Putin dan Xi Saksikan Peluncuran Pipanisasi Gas

Reporter

TEMPO

Editor

Budi Riza

Selasa, 3 Desember 2019 07:01 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin Memberikan Hadiah Ulang Tahun kepada Presiden Cina Xi Jinping selama Conference on Interaction and Confidence-Building Measures in Asia, 15 Juni 2019.[SPUTNIK / ALEZEI DRUZHININ]

TEMPO.CO, Sochi – Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden Cina, Xi Jinping, menghadiri peluncuran kerja sama pipanisasi gas dari Siberia ke Cina timur laut.

Ini merupakan kerja sama ekonomi yang meningkatkan hubungan antara Moskow dan Beijing.

Gas alam mengalir dari pipa Power of Siberia dan merefleksikan upaya Moskow untuk mengalihkan arah ke Timur.

Ini juga merupakan upaya Kremlin untuk memitigasi akibat ekonomi dari sanksi keuangan Barat atas aneksasi wilayah Crimea oleh Rusia pada 2014.

“Langkah ini mengokohkan posisi Cina sebagai tujuan pasar ekspor gas Rusia dan memberi negara itu pasar baru yang sangat besar di luar Eropa,” begitu dilansir Reuters pada Senin, 2 Desember 2019.

Advertising
Advertising

Rusia juga menyiapkan dua proyek pipanisasi gas lainnya yang besar yaitu Nord Steam 2 dari bawah laut Baltik untuk menyalurkan gas ke Jerman.

Juga ada proyek pipanisasi TurkStream ke Turki dan Eropa selatan.

Pipanisasi Power of Siberia sepanjang sekitar 3 ribu kilometer ini menyalurkan gas dari lapangan gas Chayandiskoye dan Kovytka di Siberia timur. Proyek ini diperkirakan bakal berlangsung selama tiga dekade dan bisa menghasilkan dana sekitar US$400 miliar atau sekitar Rp5.600 triliun.

“Ini merupakan peristiwa bersejarah tidak hanya bagi pasar energi global tapi juga bagi Rusia dan Cina,” kata Putin, yang menonton peluncuran pipanisasi lewat video link dari resor Laut Hitam Rusia di Sochi.

Putin juga mengatakan ini juga menjadi kerja sama strategis antara Rusia dan Cina dalam energi ke tingkat baru dan membawa kedua negara lebih dekat untuk menyelesaikan proyek, yang ditetapkan bersama dengan pemimpin Cina Xi Jinping.

Rusia dan Cina menetapkan target perdagangan bilateral senilai US$200 miliar atau sekitar Rp2.800 triliun pada 2024.

Ujung pipanisasi ini bakal muncul di area Heilongjiang, yang berbatasan dengan Rusia, dan berlanjut ke Jilin dan Liaoning, yang menjadi pusat industri di Cina.

Media RFEL melansir kerja sama ini melibatkan dua perusahaan dari kedua negara yaitu Gazprom, yang merupakan perusahaan pelat merah dari Rusia, dan China National Petroleum Corporation dari Cina. Kerja sama ini membuat Cina mendapat sekitar 38 miliar kubik meter gas setiap tahun dari Rusia.

Berita terkait

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

2 jam lalu

Perang Dunia II: Kilas Balik Kematian Adolf Hitler 79 Tahun Silam

Setelah kematian Adolf Hitler, Ibukota Jerman, Berlin, jatuh ke tangan Sekutu pada 7 Mei 1945. Itu menandai akhir dari Perang Dunia II di Eropa.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

3 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

4 hari lalu

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

Diduga terjadi kebocoran gas agen tabung dan air mineral di Gang Melati 1, Cinere, Depok, terbakar Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

5 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

6 hari lalu

Jerman Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Jerman menyatakan akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA, menyusul negara-negara lain yang sempat menangguhkan pendanaan.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

6 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

6 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

6 hari lalu

Jerman Lanjutkan Kerja Sama dengan UNRWA Palestina

Menyusul beberapa negara yang telah menghentikan penangguhan dana UNRWA, Jerman melanjutkan kerja sama dengan badan pengungsi Palestina itu.Menyusul b

Baca Selengkapnya

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

6 hari lalu

Deretan 5 Perpustakaan Unik di Dunia, Surga Pecinta Buku

Banyak perpustakaan konvensional unik di setiap negara yang menjadi tempat impian bagi para pecinta buku.

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

6 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya