Uang Tak Laku, Warga Venezuela Beli Bensin Pakai Rokok

Senin, 28 Oktober 2019 16:00 WIB

Orang-orang dengan kendaraan mereka mengantre untuk mengisi bahan bakar di pom bensin perusahaan minyak negara PDVSA di Ciudad Guayana, Venezuela, 17 Mei 2019. [REUTERS / William Urdaneta]

TEMPO.CO, Jakarta - Warga Venezuela mulai menggunakan rokok dan barter barang lain untuk membeli bensin karena mata uang semakin tidak bernilai akibat hiperinflasi.

Pengendara di Venezuela telah lama menikmati bensin termurah di dunia, dengan bahan bakar yang sangat disubsidi. Tetapi ekonomi berantakan sehingga pengemudi sekarang membayar untuk mengisi dengan sedikit makanan, permen atau hanya sebatang rokok.

Barter mulai dilakukan di pom bensin karena hiperinflasi membuat mata uang kertas Venezuela, bolivar, sulit ditemukan dan membuat beberapa denominasi sama sekali tidak berharga, sehingga tidak ada yang akan menerimanya.

Tanpa uang tunai di dompet mereka, pengemudi seringkali menyerahkan sekantong beras, minyak goreng, atau apa pun yang diterima petugas pom bensin, menurut laporan New York Times, 28 Oktober 2019.

"Anda bisa membayar dengan rokok," kata Orlando Molina, ketika mengisi bensin. "Bukan rahasia bagi siapa pun bahwa itu (mata uang Bolivar) tidak ada artinya."

Advertising
Advertising

Bensin sangat murah sekali sehingga petugas stasiun tidak tahu harganya. Pengemudi-pengangkut tangan kosong dilambaikan tangan, tidak membayar apa-apa.

Sistem barter ini, walaupun mungkin membuat iri pengemudi yang kekurangan uang di luar negeri, hanyalah gejala lain dari kekacauan di Venezuela.

Para pendukung oposisi menyelamatkan paket bantuan kemanusiaan dari truk yang terbakar di Cucuta, perbatasan antara Kolombia dan Venezuela, 23 Februari 2019. Krisis Venezuela semakin memanas akibat Presiden Nicolas Maduro memutuskan menolak bantuan kemanusiaan yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS). REUTERS

Negara Amerika Selatan yang berpenduduk sekitar 30 juta jiwa ini dicengkeram oleh krisis ekonomi dan politik yang semakin dalam.

Lebih dari 4 juta warga Venezuela telah melarikan diri dari negara itu dalam beberapa tahun terakhir, untuk meloloskan diri dari upah rendah, rumah sakit yang rusak, layanan dasar yang terbengkalai dan kurangnya keamanan.

IMF mengatakan inflasi diperkirakan akan mencapai 200.000 persen tahun ini. Venezuela menghilangkan lima nol dari mata uangnya tahun lalu dalam upaya sia-sia untuk mengimbangi inflasi. Melonjaknya harga dengan cepat melahap denominasi baru.

Pecahan mata uang terkecil yang beredar, 50 bolivar, bernilai sekitar seperempat dolar AS. Bus kota dan bahkan bank tidak menerimanya, dengan alasan akan membutuhkan begitu banyak pecahan uang untuk membayar bahkan barang-barang paling sederhana yang tidak akan sepadan dengan nilainya. Pecahan terbesar, 50.000 bolivar, sama dengan US$ 2,50 atau Rp 35 ribu.

Venezuela, yang memiliki cadangan minyak terbesar dunia, pernah kaya. Tetapi kehancuran ekonomi membuatnya miskin, yang disebut oleh para kritikus akibat dua dekade korupsi dan salah urus di bawah pemerintahan sosialis.

Cengkeraman Presiden Nicolas Madu ditantang politisi oposisi Juan Guaido, yang mendapat dukungan dari Amerika Serikat dan lebih dari 50 negara lain yang menentang pemilihan kembali Maduro pada 2018 dan menyebut pemilu Venezuela curang.

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

9 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

13 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tren Kenaikan Konsumsi Bensin di Jateng dan DIY saat Libur Lebaran 2024 Melebihi Prediksi

19 hari lalu

Tren Kenaikan Konsumsi Bensin di Jateng dan DIY saat Libur Lebaran 2024 Melebihi Prediksi

Konsumsi puncak konsumsi bensin terjadi di ruas tol Trans Jawa terjadi di H+4 Lebaran atau 14 April 2024.

Baca Selengkapnya

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

28 hari lalu

Amerika Latin Mengutuk Serangan Ekuador terhadap Kedutaan Meksiko

Nikaragua bergabung dengan Meksiko memutuskan hubungan dengan Ekuador setelah pasukan menyerbu kedutaan Meksiko di Quito.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

28 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Ketika Isi BBM Kendaraan di SPBU Jangan Lakukan 5 Kegiatan Ini, Apa Alasannya?

31 hari lalu

Ketika Isi BBM Kendaraan di SPBU Jangan Lakukan 5 Kegiatan Ini, Apa Alasannya?

Mengapa dilarang gunakan ponsel saat mengisi BBM kendaraan di SPBU? Apa lagi yang tak boleh dilakukan di SPBU?

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

31 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

42 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

44 hari lalu

FT: AS Desak Ukraina Hentikan Serangan ke Fasilitas Migas Rusia

Amerika Serikat mendesak Ukraina untuk menghentikan serangan terhadap infrastruktur energi Rusia.

Baca Selengkapnya