Peretas Asal Cina Diduga Masuki Jaringan Komputer Manufaktur AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 14 November 2019 10:01 WIB

Ilustrasi Hacker. REUTERS

TEMPO.CO, WashingtonPeretas asal Cina diduga meretas jaringan kompuer milik grup industri Amerika Serikat di tengah proses perundingan untuk mengakhiri perang dagang, yang berlangsung sejak pertengahan 2018.

Jaringan komputer milik The National Association of Manufacturers atau Asosiasi Manufaktur Nasional AS diretas pada musim panas lalu. Firma keamanan siber atau cybersecurity yang disewa untuk menyelidik ini menyimpulkan serangan datang dari Cina.

Dua sumber yang diwawancarai tidak menyebut nama firma keamanan siber yang melakukan penelusuran ini.

Firma keamanan siber ini melakukan analisis berdasarkan peralatan dan teknik peretasan yang sebelumnya pernah terasosiasi dengan kelompok peretas asal Cina.

Peretasan jaringan komputer atau PC internal milik kelompok industri yang kuat ini mengilustrasikan cara Cina mendapatkan keunggulan dalam perang dagang dengan AS.

Advertising
Advertising

Belum jelas data apa saja yang telah dicuri. NAM telah meminta firma keamanan siber itu untuk merespon infiltrasi jaringan komputer mereka dan menghentikannya.

“Kami tahu kami target serangan siber. Kami mengidentifikasi aktivitas mencurigakan terkait sistem komputer di perusahaan kami dan menginvestigasinya,” kata Erin Streeter, juru bicara dari Asosiasi Manufaktur.

Streeter mengatakan jaringan komputernya saat ini telah aman. Gedung Putih belum merespon hal ini. Sedangkan Kedutaan Besar Cina di Washington tidak segera merespon permintaan komentar soal ini.

Tiga sumber mengatakan peretas Cina diduga meningkatkan upayanya mencuri informasi pada hari-hari perundingan antara Trump dan Presiden NAM, Jay Timmons, pada musim panas ini.

Insiden ini terjadi beberapa saat sebelum putaran negosiasi formal antara AS dan pemerintah Cina soal isi dari kesepakatan potensial.

Perundingan dagang AS dan Cina selama ini juga membahas soal perlindungan hak kekayaan intelektual, dan pembukaan pasar Cina lebih besar untuk produk AS, yang berdampak langsung pada anggota NAM.

Sejauh ini, Kementerian Kehakiman AS telah mendakwa sejumlah peretas dan mata-mata asal Cina pada 2019 karena mencuri informasi sensitif dari perusahaan swasta AS.

Menurut sejumlah dokumen rahasia yang dibocorkan bekas kontraktor National Security Agency Erdward Snowden dan penerbit Wikileaks, Julian Assange, menunjukkan lembaga National Security Agency atau NSA juga memata-matai sejumlah pejabat asing yang terlibat dalam negosiasi perdagangan dengan pemerintah AS.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

5 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

14 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

18 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

18 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

19 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

3 hari lalu

5 Fakta Demo Bela Palestina di Amerika, Kandidat Presiden Ditangkap hingga Boikot Akademis

Demo bela Palestina di sejumlah kampus Amerika menimbulkan sejumlah dampak.

Baca Selengkapnya