Studi Hivos Paparkan Manfaat Keterlibatan Warga Negara

Rabu, 27 November 2019 17:45 WIB

Dari kiri ke kanan: Lucky Djani dari Institute for Strategic Initiatives; Anna Rosario M. Uy, Konsultan Independen dari Filipina; dan Dr. Sukmajati dari FISIP Universitas Gajah Mada, dalam pemaparan hasil studi Creating Spaces for Engagement between Citizens and the State yang digelar Hivos di Jakarta, 27 November 2019.[Tempo/Eka Yudha Saputra]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi dilakukan untuk menciptakan akses publik dalam partisipasi dengan kebijakan pemerintah, dengan membangun ruang keterlibatan warga negara dengan pemerintah, terutama di negara demokrasi di Asia Tenggara.

Adalah Scoping Study atau studi pelingkupan yang dikaji oleh NGO Hivos yang dilakukan di Indonesia, Filipina, dan Myanmar sejak Oktober 2019. Studi Hivos bertujuan untuk membuka diskursus publik agar warga negara Asia Tenggara bisa berpartisipasi untuk menentukan peningkatan layanan publik.

Hivos adalah NGO Belanda yang didirikan pada tahun 1968 untuk menggiatkan berbagai isu kemanusiaan mulai dari Kebebasan dan Akuntabilitas, Ketahanan Pangan, Energi Terbarukan, dan Emansipasi Perempuan.

Dalam presentasi awal hasil penelitian yang digelar di Jakarta, para peneliti mengatakan Scoping Study berdasarkan pada proses keterikatan warga dan negara, terutama tiga negara: Indonesia, Filipina, Myanmar.

"Kita memilih tiga negara ini karena memiliki pengalaman demokratisasi di antara negara Asia Tenggara lain," kata Direktur Institute for Strategic Initiatives Lucky Djani kepada Tempo, yang juga penyusun studi.

Advertising
Advertising

Studi berjudul Creating Spaces for Engagement between Citizens and the State yang disusun bersama Lucky Djani, Dr. Mada Sukmajati dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gajah Mada, dan Anna Rosario M. Uy, Konsultan Independen dari Filipina.

Studi ini menggunakan Political Economy Analysis (PEA) karena reformasi kelembagaan saja tidak menghasilkan perubahan seperti yang diminta oleh warga negara.

PEA memberikan analisis komprehensif tentang faktor-faktor yang dinamis dan memungkinkan yang berkontribusi pada keterlibatan warga negara yang bermakna dengan negara.

Demokratisasi tiga negara ini telah menciptakan ruang publik. Peneliti fokus pada tiga sektor: pendidikan, kesehatan, dan utilitas publik. Pertalian antara warga dan pemerintah diharapkan mampu meningkatkan keterlibatan warga negara dalam kebijakan pemerintah di tiga negara Asia Tenggara ini untuk peningkatan pelayanan publik.

Berita terkait

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

2 hari lalu

Presiden Jokowi dalam Sorotan Aksi Hari Buruh Internasional Kemarin

Aksi Hari Buruh Internasional pada Rabu kemarin menyoroti janji reforma agraria Presiden Jokowi. Selain itu, apa lagi?

Baca Selengkapnya

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

3 hari lalu

Massa Aksi May Day Bakar Baliho Jokowi dan Hakim MK Sebagai Bentuk Kekecewaan

Peserta aksi Hari Buruh Internasional atau May Day membakar baliho bergambar Presiden Jokowi di kawasan Patung Arjuna Wijaya, Jakpus

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

3 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

4 hari lalu

Dosen Filsafat UGM Sebut Pentingnya Partai Oposisi: Jika Tidak Ada, Maka Demokrasi Tambah Merosot Jauh

Keberadaan partai oposisi sangat penting untuk memberikan pengawasan dan mengontrol jalannya pemerintahan. Ini pendapat dosen filsafat UGM.

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

5 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

5 hari lalu

Mengenal Fungsi Oposisi dalam Negara Demokrasi

Isu tentang partai yang akan menjadi oposisi dalam pemerintahan Prabowo-Gibran kian memanas. Kenali fungsi dan peran oposisi.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

8 hari lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

8 hari lalu

Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi

Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.

Baca Selengkapnya

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

13 hari lalu

Dosen Politik Universitas Udayana Sebut 5 Skenario Potensial Putusan Sengketa Pilpres oleh Hakim MK

Dosen Ilmu Politik Universitas Udayana (Unud) prediksi 5 skenario potensial putusan MK sengketa Pilpres 2024 yang akan di gelar Senin, 22 April 2024

Baca Selengkapnya