TEMPO.CO, Jakarta - Kirill Tereshin, 23 tahun, petarung MMA asal Rusia, diperingatkan oleh dokter kalau dia akan meninggal jika tidak segera menghilangkan otot palsu yang ditanamnya ke dua lengannya hingga membuatnya seperti tokoh kartun Popeye.

Tereshin saat ini diberi julukan Popeye yang aneh karena kedua tangannya yang mirip tokoh kartun itu. Lengannya berisi minyak jeli yang ditujukan agar otot bisep di kedua lengannya menggembung.

Kirill Tereshin, 23 tahun, menggunakan minyak jeli murahan untuk membuat ototnya besar seperti Popeye. Sumber: CEN/Instagram/mirror.co.uk

Dikutip dari mirror.co.uk, Sabtu, 16 November 2019, Tereshin saat ini mulai menghilangkan otot Popeye-nya setelah dokter memperingatkan dia terancam amputasi jika dia tidak segera menghilangkan otot-otot palsunya itu. Menurut dokter bedah dari Universitas Negeri Kesehatan Sechenov, Moskow, Dmitry Melnikov, Tereshin telah menyuntikkan tiga liter jeli murahan mirip vaselin, bukan synthol seperti yang diklaim Tereshin sebelumnya.

Tereshin yang juga seorang binaraga, dibujuk agar segera melakukan langkah perawatan darurat oleh Alana Mamaeva, 32 tahun, aktivis yang juga pernah menjadi korban operasi plastik. Dia melihat video Tereshin dan menggambarkan kalau otot buatannya itu sangat buruk, jauh berbeda dengan tubuhnya ketika masih langsing.

Mamaeva pun membantu Tereshin untuk menggalangkan dana yang akan digunakan untuk operasi karena jaringan tisu yang rusak di lengannya harus diangkat.

“Minyak jeli bersifat menjenuhkan otot-otot di bawah jaringan kulit dan kulit itu sendiri. Semua itu harus diangkat, saat yang sama kita juga harus menjaga vena, saraf dan fungsi anggota tubuh lainnya. Minyak jeli tidak dirancang untuk disuntikkan, tetapi ini untuk pemakaian luar. Tereshin menyuntikkan sekitar tiga liter minyak ke masing-masing lengannya sehingga menutup aliran darah,” kata Melnikov.

Melnikov memperingatkan Tereshin cukup beruntung karena dia hanya mengalami kerusakan pada anggota tubuh, bukan pada keseluruhan tubuhnya. Sebab minyak jeli bisa berdampak ke seluruh tubuh, khususnya ginjal.