Cerita Dua WNI Pakai Baju Adat Jawa Temui Paus Fransiskus

Minggu, 20 Oktober 2019 18:30 WIB

Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro (batik biru), dan wartawan Investor Daily dari BeritaSatu Group, Gora Kunjana (busana lurik), dalam Audiensi Umum dengan Paus Fransiskus pada Rabu 16 Oktober 2019.[Dok. Istimewa/PEN@ Katolik]

TEMPO.CO, Jakarta - Bertemu dengan Paus Fransiskus adalah hal yang tak terbayar bagi dua WNI, AM Putut Prabantoro dan Gora Kunjana, bahkan mesti sabar menahan lapar.

Keduanya bercerita bagaimana mencetus ide memakai busana adat Jawa untuk menarik perhatian Paus dari ratusan ribu pengunjung yang hadir dalam Audiensi Umum pada Rabu, 16 Oktober 2019.

Dalam rilis PEN@ Katolik yang diperoleh Tempo, 20 Oktober 2019, Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro, dan wartawan Investor Daily dari BeritaSatu Group, Gora Kunjana, sudah tiba di lokasi sejak subuh. Padahal akses baru dibuka pukul 8 pagi, namun karena ini mereka bisa memilih tempat strategis bertemu Paus. Mereka pun bersabar menahan lapar menunggu Paus sampai pukul 8.

Alhasil adalah kertas bertuliskan Pace Per Il Popolo Indonesiano – La Mia Benedizione, Papa Francesco (Damai Untuk Bangsa Indonesia – Berkatku, Paus Fransiskus), ditandatangani oleh Paus Fransiskus sesaat setelah beliau melirik ke arah keduanya.

Paus Fransiskus memberi berkat kepada Bangsa Indonesia melalui tulisan tersebut dan mendoakan perdamaian bangsa menjelang pelantikan Presiden Joko Widodo.

Advertising
Advertising

"Malam sebelumnya, draf berkat itu ditulis bersama Suster Matilda INSC, Suster Maria Matrona Ola INSC dan Pastor Suherman Pr dari Keuskupan Tanjung Karang. Ketiganya sedang studi di Roma, Italia. Suster Matrona Ola diminta menuliskan draf berkat yang sudah disepakati," kata Putut Prabantoro.

Kertas berkat yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus untuk Indonesia ketika disampaikan Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro, dan wartawan Investor Daily dari BeritaSatu Group, Gora Kunjana, dalam Audiensi Umum dengan Paus Fransiskus pada Rabu 16 Oktober 2019.[Dok. Istimewa/PEN@ Katolik]

Bagi Putut Prabantoro, Alumnus Lemhannas RI – PPSA XXI, itu adalah perjumpaan kedua dengan Paus Fransiskus setelah yang pertama pada 28 Oktober 2015. Sementara untu pertemuan pertamanya, Gora Kunjana memberikan kepada Paus baju batik dari Indonesia yang merupakan titipan dari Ketua Forkoma PMKRI, Hermawi Taslim.

Menurut Gora Kunjana, mengenakan busana adat Jawa adalah salah satu bentuk upaya menarik perhatian Paus. "Tadinya kami ingin membatalkan karena malam sebelumnya hujan deras mengguyur Kota Roma. Namun karena sudah kepalang tanggung, kami tetap mengenakan busana adat Jawa. Jika nanti ada perubahan cuaca dan hujan datang, ya risiko harus ditanggung."

Menurut Gora Kunjana, mengenakan busana tradisional dalam audiensi bukan ide yang salah. Namun, katanya, tetap tidak menjamin bahwa Paus akan menengok ke arah mereka.

"Semua serba tidak pasti, para peziarah tetap bahagia sekalipun tidak bersalaman dengan Paus. Tapi yang kami alami adalah suatu mukjizat, Paus menengok kepada kami, Paus menghampiri dan kami bersalaman agak lama dan bahkan menandatangani kertas yang dibawa oleh Mas Putut Prabantoro," aku Gora Kunjana.

Ketua Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro (batik biru), dan wartawan Investor Daily dari BeritaSatu Group, Gora Kunjana (memegang kertas/busana lurik), dalam Audiensi Umum dengan Paus Fransiskus pada Rabu 16 Oktober 2019.[Dok. Istimewa/PEN@ Katolik]

Seperti biasa, Paus mengenakan mobil kebesarannya dan jalur pertama adalah melewati depan peziarah yang duduk paling depan termasuk Putut Prabantoro dan Gora Kunjana. Kehadiran Paus di publik langsung disambut tepuk tangan dan teriakan "Papa Francesco." Putut dan Gora juga meneriakkan "Papa Francesco." Tiba-tiba Paus menengok kepada keduanya agak lama, seakan memberi tanda.

"Paus mengenal kalian sepertinya. Itu tangannya menunjukkan sesuatu dan matanya terus kepada kalian," kata Rosa, peziarah dari Italia, yang duduk di sebelah Putut Prabantoro. Paus terus berkeliling dan teriakan "Papa Francesco" dari ratusan ribu peziarah tidak surut. Yang di duduk di baris paling depan tidak tahu apa yang sedang terjadi di belakang.

"Dan ketika kendaraan kebesaran berhenti di depan tribun setelah berkeliling, tiba-tiba Paus turun dan menghampiri kami. Tepat seperti yang dikatakan oleh Ibu Rosa dari Italia. Sungguh kami merasa menjadi perhatian Paus. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Mas Putut Prabantoro mengeluarkan kertas yang harus ditandatangani Paus dan saya memberikan hadiah batik. Ketika Paus disodori kertas, beliau membaca sesaat dan menandatanganinya dengan spidol hijau yang telah kami siapkan. Dan....Paus memberkati bangsa Indonesia dan berharap bangsa Indonesia damai," cerita Gora Kunjana, yang mengaku bersama Putut Prabantoro saat bertatap langsung dengan Paus Fransiskus.

Berita terkait

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

1 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

2 hari lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

2 hari lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

2 hari lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

3 hari lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

3 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

4 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

6 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

7 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

7 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya