Gunung Berapi di Pulau White Dikunjungi 10 Ribu Turis Tiap Tahun
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Rabu, 11 Desember 2019 10:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Erupsi gunung berapi di Pulau White pada Senin sore, 9 Desember 2019, mengejutkan masyarakat Selandia Baru. Pasalnya letusan itu terasa sangat tiba-tiba tanpa adanya tanda-tanda yang diperlihatkan.
Dikutip dari edition.cnn.com, gunung berapi di area Pulau White adalah salah satu gunung api paling aktif di Selandia Baru. Jumlah korban tewas 8 orang, 20 orang masih dirawat di rumah sakit dan puluhan orang dinyatakan hilang.
Situs reuters.com mewartakan kepolisian Selandia Baru meluncurkan sebuah investigasi untuk menyusuri total korban tewas akibat letusan gunung berapi di Pulau White, namun investigasi ini bukan seperti penyelidikan sebuah tindak kriminal.
Pulau White adalah sebuah pulau pribadi yang terletak 48 kilometer dari pantai timur Selandia Baru. Tinggi gunung ini sekitar 321 meter dengan lingkar kawah utama 2 kilometer.
Setiap tahun, lebih dari 10 ribu orang piknik ke gunung berapi itu. Jumlah itu hanya sebagian kecil dari total jutaan turis yang pelesiran ke Selandia Baru sepanjang 2019. Sebagian besar wisatawan yang tamasya ke Selandia Baru karena tertarik dengan keindahan alamnya dan area kegiatan luar ruangan.
Badan Geologi Kebencanaan Selandia Baru, GeoNet, sebenarnya pada November lalu telah menaikkan status gunung menjadi siaga pada November 2019 lalu menyusul naiknya aktivitas vulkanik di gunung itu. Gunung berapi di Pulau White mengalami erupsi yang berakibat fatal terakhir kalo pada 1914 yang menewaskan 12 pekerja tambang.
Gunung berapi di Pulau White terletak di sebuah kawasan laut. Besarnya kunjungan turis ke gunung itu yang mencapai 10 ribu wisatawan setiap tahunnya sehingga menempatkannya sebagai gunung berapi aktif yang paling bisa diakses.
“Saya harus akui saya cukup terkejut mendengar jumlah turis yang liburan ke sana saat ini karena para ilmuwan sudah menyadari gunung di Pulau White itu sudah memasuki fase aktivitas tinggi. Saya sudah pernah ke Pulau White dan saya rasa, saya tidak akan merasa nyaman ke sana dalam beberapa hari terakhir,” kata Loÿc Vanderkluysen, ahli kegunung apian dari Universitas Drexel.