ISIS Ternyata Bayar Musuh untuk Lindungi Abu Bakr al Baghdadi

Sabtu, 2 November 2019 12:00 WIB

Seorang pria yang mengaku sebagai pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi telah membuat penampilan publik pertamanya di sebuah masjid di pusat kota kedua Irak, Mosul, menurut rekaman video yang diunggah di Internet pada 5 Juli 2014, dalam gambar yang diambil dari video. Seorang komandan salah satu faksi militan di provinsi Idlib di Suriah mengatakan, Baghdadi diyakini telah tewas dalam serangan Sabtu malam yang melibatkan helikopter, pesawat tempur, dan pasukan darat di desa Brisha dekat perbatasan Turki. [Social Media Website via Reuters TV/File Photo]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin ISIS yang diklaim AS tewas, Abu Bakr al Baghdadi, ternyata membayar musuh ISIS di Suriah, untuk memberikannya perlindungan.

Pembayaran ini diberikan kepada milisi rival ISIS menurut bukti pembayaran yang diungkap oleh peneliti. Tanda terima pembayaran yang diperoleh dari pembukuan ISIS yang teliti, menunjukkan bahwa ISIS membayar setidaknya US$ 67.000 atau Rp 938 miliar kepada anggota Hurras al Din, afiliasi tidak resmi Al Qaeda dan musuh ISIS, menurut laporan New York Times, 2 November 2019.

Sementara kelompok saingan menyimpan rahasia al-Baghdadi, ia akhirnya dikhianati oleh orang kepercayaannya sendiri, menurut dua pejabat Amerika pada Rabu, yang berujung pada kematiannya dalam serangan pasukan komando AS Sabtu kemarin.

Rincian baru lainnya tentang serangan itu muncul pada hari Rabu, termasuk pasukan Amerika menemukan sejumlah laptop dan ponsel dari kompleks rumah al Baghdadi, dan menurut Pentagon, enam orang lainnya terbunuh di kompleks itu, selain dari al Baghdadi dan dua anak yang dia bawa ketika dia meledakkan rompi bunuh diri.

Lokasi kompleks perembunyian pemimpin ISIS Abu Bakr al Baghdadi.[Maxar Technologies/The New York Times]

Advertising
Advertising

Al Baghdadi menghabiskan bulan-bulan terakhirnya di sebuah vila terpencil di Barisha, sebuah desa di bagian Provinsi Idlib yang didominasi oleh kelompok-kelompok milisi saingan dan ratusan kilometer dari bekas wilayah ISIS di sepanjang perbatasan antara Suriah dan Irak.

Wilayah tersebut seharusnya menjadi tempat yang tidak ramah bagi pemimpin ISIS, apalagi tempat perlindungan terakhirnya saat ia menjadi salah satu orang yang paling diburu di dunia. Anggota pendahulu Hurras al Din telah membunuh dan dibunuh oleh anggota ISIS.

Buku tanda terima, yang ditemukan di Suriah oleh kontak Asaad Almohammad, seorang pensiunan agen intelijen Amerika, terlihat seperti bukti lainnya yang ditinggalkan oleh para birokrat ISIS di kantor-kantor yang mereka tempati karena administrasi yang pernah mereka jalankan hancur bersama dengan kekhalifahan teritorial mereka.

Buku ini berisi delapan kwitansi tertanggal dari awal 2017 hingga pertengahan 2018 yang menunjukkan pembayaran oleh ISIS kepada anggota Hurras al Din untuk keamanan dan peralatan media, gaji dan biaya logistik. Tanda terima dikeluarkan dengan logo Kementerian Keamanan ISIS dan ditandatangani oleh orang-orang yang diidentifikasi sebagai pejabat Hurras al Din.

Satu kwitansi yang dikeluarkan pada musim panas tahun 2018 mengatakan pembayaran seharga US$ 7.000 atau Rp 100 juta, untuk membayar persiapan pangkalan bagi saudara-saudara yang tiba dari Provinsi Al Khair, nama yang diberikan ISIS ke daerah sekitar Deir al-Zour di Suriah timur. Wilayah ini adalah salah satu sudut terakhir Suriah yang dimiliki kelompok milisi ISIS sebelum kehilangannya awal tahun ini.

Tanda terima itu menyatakan bahwa Hurras al Din membantu memindahkan para kombatan ISIS keluar dari wilayah itu ketika mereka mendapat tekanan dari milisi yang didukung Amerika, yang dipimpin oleh Kurdi.

Almohammad, sekarang seorang peneliti senior di Program Ekstremisme Universitas George Washington, mengatakan bahwa tanda terima itu juga menunjukkan bahwa pada suatu waktu kedua kelompok menganggap diri mereka musuh, ISIS tampaknya telah mencoba menyusup Hurras al Din.

Catatan itu tidak menunjukkan aliansi di tingkat organisasi antara kedua kelompok, kata Aymenn Jawad al-Tamimi, seorang peneliti independen Suriah.

Dia mengutip pernyataan publik oleh Hurras al Din pada Februari yang meminta anggotanya untuk menghindari kontak dengan anggota ISIS, dan sebuah pengumuman oleh ISIS dalam buletin mingguannya pada April 2018 yang mengatakan bahwa anggota Hurras al Din harus dikucilkan.

Tetapi jika dokumen itu asli, katanya, mereka menunjukkan adanya jalur belakang di mana uang ditransfer antara cabang keamanan ISIS yang ditakuti dan anggota tingkat tinggi Hurras al Din.

Dia setuju untuk meninjau delapan kwitansi dan menyimpulkan bahwa mereka tampaknya tidak dipalsukan, berdasarkan terminologi yang mereka gunakan dan tanda terima, yang cocok dengan catatan ISIS lainnya.

Sementara pengumuman pembunuhan al Baghdadi pada hari Minggu mengejutkan banyak orang, ada indikasi sejauh Februari bahwa ISIS tidak hanya menembus sarang saingannya di Provinsi Idlib, dekat perbatasan Turki, tetapi mulai menggunakannya sebagai perlindungan.

<!--more-->

Pada awal Februari, ketika kekhalifahan ISIS menyusut, Pasukan Demokratik Suriah yang didukung Amerika untuk sementara menghentikan kemajuan mereka dan membuka jalur komunikasi dengan ISIS. Dalam negosiasi berikutnya, para pemimpin ISIS menuntut jalan yang aman ke Idlib untuk para milisi mereka yang tersisa, menurut komandan yang diberi penjelasan tentang masalah ini, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin telah memiliki pijakan di sana.

Kedua pejabat Amerika, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas intelijen rahasia, mengatakan bahwa al Baghdadi telah tiba di kompleks di Idlib pada bulan Juli.

Kompleks pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi sebelum serangan udara militer AS di wilayah Idlib Suriah, 26 Oktober 2019. Militer AS menerbitkan rekaman video pertama serangan terhadap sebuah kompleks tempat persembunyian pemimpin ISIS, Abu Bakar al-Baghdadi. U.S. Department of Defense/Handout via REUTERS.

Selama tiga setengah bulan hingga serangan akhir pekan lalu, intelijen Amerika mempertahankan pengawasan di daerah itu, awalnya menganggapnya terlalu berbahaya bagi Pasukan Khusus AS untuk masuk karena kehadiran kelompok-kelompok terkait Al Qaeda dan karena Rusia dan pemerintah Suriah mengendalikan wilayah udara.

Setelah Presiden Trump mengumumkan penarikan pasukan Amerika secara tiba-tiba dari Suriah utara dua minggu lalu, serangan itu segera dilakukan karena Pentagon takut bahwa Amerika Serikat akan kehilangan pengawasan terhadap al Baghdadi.

Meskipun ISIS membayar anggota sel Al Qaeda untuk perlindungan, Abu Bakr al Baghdadi akhirnya dikhianati oleh salah satu dari sedikit orang yang ia percayai, kata para pejabat Amerika.

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

2 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

21 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

22 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

30 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

31 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

33 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

33 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

33 hari lalu

Serangan Moskow Terjadi, Apakah Pengganti KGB telah Kehilangan Tajinya?

Serangan Moskow menimbulkan pertanyaan tentang ketajaman FSB, pengganti KGB, badan intelijen yang kerap dianggap momok bagi Barat.

Baca Selengkapnya

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

34 hari lalu

Macron Sebut Intelijen Prancis Konfirmasi ISIS di Balik Serangan Konser Rusia

Prancis bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa intelijennya mengindikasikan bahwa ISIS bertanggung jawab atas serangan di konser Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

34 hari lalu

Rusia Pertanyakan Klaim ISIS sebagai Dalang Serangan: Ini Upaya AS Lindungi Ukraina!

Rusia menantang pernyataan Amerika Serikat bahwa ISIS menjadi dalang penembakan di sebuah gedung konser di luar Moskow yang menewaskan 137 orang

Baca Selengkapnya