Sydney Australia Nyatakan Kondisi Darurat, Terkepung Api

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Kamis, 19 Desember 2019 17:01 WIB

Enam negara bagian di Australia mengalami kebakaran lahan semak dan hutan karena musim hujan yang belum tiba membuat kekeringan terjadi di banyak lokasi dan membuatnya mudah terbakar. News

TEMPO.CO, Sydney – Negara bagian paling padat di Australia, New South Wales, menyatakan kondisi darurat kedua pada Kamis, 19 Desember 2019 akibat gelombang panas ekstrim dan hembusan angin kencang, yang memicu lebih dari 100 titik kebakaran.

kebakaran yang semakin besar ini semakin mendekati pinggiran Kota Sydney, yang merupakan kota dengan penduduk terpadat di Australia yaitu sektiar lima juta orang.

Saat ini, asap tebal menyelimuti kota pelabuhan itu, menutupi Gedung Opera House dan membuat banyak kegiatan luar ruangan terhenti. Sehari sebelumnya, Australia mencatat rekor suhu terpanas pada siang hari.

“Pernyataan kondisi darurat ini memberi kewenangan luas kepada para pemadam kebakaran untuk mengendalikan sumber daya pemerintah, memaksa evakuasi, dan menutup jalan serta menutup fasilitas publik di seluruh New South Wales, yang menjadi rumah dari sekitar 7 juta populasi,” begitu dilansir Reuters pada Kamis, 19 Desember 2019.

Otoritas mengatakan ada sekitar 120 titik api yang masih berkobar menjelang sore ini. Lebih dari setengah titik api itu tidak bisa dikontrol. Ini membuat suhu udara naik ke tingkat 45 derajat Celsius atau 113 Fahrenheit di sejumlah area. Petugas memperingatkan warga untuk bersiaga penuh.

Advertising
Advertising

“Titik api menyebar sangat cepat dan intens,” kata Komisioner Shane Fitzsimmons, kepala Layanan Pemadam Kebakaran Daerah NSW, kepada media di Sydney.

Ada dua petugas pemadam yang terpaksa di bawa ke rumah sakit karena mengalami luka bakar di bagian tubuhnya.

“Saat ini kondisinya masih sangat sulit dan berbahaya,” kata Fitzsimmons.

Kondisi kebakaran ini terjadi hanya beberapa hari menjelang perayaan Natal saat banyak warga Australia datang ke pantai untuk berlibur. Sebagian ahli mengatakan kekeringan yang terjadi dipicu oleh perubahan iklim. Lahan yang kering menjadi mudah terbakar.

Gubernur NSW, Gladys Berejiklian, menasehati warga untuk bersiap-siap mengubah rencana liburannya seandainya kondisi di lapangan berubah.

Wali Kota Shoalhaven, Amanda Findley, mengatakan warganya malah bersiap untuk melakukan evakuasi. Kota ini terletak sekitar 190 kilometer dari Sydney dan menjadi salah satu tujuan wisata populer.

“Ada banyak asap menggantung di atas kota, yang menunjukkan lokasi api sudah dekat,” kata Findley kepada Reuters.

“Saat ini kondisinya sangat panas dan berangin sehingga kami semua khawatir api akan terus menyebar. Warga merasa sangat khawatir mereka bisa kehilangan segalanya.”

Media Daily Mail melansir berita yang menyatakan kondisi darurat Natal terjadi di New South Wales karena api terus membesar.

Api meluas di area yang terletak di Sydney barat daya karena hembusan angin kuat. Reuters.

Ada lahan seluas 415 ribu hektar yang terbakar dan membentuk kebakaran lahan sangat besar mengepung Kota Sydney.

Ada kekhawatiran kebakaran luas di area Gospers Mountain, dan Blue Mountains National Park bakal bertemu dengan kebakaran luas di Green Wattle Creek di bagian selatan Sydney.

Berita terkait

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

19 jam lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

21 jam lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

1 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

1 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

2 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

5 hari lalu

Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?

Baca Selengkapnya

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

5 hari lalu

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

Diduga terjadi kebocoran gas agen tabung dan air mineral di Gang Melati 1, Cinere, Depok, terbakar Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

7 hari lalu

Direktorat Jenderal Pajak dan Australia Kerja Sama bidang Pertukaran Informasi Cryptocurrency

Kesepakatan kerja sama ini dirancang untuk meningkatkan deteksi aset yang mungkin memiliki kewajiban pajak di kedua negara.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

7 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

8 hari lalu

PM Australia Sebut Elon Musk Miliarder Sombong Gara-gara Tolak Hapus Unggahan di X

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut Elon Musk sebagai miliarder sombong karena tak mau menghapus unggahan di media sosial X.

Baca Selengkapnya