Temui Publik Hong Kong, Carrie Lam Tolak Selidiki Polisi

Jumat, 27 September 2019 08:03 WIB

Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam bertemu publik selama dialog di Stadion Queen Elizabeth di Wan Chai, 26 September 2019.[Winson Wong/South China Morning Post]

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam menolak membuka penyelidikan dugaan kekerasan polisi terhadap demonstran dalam sebuah audiensi publik.

Warga Hong Kong pada hari Kamis hadir dalam dialog dengan Carrie Lam setelah ebih dari tiga bulan protes anti-pemerintah.

Stadion Queen Elizabeth di Wan Chai di jaga ketat ketika massa memarahi Kepala Eksekutif Carrie Lam Cheng Yuet-ngor tentang mengapa terlalu lama mengumumkan penarikan resmi RUU Ekstradisi Carrie Lam juga tidak mau memenuhi tuntutan lain pengunjuk rasa, yakni penyelidikan independen terhadap tuduhan kebrutalan polisi.

Menurut South China Morning Post, 27 September 2019, ada 3.000 petugas telah dikerahkan. Setidaknya 100 personel, banyak dari mereka yang mengenakan perlengakan antihuru-hara, terlihat memasuki stadion sebelum pukul 19:00.

Lebih dari 130 peserta, dipilih secara acak dari lebih dari 20.200 yang telah mendaftar, harus melewati detektor logam dan tas mereka diperiksa oleh mesin sinar-X. Helm dan masker gas dilarang, dan tidak ada botol jenis apa pun yang diizinkan masuk.

Advertising
Advertising

Dikutip dari New York Times, banyak dari 70 orang yang dipilih secara acak untuk mengajukan pertanyaan di antara 150 orang yang diizinkan masuk. Mereka diberi waktu tiga menit untuk bertanya.

"Ada banyak pengunjuk rasa di luar malam ini. Mengapa Anda tidak menghadapinya secara langsung, alih-alih hanya memilih 150 anggota audiens dan memberi mereka masing-masing tiga menit untuk berbicara?" seorang peserta bertanya.

"Bendera dan lambang nasional telah dinodai. Guru memiliki sentimen anti-polisi, sementara pengunjuk rasa membakar stasiun MTR. Saya benar-benar patah hati melihat semua ini. Sinyal apa yang kami kirimkan ke daerah tetangga?" kata yang lain menyesalkan kegagalan hukum dan ketertiban.

Hampir setengah dari 30 orang yang mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaannya berfokus pada seruan untuk membentuk komisi penyelidikan tentang penggunaan kekuatan oleh polisi, yang Carrie Lam tolak. Carrie Lam berdalih bahwa Dewan Pengaduan Polisi Independen (IPCC) sudah bekerja dengan baik dan yang terbaik adalah menyerahkannya kepada pengawas.

"Bukankah kita harus membiarkan IPCC menyelesaikan pekerjaannya dalam beberapa bulan, kemudian membuat keputusan apakah kita bisa menerima kesimpulannya atau tidak?" kata Lam.

"Polisi telah menjadi alat politik dan tidak ada mekanisme untuk memantau operasi mereka. IPCC hanyalah macan ompong," kata seorang peserta.

Penanya juga mengeluh bahwa tidak ada satu pun pejabat tinggi yang bertanggung jawab atas kinerja dan kesalahan yang buruk sejak Juni, ketika protes pertama kali pecah.

"Apakah Anda akan membatalkan sistem akuntabilitas politik? Malam ini banyak dari kita meminta komisi penyelidikan. Jika Anda tidak mengindahkan seruan ini, apa gunanya dialog hari ini?" lanjut penanya.

Seorang mahasiswa dengan emosional bertanya, "Pernahkah Anda bersimpati kepada orang-orang yang dilukai dengan gas air mata atau dipukuli oleh polisi? Anda hanya peduli tentang pintu di stasiun MTR yang dirusak. Anda telah mengajar saya, orang yang naif, bahwa protes damai tidak dapat membuat perbedaan."

"Saya akui saya tidak melakukan pekerjaan dengan baik dalam aspek ini dalam dua tahun terakhir, dan kadang-kadang ada masalah pemutusan hubungan dengan orang-orang . Saya mengerti dan mengetahuinya dengan baik. Saya berharap untuk melakukan perbaikan," kata Lam.

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam (tengah), pada pertemuan balai kota pada hari Kamis.[Yik Fei/The New York Times]

Lam juga mengumumkan bahwa polisi akan berhenti menggunakan Pusat Penahanan San Hing Ling di dekat perbatasan dengan Cina daratan, yang digunakan untuk menahan para demonstran yang ditangkap. Ada keluhan tentang pelecehan terhadap mereka yang ditahan, yang dibantah oleh polisi.

Tetapi Carrie Lam tetap bersikeras bahwa tuntutan penyelidikan polisi, termasuk pemberian amnesti bagi mereka yang ditangkap, tidak sejalan dengan aturan hukum.

"Apa yang terjadi dalam tiga bulan terakhir telah menghancurkan hati banyak orang. Seperti banyak orang di masyarakat, saya berharap kekacauan dan kekerasan dapat berakhir dengan cepat," kata Lam.

"Kepercayaan pada pemerintah telah jatuh, tetapi saya berharap untuk mengembalikan ini tepat waktu, setidaknya sebagian," kata kepala eksekutif.

Ketika sesi berakhir sekitar pukul 21.30 malam, setelah berjalan setengah jam, ada desakan di antara para peserta untuk mendaftar pada dialog berikutnya, yang menurut para pejabat akan lebih mendalam.

Di luar venue, pengunjuk rasa radikal di antara kerumunan yang berkumpul mulai menyusun batu bata dan memblokir persimpangan Queen's Road East dan Morrison Hill Road untuk mencegah Carrie Lam pergi.

Empat jam setelah acara berakhir, sebagian besar pengunjuk rasa telah menghilang, membiarkan Carrie Lam dan para menteri Hong Kong meninggalkan stadion pada pukul 1.30 pagi.

Berita terkait

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

17 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

18 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

19 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

19 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

1 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

1 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

1 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

1 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

2 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

2 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya