negaranya, Tennessee, selama perang sipil Amerika.
Andrew Johnson adalah seorang Demokrat ketika dia dimakzulkan. DPR AS yang dikuasai Partai Republik meloloskan 11 pasal pemakzulan terhadap Johnson. Mereka sebagian besar terkait dengan pelanggaran Tenure of Office Act, undang-undang yang disahkan khusus untuk mengekang kemampuan Johnson memecat pejabat Kabinet yang ditunjuk oleh Abraham Lincoln, seorang Republikan, sebelum pembunuhannya. Johnson menginginkan rekonstruksi yang kurang radikal dan menghalangi bantuan mantan budak.
Hasil dari pemakzulan yakni tujuh anggota Partai Republik memutuskan hubungan dengan partai mereka dan Senat membebaskan Johnson dengan satu suara pada tiga pasal. Partai Republik meninggalkan persidangan dan Johnson tetap di kantor. Tetapi karier kepresidenannya telah berakhir dan ia kalah dalam pemungutan suara Demokrat pada tahun 1868. Ia kemudian kembali ke Senat AS.
Pada pemilihan berikutnya, partai Johnson memperoleh beberapa kursi di DPR ketika warga Selatan diterima kembali ke Kongres tetapi kehilangan posisi di Gedung Putih pada tahun 1868.
Richard Nixon
Mantan Presiden AS Richard M. Nixon menyampaikan pidato perpisahannya kepada anggota kabinet dan stafnya di Ruang Timur Gedung Putih, setelah pengunduran dirinya 9 Agustus 1974. [REUTERS / Stringer]
Richard Nixon tidak sampai dimakzulkan karena mengundurkan diri sebelum pemungutan suara di DPR. Komite Kehakiman DPR AS yang dikontrol Partai Demokrat meloloskan tiga pasal pemakzulan terhadap Presiden dari Republik, Richard Nixon, karena menghalangi keadilan, penyalahgunaan kekuasaan dan merintangi Kongres. Itu semua terkait dengan skandal Watergate dalam pemilihan presiden 1972.
Hasilnya, setelah para senator dari Partai Republik memberitahunya bahwa dia kehilangan kepercayaan diri mereka, Nixon mengundurkan diri daripada dimakzulkan oleh DPR AS.
Pada pemilihan berikutnya, partai Nixon kehilangan kursi di DPR pada pemilihan 1974 dan kehilangan jabatan di Gedung Putih pada 1976 oleh Demokrat Jimmy Carter.
Bill Clinton
Presiden ke-42 AS, Bill Clinton, berada di urutan keempat IQ tertinggi dengan skor 148,8 di antara presiden Amerika Serikat lainnya. Ia menerima beasiswa Rhodes ke Oxford University, di mana ia belajar filsafat, politik dan ekonomi. Dia juga menerima gelar sarjana hukum dari Yale. Insidegov.com
DPR AS meloloskan dua pasal pemakzulan terhadap Bill Clinton karena memberi sumpah palsu di hadapan juri dan menghalangi tuntutan hukum.
Tuduhan tersebut berasal dari investigasi Penasihat Independen Ken Starr selama bertahun-tahun yang dimulai sebagai penyelidikan atas kesepakatan sebelum Clinton terpilih, tetapi kasus ini berubah menjadi skandal perselingkuhannya dengan staf magang di Gedung Putih, Monica Lewinsky.
Hasilnya, setelah beberapa pembelotan, Partai Republik bahkan tidak bisa mengumpulkan suara mayoritas di Senat, apalagi 2/3 yang dibutuhkan untuk menghukum.
Pemilihan berikutnya, partai Clinton memperoleh beberapa kursi DPR dalam pemilihan tepat sebelum pemakzulannya, tetapi kehilangan kekuasaan di Gedung Putih pada tahun 2000.
Donald Trump
Ekspresi Presiden AS Donald Trump, saat melakukan kampanye di Battle Creek, Michigan, 19 Desember 2019. DPR AS mengesahkan pasal pemakzulan Trump dengan tuduhan menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi penyelidikan kongres terkait isu Ukraina. REUTERS/Leah Millis
DPR AS mengesahkan dua pasal pemakzulan terhadap Trump, penyalahgunaan kekuasaan dan perintang Kongres. Pasal yang pertama, tindakan Trump menekan Presiden Ukraina dengan menahan bantuan militer untuk kepentingan politik pribadi. Pasal kedua berkaitan dengan upaya Trump untuk menghalangi penyelidikan Kongres. Tidak seperti setiap upaya pemakzulan lainnya, partai Trump memiliki mayoritas di Senat.
Hasil dari pemungutan suara pada Rabu 18 Desember 2019, Partai Demokrat meloloskan pasal pemakzulan, tetapi Senat yang dikuasai Republik diperkirakan akan membebaskan Trump dari vonis dan berpotensi untuk membatalkan tuduhan sama sekali.
Saat ini belum diketahui nasib politik Trump pada pemilihan. Donald Trump sedang maju sebagai petahana pada pilpres 2020.