Apa Saja Poin Proposal Brexit Boris Johnson yang Baru?
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Jumat, 18 Oktober 2019 19:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Boris Johnson dengan Uni Eropa telah menyepakati 64 halaman revisi perjanjian baru Brexit.
Setelah berhari-hari bernegosiasi, dokumen-dokumen tersebut memamerkan bagaimana kesepakatan Johnson berbeda dari yang dicapai pendahulunya, Theresa May, yang berakhir dengan serangkaian kekalahan yang memalukan di Parlemen Inggris.
Menurut laporan New York Times, 18 Oktober 2019, ini adalah penentuan apakah kesepakatan Johnson mengalami nasib yang sama dengan Theresa May.
Perbatasan Irlandia jadi pengahalang terbesar
Bagi Inggris, bagian tersulit meninggalkan Uni Eropa telah terbukti sebagai perbatasan Irlandia, garis tak terlihat antara Irlandia Utara yang merupakan bagian Inggris dan Republik Irlandia yang merupakan bagian dari Uni Eropa.
Sejak berdiri, perbatasan tidak tersentuh oleh pos pabean maupun pemerikan fisik karena kedua wilayah bagian dari Uni Eropa, berada di pabean dan pasar tunggal yang sama.
Theresa May memiliki solusi yang disebut sebagai backstop. Solusi ini membuat seluruh Inggris tetap berada di serikat pabean Eropa mungkin tanpa ada batas waktu dan memaksa untuk memberlakukan tarif yang sama dengan negara-negara Eropa lainnya. Dan ini mengharuskan Irlandia Utara untuk lebih dekat dengan aturan pasar tunggal Eropa.
Backstop bagi Brexit garis keras adalah hal yang tidak benar, juga anggota parlemen Irlandia Utara yang sangat peduli tentang ikatan Inggris dan Irlandia Utara dan membenci segala perbedaan dalam aturan perdagangan antara keduanya. Sehingga Johnson mencoba mencari solusi lain, yaitu menghentikan backstop tetapi memakai versi berbeda dari beberapa fitur yang paling kontroversial.
Apa rencana pengganti Backstop?
Rencana Johnson yang belum disebutkan namanya akan menarik seluruh Inggris Raya dari serikat pabean Eropa. Ini merupakan kemenangan besar bagi Brexit yang mana membuka jalan ke Inggris untuk mencapai sendiri kesepakatan dagangnya, termasuk dengan AS. Hal ini juga diharapkan untuk menghilangkan serikat pekerja di Irlandia Utara yang secara hukum bagian dari wilayah pabean Inggris.
Untuk menghindari pengecekan pada barang-barang dari Irlandia Utara ke Republik Irlandia adalah dengan menerapkan aturan dan prosedur tarif Uni Eropa bagi Irlandia Utara. Sama dengan yang dilakukan Republik Irlandia.
Kesepakatan Johnson juga membuat Irlandia Utara selaras dengan aturan pasar tunggal Eropa berkaitan dengan produk industri dan barang pertanian.
Dalam praktiknya Inggris harus menempatkan perbatasan di Laut Irlandia dan memaksa pemeriksaan peraturan dan bea cukai untuk barang-barang yang lewat dari Inggris ke Irlandia Utara. Menurut analisis, ini akan menciptakan pemisah antara bagian yang berbeda dari Inggris dan tidak akan disetujui oleh Perdana Menteri menurut May.
Johnson mencoba untuk mengurangi dampak perbatasan Laut Irlandia dengan sistem rabat untuk menangkal tarif Uni Eropa yang lebih tinggi.
Sejauh ini, sistem pemeriksaan baru ini tebukti berat bagi pembuat undang-undang serikat buruh Irlandia Utara yang sudah menolak kesepakatan Johnson dan akhirnya bisa membatalkannya.
Bagaimana dengan rencana yang baru?
<!--more-->
Keberatan utama lainnya terhadap rencana backstop May adalah pemimpin terpilih di Irlandia Utara, wilayah paling terpengaruh, dalam aturan perdagangan tidak menyebutkan apa yang mereka ikuti maupun berapa lama mereka bertahan. Pada titik ini, Johnson memenangkan konsesi besar dari para pemimpin Eropa.
Kesepakatan yang baru memberi badan terpilih Irlandia Utara kesempatan untuk mempertimbangkan pengaturan dan berpotensi menolak kewajibannya. Namun, Irlandia Utara tidak bisa serta merta keluar dari aturan perdagangan Eropa. Ini akan berlaku pada akhir masa transisi pada 2020 dan bertahan selama empat tahun.
Partai Uni Demokrat dengan sendirinya tidak dapat menarik Irlandia Utara keluar dari aturan Eropa. Majelis dapat terus memberikan suara pada perjanjian setiap beberapa tahun.
Tentang persaingan usaha yang sehat (level playing field)
Sumber utama keprihatinan dalam negosiasi ini adalah tentang berfungsinya salah satu pasar tunggal terkaya di dunia level playing field atau persaigan usaha sehat. Untuk negara-negara Uni Eropa ini berarti mengikuti standar produk umum untuk makanan dan barang dagangan. Setelah memutuskan keluar, Inggris kemungkinan tergoda untuk mengganti aturan. Saat ini untuk sementara Inggris dilihat sebagai yang terbaik di dunia dalam hal perlindungan konsumen.
Menyetujui hal ini, akan memungkinkan Inggris dan Uni Eropa bernegosiasi dengan cepat tentang perjanjian perdagangan bebas dan penghilangan banyak birokrasi yang akan muncul bersamaan dengan Brexit. Johnson dengan jelas mengatakan ketidaktertarikannya mematuhi aturan Eropa.
Diskusi tentang hal ini telah diturunkan ke deklarasi politik yang tidak mengikat kedua pihak yang berarti dapat diubah di kemudian hari.
Bagaimana masa depan Inggris dan Uni Eropa?
Ini mungkin menjadi akhir dari negosiasi dan menjadi awal pembicaraan untuk babak baru dalam hubungan Inggris dengan Uni Eropa. Kedepannya akan menjadi masalah perdebatan dan negosiasi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun.
Dalam deklarasi politik adanya kesepakatan bekerja sama untuk menjaga ketertiban nasional berdasarkan aturan. Bagian penting dari hubungan ini berpusat pada hubungan dagang Inggris dengan blok yang menjadi mitra dagang nomor satu.
Para pejabat Uni Eropa menginginkan perjanjian perdagangan bebas dengan Inggris dan perjanjian politik. Namun, melihat sejarah perjanjian seperti ini bisa memerlukan waktu bertahun-tahun dalam proses negosiasi dan akan bertambah rumit jika Inggris menyimpang dari standar yang ditentukan Eropa tentang produksi barang.
Hal ini juga bisa mengalami kemunduran jika lingkungan global menjadi penuh dan rumit sehingga Uni Eropa dan Inggris menemukan mereka berada di sisi yang berlawanan setelah Brexit.