5 Hal Mengenai Evo Morales dari Bolivia

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 17 November 2019 10:53 WIB

Presiden Bolivia Evo Morales berpidato di hadapan para pendukung di La Paz, Bolivia, 5 November 2019. [REUTERS / Manuel Claure / File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Bolivia, Evo Morales, melarikan diri ke Meksiko setelah munculnya desakan dari kelompok militer dan polisi agar dia mengundurkan diri.

Ini terjadi setelah munculnya tudingan telah kecurangan pemilu, yang digelar pada Oktober 2019 dan dimenangkan Morales.

Morales menuding sekelompok orang melakukan kudeta terhadap pemerintahannya dengan alasan terjadinya kecurangan pemilu.

Berikut ini 5 hal mengenai Evo Morales, yang merupakan Presiden pertama Bolivia dari penduduk asli:

Presiden Bolivia, Evo Morales, melarikan diri ke Meksiko setelah munculnya desakan dari kelompok militer dan polisi agar dia mengundurkan diri.

Advertising
Advertising

Ini terjadi setelah munculnya tudingan telah kecurangan pemilu, yang digelar pada Oktober 2019 dan dimenangkan Morales.

Morales menuding sekelompok orang melakukan kudeta terhadap pemerintahannya dengan alasan terjadinya kecurangan pemilu.

Berikut ini beberapa hal mengenai Evo Morales, yang merupakan Presiden pertama Bolivia dari penduduk asli:

  1. Evo Morales, 48 tahun, berasal dari keluarga Indian miskin di Aymara. Dia menggembala llama di dataran Andean saat kanak-kanak. Dia tidak pernah lulus sekolah menengah atas. Dia mengatakan empat dari enam adik kakaknya meninggal dunia pada usia muda.

  1. Pada 1980, Morales dan keluarganya pindah ke arena pertanian koka karena terjadi kekeringan. Sepuluh tahun kemudian dia muncul sebagai pemimpin serikat petani koka dan mulai berkarir politik.

  1. Karir politik Morales melesat seiring dengan kebangkitan gerakan politik penduduk asli, yang merupakan mayoritas di Bolivia, bernama Quechua dan Aymara Indian. Dia memenangkan pemilu dengan suara meyakinkan pada 2005.

  1. Morales merupakan pengritik keras kebijakan politik luar negeri AS dan membangun aliansi politik dengan mendiang Hugo Chavez, yang sempat menjadi Presiden di Venezuela. Dia juga terbilang dekat dengan Fidel Castro di Kuba, yang kerap menjadi rujukannya.

  1. Evo Morales ingin mengamandemen konstitusi Bolivia agar memberi kekuasaan lebih besar kepada masyarakat keturunan Indian, yang menurutnya telah ditindas selama berabad-abad oleh kelompok kulit putih. Kelompok kulit putih ini merupakan keturunan Eropa dan menjadi kelompok elit.

Berita terkait

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

4 hari lalu

Mahkamah Agung Bebaskan Dua Petani Desa Pakel Banyuwangi, Permohonan Kasasi Dikabulkan

Tim advokasi akan menunggu pemberitahuan resmi dari MA untuk mengeluarkan dua petani Desa Pakel yang permohonan kasasinya dikabulkan.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

8 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

21 hari lalu

Komnas HAM Ungkap Warga Desa Pakel Kecewa dengan Pemda Banyuwangi, Polres, dan PT Bumisari

Komisoner Komnas HAM Anis Hidayah turun untuk meninjau lokasi dan situasi konflik lahan di Desa Pakel, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

22 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

22 hari lalu

Kasus 9 Petani Penolak Bandara IKN Digunduli Polisi, Komnas HAM Minta Diselesaikan Secara Restorative Justice

Komnas HAM menemui Polda Kaltim untuk membahas kasus 9 petani yang ditangkap dan digunduli karena menolak pembangunan bandara di IKN.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

25 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

26 hari lalu

Husni Tanggapi Masalah Pendistribusian Pupuk

Anggota Komisi VI DPR RI, M. Husni, merasa miris akan permasalahan pupuk subsidi, terutama persoalan pendistribusian yang berulang setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

26 hari lalu

Jokowi Sebut Penyesuaian HPP Gabah Bisa Rampung Sebelum Akhir Pekan

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan saat ini kenaikan Harga Pokok Penjualan (HPP) gabah petani baru dalam perencanaan dan penghitungan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

28 hari lalu

Terkini: Harga Beras dan Gabah Turun Selama Ramadan, Jokowi Gelontorkan IFG LIfe Rp 3,5 Triliun untuk Bereskan Polis Jiwasraya

BPS menyebut penurunan harga beras secara bulanan terjadi di tingkat penggilingan sebesar 0,87 persen. Namun secara tahunan, di penggiling naik.

Baca Selengkapnya

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

31 hari lalu

Petani Desa Pakel Banyuwangi Dilaporkan Balik oleh Satpam PT Bumisari atas Dugaan Pengeroyokan

Konflik Agraria antara petani Desa Pakel Banyuwangi dan PT Bumisari makin berlarut-larut.

Baca Selengkapnya