Hong Kong Resmi Larang Pengunjuk Rasa Pakai Penutup Wajah

Sabtu, 5 Oktober 2019 07:00 WIB

Seorang pemrotes anti-pemerintah yang mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, setelah media lokal melaporkan larangan penggunaan masker wajah di di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. Larangan penggunaan masker bagi pendemo, dianggap sebagai sebuah langkah yang menjadi titik balik mengarahkan Hong Kong ke otoriterianisme. REUTERS/Jorge Silva

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Hong Kong Carrie Lam pada Jumat, 4 Oktober 2019, menggunakan kekuatan darurat untuk memberlakukan larangan penggunaan penutup wajah bagi para demonstran. Larangan itu diterbitkan menyusul gelombang unjuk rasa yang masih berlanjut.

Para pengunjuk rasa biasanya menutupi wajah mereka saat turun ke jalan untuk menutupi identitas mereka.

Lam mengumumkan larangan menggunakan penutup wajah bagi para demonstran akan berlaku per Sabtu, 5 Oktober 2019. Aturan ini berlaku di bawah undang-undang darurat yang memungkinkan setiap pembuat kebijakan di level manapun ditujukan semata demi kepentingan publik.

Kekuatan darurat digunakan terakhir kali oleh pemerintah Hong Kong lebih dari 50 tahun silam. Undang-undang darurat memungkinkan diberlakukannya jam malam, sensor media dan pengendalian pelabuhan serta transportasi umum.

Pekerja kantor anti-pemerintah mengenakan topeng menghadiri protes waktu makan siang, setelah media lokal melaporkan larangan yang diharapkan atas masker wajah di bawah hukum darurat, di Central, di Hong Kong, Cina, 4 Oktober 2019. REUTERS/Tyrone Siu

Advertising
Advertising

Dikutip dari reuters.com, Lam tidak memberikan penjelasan spesifik soal sanksi yang mungkin diambil setelah pelarangan pengunjuk rasa menggunakan penutup wajah.

"Langkah ini untuk memadamkan ketegangan dan kekerasan," kata Lam.

Departemen Hubungan Dalam Negeri Hong Kong dan Makau memuji langkah yang diambil Lam ini. Unjuk rasa di Hong Kong saat ini telah berubah menjadi sebuah revolusi warna, yakni sebuah istilah yang mengacu pada gelombang unjuk rasa di Ukraina dan negara bekas pecahan Uni Soviet lainnya untuk menghapus pemerintahan berkuasa melalui pengaruh kekuatan eksternal.

Gelombang unjuk rasa di Hong Kong berlangsung hampir empat bulan dan saat ini Hong Kong telah terperosok dalam krisis politik terbesar sejak wilayah itu diserahkan Inggris ke Cina pada 1997 di bawah aturan satu negara dua sistem. Aturan itu memberikan otonomi yang besar dan luas kepada Hong Kong serta kebebasan yang tidak di nikmati masyarakat Cina.

Berita terkait

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

14 jam lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

19 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

2 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

2 hari lalu

Kelompok Yahudi Memprotes Pengiriman Senjata AS ke Israel

Ribuan pengunjuk rasa ikut protes yang dimpimpin kelompok-kelompok Yahudi untuk perdamaian di Brooklyn, New York, mendesak AS berhenti kirim senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

4 hari lalu

Kampus-kampus AS Diguncang Unjuk Rasa Pro - Palestina, Mahasiswa Ditangkapi

Polisi menangkapi mahasiswa di New York University yang berunjuk rasa mendukung Palestina.

Baca Selengkapnya

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

5 hari lalu

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

Warga berencana tetap menggelar unjuk rasa, bila BRIN tak memenuhi permintaan mereka.

Baca Selengkapnya

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

5 hari lalu

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

Perwakilan warga yang menolak penutupan jalan BRIN, Rojit mengatakan unjuk rasa ketiga kalinya ini akan digelar di depan kantor BRIN.

Baca Selengkapnya

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

6 hari lalu

Lokasi Patung Kuda Arjuna Wijaya Jakarta Kerap Jadi Pusat Unjuk Rasa, Begini Sejarah Pendiriannya

Patung Kuda Arjuna Wijaya di Jalan Medan Merdeka Jakarta kerap jadi sentral unjuk rasa. Terakhir demo pendukung 01 dan 02 terhadap sengketa pilpres.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

8 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

8 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya