Tokoh Oposisi Kamboja Sam Rainsy Tunda Terbang ke Jakarta

Rabu, 13 November 2019 23:05 WIB

Tokoh oposisi Kamboja merilis rencananya untuk terbang ke Jakarta. melalui akun Twitter.

TEMPO.CO, Jakarta - Tokoh oposisi Kamboja, Sam Rainsy mengatakan dirinya ketinggalan pesawat untuk terbang ke Jakarta, Indonesia pada Rabu sore, 13 November 2019.

Sam Rainsy yang tinggal sebagai eksil di Prancis, menjadwalkan akan terbang dengan penerbangan maskapai Malaysia Airlines MH711 esok dan dijadwalkan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta jam 10.10 WIB.

"Saya ketinggalan pesawat dari Kuala Lumpur sore ini namun akan terbang dengan penerbangan lain besok pagi ke Jakarta. Akan tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta jam 10.10 pagi dengan pesawat MH711," tulis Sam Rainsy di akun Twitternya.

Orang dekat Sam Rainsy kemarin, 12 November 2019 mengatakan kepada Tempo bahwa Sam Rainsy akan terbang ke Jakarta dari Kuala Lumpur untuk mengadakan pertemuan pada Rabu sore.

Mu Sochua, Wakil ketua partai oposisi yang dibentuk Sam Rainsy, Cambodia National Rescue Party melalui pesan singkat kepada Tempo menjelaskan tentang rencana Sam Rainsy ke Jakarta hari Rabu, 13 November 2019. Namun dia tidak ikut ke Jakarta.

Advertising
Advertising

"Tidak saya tidak bersama dia," kata Mu Sochua.

Sebelumnya, Sam Rainsy memposting foto dirinya di bandara internasional Kuala Lumpur diapit dua anggota partai CNRP, membawa koper pada Rabu siang.

Di bawah foto tertulis kalimat: Sam Rainsy dan dua pejabat CNRP lainnya (anggota Parlemen terpilih) tiba di Bandara Internasional Soekarno Hatta (Terminal 3) jam 17.30 dengan MH723.

Muncul dugaan Sam Rainsy dilarang masuk Jakarta.

"Ya, dia dilarang pergi ke Jakarta atas perintah Jakarta, bukan Malaysia," kata sumber Kyodo News.

Malaysia Airlines kemudian mengkonfirmasi dalam pernyataan bahwa pihaknya melarang masuk Sam Rainys sesuai instruksi otoritas Indonesia.

Juru bicara Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Sam Fernando membantah Sam Rainsy dilarang masuk Indonesia.

"Tidak ada perintah melarangnha masuk Indonesia," kata Sam Fernando seperti dilaporkan Reuters dan Kyodo News.

Ketua ASEAN Intergovernmental Commission on Human Rights, AICHR dari Indonesia, Yuyun Wahyuningrum menjelaskan kepada Tempo bahwa Sam Rainsy meminta waktu untuk bertemu hari ini.

Sam Rainsy berniat pulang ke negaranya bersama para sejumlah eksil lainnya pada 9 November 2019. Namun Perdana Menteri Kamboja Hun Sen menutup pintu untuk mereka.

Pemerintah Kamboja kemudian mengeluarkan surat pemberitahuan kepada seluruh negara ASEAN untuk tidak mengizinkan Sam Rainsy masuk dan mendeportasinya ke Kamboja.

Thailand memenuhi permintaan Kamboja dengan melarang masuk Sam Rainsy dan Mu Sochua. Sementara otoritas Malaysia membuka pintu bagi para eksil Kamboja termasuk Sam Rainsy dan Mu Sochua.

Berita terkait

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

1 hari lalu

Bertemu di Malaysia, Jusuf Kalla Minta Hamas Bersatu dengan Fatah

Ketua PMI Jusuf Kalla meminta Hamas untuk bersatu dengan Fatah ketika bertemu perwakilan kelompok tersebut di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

1 hari lalu

Malaysia Tolak Larang Perusahaan Pemasok Senjata ke Israel dalam Pameran di Kuala Lumpur

Suara pro-Palestina, termasuk mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, mengatakan perusahaan Lockheed Martin dan MBDA harus dilarang

Baca Selengkapnya

Semburan Erupsi Gunung Ruang sampai Malaysia, Ini Jadwal Penerbangan yang Dibatalkan

20 hari lalu

Semburan Erupsi Gunung Ruang sampai Malaysia, Ini Jadwal Penerbangan yang Dibatalkan

Semburan abu vulkanik erupsi Gunung Ruang di Sulsel membuat penerbangan ke dan dari Sabah dan Sarawak terpaksa dibatalkan.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

23 hari lalu

Pembunuhan di Bandara Kuala Lumpur, Masih Ingat Kematian Kim Jong Nam Adik Kim Jong Un di Sini?

Terjadi penembakan di Bandara Kuala Lumpur. Di tempat ini pula pada 2017 terjadi kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri Kim Jong Un.

Baca Selengkapnya

Mengenal Bubur Lambuk, Menu Buka Puasa Khas Malaysia yang Kaya Rempah

49 hari lalu

Mengenal Bubur Lambuk, Menu Buka Puasa Khas Malaysia yang Kaya Rempah

Legenda bubur lambuk dimulai pada pertengahan abad ke-20, ketika seorang imigran Pakistan membawa resep bubur nasi khasnya ke Malaysia.

Baca Selengkapnya

Drama PPLN Kuala Lumpur, Niat Mewakafkan Diri untuk Negara Berujung di Meja Hijau

50 hari lalu

Drama PPLN Kuala Lumpur, Niat Mewakafkan Diri untuk Negara Berujung di Meja Hijau

Para anggota PPLN Kuala Lumpur tak menyangka niatan mereka untuk terlibat dalam pelaksanaan Pemilu 2024 akan berujung di pengadilan.

Baca Selengkapnya

9 Bazar Ramadan di Kuala Lumpur dan Selangor yang jadi Surga Kuliner selama Bulan Suci

50 hari lalu

9 Bazar Ramadan di Kuala Lumpur dan Selangor yang jadi Surga Kuliner selama Bulan Suci

Bazar Ramadan di Kuala Lumpur dan Selangor menawarkan hidangan lezat tradisional Melayu.

Baca Selengkapnya

Siapa Memulai Kisruh Pemilu di Kuala Lumpur, PPLN atau Partai Politik?

50 hari lalu

Siapa Memulai Kisruh Pemilu di Kuala Lumpur, PPLN atau Partai Politik?

PPLN dan partai politik saling melempar tuduhan tentang siapa yang memulai menambah dan mengungari daftar pemilih di Kuala Lumpur?

Baca Selengkapnya

Kepala Sekretariat PPLN Kuala Lumpur Ungkap Penggantian 1.402 Data Pemilih Tanpa Ada Berita Acara

51 hari lalu

Kepala Sekretariat PPLN Kuala Lumpur Ungkap Penggantian 1.402 Data Pemilih Tanpa Ada Berita Acara

Kepala Sekretariat mengatakan anggota PPLN Kuala Lumpur kerap tak siap dalam menyiapkan agenda penting berhubungan dengan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Jadi Saksi Pemalsuan Data Pemilih, Ketua NasDem Malaysia Pilih Hadiri Sidang Secara Langsung di Jakarta

51 hari lalu

Jadi Saksi Pemalsuan Data Pemilih, Ketua NasDem Malaysia Pilih Hadiri Sidang Secara Langsung di Jakarta

Ketua Partai Nasdem Malaysia memilih hadir secara langsung di sidang agar ia bisa leluasa menjelaskan duduk perkara pemalsuan data pemilih.

Baca Selengkapnya