Sekjen PBB Kecewa dengan Hasil Konferensi Perubahan Iklim

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Senin, 16 Desember 2019 12:03 WIB

Petugas polisi menahan seorang pengunjuk rasa Pemberontakan Punah dalam mengkampanyekan Perubahan Iklim di dekat Gedung Parlemen di London, Inggris, 8 Oktober 2019. Menekan pemerintah untuk melakukan Perubahan Iklim, sejumlah demonstran mendirikan tenda di jalanan. REUTERS/Henry Nicholls

TEMPO.CO, Madrid – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, Antonio Guterres, mengaku merasa kecewa dengan hasil Konferensi Perubahan Iklim COP 25 di Madrid, Spanyol, yang berakhir pada Ahad, 15 Desember 2019.

Guterres menilai konferensi ini tidak membawa kesepakatan yang cukup kuat untuk melakukan aksi bersama mengurangi emisi karbon pada 2020.

“Saya merasa kecewa dengan hasil COP 25,” kata Guterres seperti dilansir Channel News Asia pada Ahad, 15 Desember 2019.

Guterres menilai,”Komunitas internasional kehilangan kesempatan penting untuk menunjukkan ambisi yang lebih kuat dalam mitigasi bencana, adaptasi dan keuangan mengatasi krisis iklim ini.”

Selama empat hari menjelang penutupan kemarin, para partisipan dari sejumlah negara, yang tergabung dalam Conference of Parties 25 atau COP 25, berusaha keras mencapai kesepakatan untuk mengatasi pemanasan global.

Advertising
Advertising

Deklarasi dari konferensi perubahan iklim yang disponsori PBB ini memang menyebut soal kebutuhan mendesak untuk pengurangan emisi baru karbon. Ini dilakukan untuk menutup celah yang membesar antara komitmen dalam Kesepakatan Paris dengan implementasinya saat ini.

Ini merupakan upaya global untuk mengurangi peningkatan suhu di bawah 2 derajat Celsius.

“Hari ini, warga negara dunia meminta kita untuk maju lebih cepat dan lebih baik,” kata Carolina Schmidt, menteri Lingkungan Chile, dan Presiden COP 25, dalam sidang pleno penutupan.

Namun, Tina Eonemto Stege, yang merupakan utusan dari Marshall Islands, mengecam kesepakatan Madrid ini dan menyebutkan tidak cukup untuk mengatasi ancaman eksistensial akibat naiknya permukaan air laut.

“Sayangnya, teks baru yang kita adopsi pagi ini tidak merefleksikan apapun yang mendekati yang kita inginkan. Ini batasan minimum dan kami menyayangkan sikap negara-negara yan tidak setuju untuk membuat teks kesepakatan lebih ambisius,” kata dia.

Konferensi perubahan iklim ini dihadiri utusan dari sekitar 200 negara. Tujuannya adalah memfinalisasi aturan main atau rulebook untuk Kesepakatan Paris 2015 dalam mencapai target kenaikan suhu Planet Bumi di bawah 2 persen.

“Negara besar yang seharusnya melaksanakan tugasnya tidak memenuhi ekspektasi,” kata Laurence Tubiana, CEO Yayasan Iklim Eropa. Dia juga merupakan juru runding utama dari Prancis dan menjadi arsitek utama Kesepakatan Paris.

“Untungnya ada aliansi progresif dari sejumlah negara kepulauan kecil, Eropa, dan Afrika serta Amerika Latin, kami mendapatkan hasil terbaik melawan kehendak negara penghasil polusi terbesar.”

Soal ini, Presiden Brasil, Jair Bolsonaro, justru menyalahkan Eropa soal perubahan iklim. “Saya ingin tahu apakah ada resolusi yang mewajibkan Eropa melakukan reforestasi. Atau mereka hanya akan mengganggu Brasil,” kata Bolsonaro. Selama ini, dia menjadi sasaran kritik berbagai negara karena melonggarkan aturan main eksploitasi hutan Amazon yang luas untuk kepentingan sejumlah investor dari Cina.

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

1 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

2 hari lalu

Sekjen PBB Serukan Dunia Cegah Israel Jalani Operasi Militer di Rafah

Sekjen PBB Antonio Guterres menyeru kepada "mereka yang memiliki pengaruh atas Israel" untuk mencegah jatuhnya korban sipil di Rafah

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

2 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

2 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

3 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

3 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

4 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

5 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya