Kasus Pembunuhan Kekasih Jadi Pemicu Unjuk Rasa di Hong Kong

Rabu, 23 Oktober 2019 20:57 WIB

Chang Tong Kai, warga Hong Kong menjadi tersangka pembunuh kekasihnya saat berlibur di Taiwan tahun lalu. Kasus Chang mendorong pembahasan RUU Ekstradisi karena tersangka tidak dapat dibawa ke Taiwan untuk diadili karena tidak ada perjanjian ekstradisi dengan Hong Kong.

TEMPO.CO, Jakarta - Unjuk rasa besar-besaran selama 5 bulan di Hong Kong ternyata dipicu oleh perkara kriminal pria pembunuh kekasih saat berlibur di Taiwan.

Kejahatan yang dilakukan Chan Tong-kai, 20 tahun, memicu Beijing menggodok Rancangan Undang-Undang Ekstradisi ke Cina untuk setiap kasus kriminal yang terjadi di Hong Kong.

Gagasan Beijing itu malah memicu ketegangan politik dan tuntutan warga Hong Kong menjadi negara merdeka.

Chan pada hari Rabu, 23 Oktoer 2019 menyatakan permohonan maaf kepada warga Hong Kong setelah dibebaskan dari penjara atas perkara pencucian uang.

Dia mendekam selama 19 bulan di penjara di Hong Kong. Perkara ini terkait dengan pembunuhan yang dia lakukan terhadap kekasih di Taiwan pada Februari 2018.

Advertising
Advertising

"Saya bersedia atas tindakan impulsif saya dan hal yang saya lakukan salah untuk menyerahkan diri ke Taiwan untuk menjalani hukuman," kata Chan dalam permohonan maaf secara terbuka, sebagaimana dilaporkan South China Morning Post.

"Saya harap hal ii dapat memberikan sedikit kelegaan kepada keluarganya dan (kekasihnya yang sudah tewas Poon Hiu-wing) dapat beristirahat dalam tenang," ujar Chan.

Chan membunuh kekasihnya di dalam kamar hotel di Taiwan dalam pertengkaran hebat dipicu pengakuan kekasihnya sedang hamil. Pelakunya mantan kekasihnya. Wanita ini juga menunjukkan tayangan berhubungan seks dengan pria lain melalui video.

Keduanya sudah bertengkar di bandara saat mengatur barang bawaan mereka untuk ditaruh ke koper pink yang baru dibeli. Chan menggunakan koper pink menyimpan jasad kekasihnya dan dibuang di satu tempat di pinggiran kota Taipei.

Dia kemudian terbang ke Hong Kong untuk menghapus jejak kejahatannya. Orang tua korban merasa curiga dan melakukan pencarian anak mereka yang tak kunjung pulang.

Polisi Taiwan menemukan jasad Poon dan memburu Chan. Namun, Taiwan dan Hong Kong tidak memiliki perjanjian ekstradisi, sehingga Chan tidak dapat dibawa ke Taiwan untuk dituntut.

Jejak kejahatan Chan terungkap di Hong Kong setelah dia menggunakan kartu kredit kekasihnya untuk menarik uang untuk mbayar tiket pesawat dan tagihan kartu kredit miliknya.

Hong Kong menjerat Chan dengan dakwaan kejahatan pencucian uang dan dijebloskan ke penjara. Setelah sepenuhnya menjalani hukuman, Chan bersiap menghadapi tuntutan hukum atas pembunuhan kekasihnya di Taiwan.

Berita terkait

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

2 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

1 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

1 hari lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

2 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

2 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

2 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

3 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

3 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Deretan Tuntutan Unjuk Rasa Gabungan Buruh dan Mahasiswa Surabaya

Unjuk rasa Hari Buruh Internasional dengan pagelaran teatrikal dan aksi berjalan kaki (long march)

Baca Selengkapnya

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

3 hari lalu

Unjuk Rasa Saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Deretan Masalah Ini yang Disoroti

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya