Remaja Hong Kong yang Tertembak Jadi Tersangka Pelaku Kerusuhan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 4 Oktober 2019 09:01 WIB

Para pengunjuk rasa melempar bom bensin ke markas polisi regional New Territories South, Hong Kong, 2 Oktober 2019.[Dickson Lee/South China Morning Post]

TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi mengenakan tuduhan pelanggaran tindak kriminal kepada remaja Hong Kong, yang tertembak peluru tajam petugas saat unjuk rasa pada Selasa, 1 Oktober 2019.

Tsang Chi-kin, 18 tahun, menjadi tersangka dan dikenai pasal melakukan tindak kerusuhan dan penyerangan terhadap petugas polisi pada unjuk rasa yang diwarnai kerusuhan pada Selasa.

Sekitar seratus orang terluka dan polisi menembakkan 1.400 kaleng gas air mata. Polisi juga menembakkan 900 butir peluru karet serta lima peluru tajam kepada perusuh yang melemparkan bom molotov serta menggunakan tongkat besi.

“Dia merupakan satu dari tujuh orang yang terkena tuduhan terlibat kerusuhan dan kasusnya mulai disidang di Pengadilan Sha Tin pada Kamis (kemarin),” begitu dilansir Channel News Asia pada Kamis, 3 Oktober 2019.

Media Hong Kong RTHK melansir Tsang tidak bisa menghadiri persidangan karena masih dirawat di rumah sakit. Kondisinya disebut relatif stabil. Pelaku kerusuhan bisa terkena hukuman maksimal penjara sepuluh tahun.

Advertising
Advertising

Tsang yang juga disebut Tony terkena tembakan peluru tajam pada Selasa kemarin di Distrik Tsuen Wan. Sejumlah foto menunjukkan dia termasuk demonstran yang menyerang polisi dengan tongkat dan payung.

Polisi membela tindakan anggotanya yang menembak Tsang dengan peluru tajam dengan alasan saat itu polisi terancam karena terkepung sejumlah pengunjuk rasa yang bertindak brutal.

“Demonstran bertindak sangat kejam. Mereka menggunakan palu, dan tongkat besi untuk menyerang rekan kami yang terjatuh. Mereka juga menggunakan tongkat kayu yang dibuat runcing untuk menyerang rekan kami,” kata seorang juru bicara polisi dari distrik Tse Chun-chung.

Juru bicara polisi juga memprotes apakah para pengritik mempertimbangkan keselamatan polisi saat terkena tusukan demonstran. “Apakah mereka membedakan nyawa polisi dan penyerang,” kata dia.

Namun, pengritik mengatakan polisi menembak demonstran setelah sebelumnya mempersiapkan senjatanya untuk menembak. Ini merupakan insiden pertama demonstran tertembak peluru tajam dalam unjuk rasa empat bulan terakhir di salah satu pusat industri keuangan di Asia ini.

Sekitar 200 orang pendukung menghadiri proses persidangan pada Kamis kemarin.

Polisi mendesak pemerintah Hong Kong menerapkan aturan jam malam untuk melarang warga berkeliaran dan berunjuk rasa hingga pagi hari. Polisi juga meminta pemerintah Hong Kong menerapkan UU Darurat sehingga mereka memiliki kewenangan lebih untuk menyensor media dan melakukan penangkapan. UU Darurat dibuat pada 1922 dan sudah sekitar 50 tahun tidak digunakan.

Hong Kong mengalami goncangan stabilitas hebat setelah pemerintah berupaya mengesahkan legislasi ekstradisi, yang ditolak masyarakat. Aturan itu, seperti dilansir Reuters, memungkinkan pemerintah mengekstradisi warganya yang diduga melanggar hukum ke Cina. Meski legislasi telah ditarik dari parlemen, warga terus berunjuk rasa menuntut diterapkannya sistem demokrasi agar bisa memilih pemimpin secara langsung.

Berita terkait

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

2 hari lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

8 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

8 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

9 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

9 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

10 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

16 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

16 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya