Perdana Menteri Malta Siap Mundur, Bagaimana Sosoknya?
Reporter
Non Koresponden
Editor
Suci Sekarwati
Senin, 2 Desember 2019 12:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kasus pembunuhan wartawan perempuan asal Malta, Daphne Caruana Galizia, telah mendorong Perdana Menteri Malta Joseph Muscat mengungkapkan rencana pengunduran dirinya.
Galizia, 53 tahun, tewas pada Oktober 2017 dalam sebuah serangan bom mobil di dekat rumahnya. Selain wartawan, Galizia juga dikenal sebagai aktivis anti-korupsi.
Dia fokus melakukan laporan investigasi atas korupsi di tubuh pemerintahan, nepotisme, perlindungan dan pencucian uang. Galizia juga berusaha mengungkap hubungan antara industri judi online di Malta dengan organisasi kejahatan.
Perdana Menteri Muscat disorot dalam kasus pembunuhan ini ketika pada 29 November 2019, Keith Schembri dibebaskan dari tuduhan pembunuhan Galizia. Schembri adalah kepala staf Muschat yang telah mengundurkan diri dan menjalani pemeriksaan pekan lalu.
Dikutip dari opm.gov.mt, Muscat sebetulnya juga adalah mantan seorang wartawan sebelum menapaki karir di dunia politik Malta. Dia bahkan pernah menjabat sebagai Asisten Kepala pemberitaan di sebuah radio swasta nasional di Malta.
Muscat yang lahir pada 1974, menuntaskan kuliah S1 di Universitas Malta jurusan kebijakan publik dan melanjutkan Pendidikan S2 jurusan Studi Eropa. Sedangkan Pendidikan S3 diselesaikannya pada 2007 jurusan manajemen penelitian di Universitas Bristol, Inggris.
Sebelum menjadi wartawan, pada usia 21 tahun Muscat sudah terpilih menjadi anggota Dewan Eksekutif Partai Buruh Malta. Setelah lima tahun bekerja menjadi kuli tinta, Muscat dicalonkan menjadi Menteri Pendidikan oleh partainya.
Ketika Muscat fokus berpolitik, dia terpilih menjadi anggota Komisi Nasional Fiskal Moralitas. Selain cakap berpolitik, Muscat juga diketahui pandai mengamati pasar dan seorang penasihat investasi.
Dia mengikuti pemilu parlemen Malta pada 2004 dan pada 2008 dia terpilih menjadi Ketua Partai Buruh. Karir politiknya terus meroket hingga puncaknya pada 2013 dia menjadi Perdana Menteri Malta.
Namun kasus pembunuhan wartawan Galizia tampaknya telah menjadi pukulan bagi karir politiknya. Pada Minggu, 1 Desember 2019, Muscat mengatakan akan meminta Partai Buruh untuk mulai memilih pemimpin baru bagi Malta per Januari 2020.