DPR Republik dan Demokrat Berdebat 6 Jam untuk Pemakzulan Trump

Kamis, 19 Desember 2019 07:30 WIB

Ketua DPR AS Nancy Pelosi terlihat di jumbotron di luar studio ABC News di Times Square di New York City. [REUTERS / Shannon Stapleton]

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Republik dan Demokrat berdebat sengit pada hari Rabu ketika Dewan Perwakilan Rakyat memungut suara untuk mengesahkan pasal pemakzulan Trump. Donald Trump berpotensi diadili dengan dua dakwaan pemakzulan, yang akan menjadikannya presiden ketiga yang dimakzulkan dalam sejarah Amerika Serikat.

Debat di DPR mencerminkan polarisasi mendalam Amerika di era Trump. Hasilnya sudah dipastikan. Mayoritas Demokrat akan meloloskan dua pasal pemakzulan: penyalahgunaan kekuasaan dan perintang penyelidikan Kongres. Dakwaan ini berasal dari upaya Trump menggunakan kekuatan pemerintah Amerika Serikat untuk menekan Ukraina guna menyelidiki lawan-lawan politiknya.

Dikutip dari New York Times, 19 Desember 2019, pemungutan suara pada hari Rabu pagi menghasilkan pemungutan suara uji coba adalah 228 berbanding 197 suara, dengan hanya dua Demokrat yang memilih dengan Partai Republik untuk menentang pemakzulan Trump. Pemunguta suara dimulai enam jam penuh karena Demokrat dan Republik berdebat apakah akan menuntut presiden dengan pelanggaran yang dapat menyebabkan pemecatannya kurang dari setahun sebelum dia ikut dalam kontestasi pemilihan presiden 2020.

Anggota DPR Diana Degette, anggota yang memimpin sesi Dewan Perwakilan Rakyat AS, mengetuk palu untuk membuka sesi guna membahas aturan sebelum pemungutan suara terhadap dua pasal pemakzulan terhadap Presiden Donald Trump di Capitol Hill di Washington, 18 Desember 2019. [House TV via REUTERS]

Ketua DPR Nancy Pelosi, berpakaian serba hitam dan mengenakan bros emas kecil yang merupakan replika gada DPR, lambang parlemen AS, mulai mempertimbangkan dakwaan dengan meminta setiap anggota untuk menegakkan sumpah mereka untuk "melindungi dan mempertahankan" Konstitusi.

Advertising
Advertising

Dikutip dari CNN, Anggota DPR Demokrat dari California, Maxine Waters, mengatakan aturan debat "tidak akan mengizinkan saya mengutip semua alasan mengapa Presiden ini harus dimakzulkan" tetapi dia mengatakan "ada banyak (alasan)".

Dia mengutip upaya Trump menahan bantuan keamanan AS ke Ukraina dan upaya untuk meminta bantuan dari negara itu untuk menggali skandal pada Bidens sebagai penyalahgunaan kekuasaan secara terang-terangan.

Sementara anggota DPR Republik dari Kentucky, Andy Barr, membalas terhadap klaim yang dibuat oleh Demokrat bahwa pemakzulan diperlukan untuk melindungi keamanan nasional.

"Jangan tertipu. Demokrat tidak memakzulkan Presiden untuk melindungi keamanan nasional. Demokrat memakzulkan Presiden karena mengikuti undang-undang yang mereka pilih sendiri. Tidak kurang dari lima kali dalam enam tahun terakhir, Kongres bipartisan menugaskan cabang eksekutif tugas afirmatif untuk memastikan bahwa pemerintah Ukraina melawan korupsi dan untuk alasan yang baik," kata Barr.

Hingga laporan ini diterbitkan, DPR Demokrat dan Republik masih berdebat apakah meloloskan dakwaan pemakzulan Trump untuk dibawa ke sidang Senat.

Sementara pada hari pemungutan suara pemakzulannya, Presiden Donald Trump bangun sebelum fajar, menonton televisi dan mulai men-tweet.

"Bisakah kalian percaya bahwa saya akan dimakzulkan hari ini," ia bertanya kepada para pengikut Twitter-nya.

Trump menghabiskan 24 jam sebelum pemungutan suara dengan menelepon para pejabat tinggi dan anggota parlemen Republik, menurut beberapa orang yang akrab dengan aktivitasnya, mengungkapkan kemarahan di Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan melihat ke depan seperti apa persidangannya di Senat nantinya.

Pemakzulan telah menghabiskan banyak hari dan malam Trump bulan ini, antara mendiktekan surat marah kepada Pelosi, menelepon rekan-rekannya untuk meluangkan waktu senja dan merencanakan pembelaannya dalam sidang Senat.

Dia telah mengomel tentang pemakzulan dalam panggilan telepon dengan anggota Kongres Partai Republik selama beberapa hari dan malam terakhir, menurut beberapa sumber GOP (Grand Old Party/Republik).

Trump mengadakan pertemuan pagi yang biasa dengan ajudan dan anggota kantor penasihat Gedung Putih, kata seseorang yang akrab dengan sesi itu, yang menjadikannya sebagai rutinitas biasa.

Di Oval Office pada hari Selasa, Trump mengatakan dia tidak akan menonton pemungutan suara di DPR. Tetapi dia akan terus dikabarkan dan diberi pengarahan tentang proses hari itu, menurut pejabat senior Gedung Putih.

Sekretaris pers Gedung Putih Stephanie Grisham mengatakan Presiden Donald Trump akan bekerja sepanjang hari tetapi akan menerima kabar pemungutan suara pemakzulan Trump.

Berita terkait

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

4 jam lalu

AHY Buka Suara Soal Diskusi Pembagian Kursi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Ketua Umum Partai Demokrat AHY buka suara soal diskusi mengenai kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Namun ia tak merinci kapan diskusi itu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

1 hari lalu

Emil Dardak Disebut Berpeluang Dampingi Khofifah di Pilkada Jawa Timur 2024, Berikut Profilnya

Emil Dardak berpeluang kuat kembali menjadi pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Berikut rekam jejaknya.

Baca Selengkapnya

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

1 hari lalu

Kata Politikus PAN, Demokrat, dan PDIP soal Cawagub Pendamping Khofifah

Politikus sejumlah partai politik angkat bicara soal cawagub pendamping Khofifah di Pilkada Jawa Timur. Siapa orangnya?

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Jajaki Koalisi dengan Partai Lain, Demokrat Incar Kursi Calon Wakil di Pilkada Jakarta

Partai Demokrat bakal mengusung sejumlah kader muda di Pilkada Jakarta. Mengincar kursi Wakil Gubernur

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

4 hari lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

4 hari lalu

Demokrat soal Peluang PKS Gabung ke Kubu Prabowo: Enggak Masalah Buat Kami

Demokrat tidak keberatan jika nantinya PKS benar akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

4 hari lalu

Respons Gerindra hingga Golkar Soal Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra menegaskan Prabowo belum pernah mengeluarkan susunan kabinet resmi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya