Keterlibatan Warga Negara dalam Kebijakan Bisa Perkuat Demokrasi

Rabu, 27 November 2019 18:15 WIB

Peneliti studi Creating Spaces for Engagement between Citizens and the State, Anna Rosario M. Uy dari Filipina, mempresentasikan temuan studi kasus di Filipina tentang keterlibatan warga negara dengan pemerintah, dalam acara yg digelar Hivos di Jakarta, 27 November 2019.[Tempo/Eka Yudha Saputra]

TEMPO.CO, Jakarta - Keterlibatan warga negara dengan pemerintah akan memperkuat demokratisasi di negara-negara Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Filipina, dan Myanmar, menurut penelitian yang dilakukan Hivos.

Ruang interaksi warga dengan negara telah menciptakan partisipasi langsung publik dengan kebijakan pemerintah, menurut penelitian.

Studi Hivos berjudul Creating Spaces for Engagement between Citizens and the State menjawab sejauh mana dan seberapa penting partisipasi warga negara, menurut salah seorang penyusun studi Lucky Djani kepada Tempo, 27 November 2019, di Jakarta. Studi Hivos dilakukan di tiga negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Filipina, dan Myanmar, karena tiga negara Asia Tenggara ini adalah negara yang memiliki demokratisasi yang baik, tambah Lucky.

"Partisipasi bisa membuka ruang ekspresi bagaimana seharusnya pemerintahan bisa didiskusikan lebih awal sebelum diakumulasikan menjadi hal yang destruktif," kata Lucky mengutip contoh protes anti-pemerintah di Hong Kong.

Kasus Hong Kong adalah contoh ledakan kekecewaan karena tuntutan masyarakat tidak bisa dikelola lebih awal.

Advertising
Advertising

Anna Rosario M. Uy, penyusun studi laporan ini untuk kasus di Filipina, mengatakan demokratisasi di Filipina sudah lama namun belum mendalam.

"Keadaan demokrasi yang lazim di Filipina seperti yang digambarkan, memperburuk aspirasi yang tidak begitu menjanjikan dan ilusif dari partisipasi warga negara yang lebih efektif dan perwakilan yang tegas," tulis Anna dalam laporannya.

Anna memaparkan, kualitas pelaksanaan demokrasi dari keterlibatan warga negara dengan negara sampai sekarang dihantui oleh kondisi sosial ekonomi dari kemiskinan dan ketidaksetaraan yang terus-menerus, dominasi elit, politik patronase, kelemahan institusional, dan penyalahgunaan penyalahgunaan kebijakan pejabat publik/politisi yang korup.

"Terlebih banyak warga yang termarjinalisasi sehingga sulit untuk akses ruang partisipasi dengan pemerintahan," kata Anna.

Namun, katanya, pemerintah terus berupaya untuk mambangun partisipasi publik. Salah satunya dengan menciptakan Dewan Sekolah Daerah, contohnya di Catbagolan City, Samar barat, Filipina.

Dewan sekolah daerah ini memfasilitasi reformasi pendidikan daerah melalui stakeholder. Anggaran dikucurkan oleh pemerintah dan melibatkan mulai dari dinas pendidikan, masyarakat lokal, organisasi masyarakat sipil, NGO. Mereka berdiskusi untuk menciptakan reformasi pendidikan yang tepat sesuai masyarakat daerah.

Sementara satu contoh ruang partisipasi warga negara di Indonesia yakni program SELARAS di Sukabumi dan Makassar. Ini adalah program pengelolaan sampah yang dikembangkan KLIK-PEKKA dengan diskusi forum tingkat desa untuk melibatkan warga bagaimana menerapkan pengelolaan sampah.

Peneliti lain studi ini, Dr. Mada Sukmajati, mengatakan keterlibatan warga negara dalam kebijakan pemerintah bisa mencegah ketidakpuasan publik, dengan menampung hal-hal yang kurang atau tidak sesuai dengan masyarakat. Keterlibatan warga negara mesti dimulai dalam proses pembuatan kebijakan, terutama tahap perencanaan dan anggaran.

Berita terkait

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

1 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

1 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

2 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

3 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

3 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

3 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

6 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

6 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

12 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kemenpan RB: ASN Bisa WFH Maksimal 50 Persen Mulai Selasa Besok, Pelayanan Publik Wajib WFO 100 Persen

19 hari lalu

Kemenpan RB: ASN Bisa WFH Maksimal 50 Persen Mulai Selasa Besok, Pelayanan Publik Wajib WFO 100 Persen

Pemerintah mengombinasikan kebijakan WFO dan WFH bagi ASN pada Selasa-Rabu, 16-17 April 2024.

Baca Selengkapnya