Amerika Ketatkan Aturan, CEO Rokok Elektrik Mengundurkan Diri

Kamis, 26 September 2019 16:30 WIB

Seorang pengunjung mencobai rasa dari cairan liquid yang dijual dalam kompetisi Vapor Cloud di Vape Summit 3 di Las Vegas, Nevada, 2 Mei 2015. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kevin Burns, CEO Juul Labs, sebuah perusahaan pembuat rokok elektrik mengumumkan pengunduran diri pada Rabu, 25 September 2019. Keputusan Burns itu tampaknya sebagai dampak dari kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang melarang vape atau rokok elektrik.

Posisi yang ditinggalkan Burns akan diisi oleh K.C. Crosthwaite, seorang pejabat di Altria, sebuah perusahaan rokok raksasa yang membeli 35 persen saham Juul.

Burns mengundurkan diri ketika pembicaraan merger antara investor terbesarnya Altria dan Philip Morris gagal. Altria dan Philip Morris tak bisa menghadapi ketatnya peraturan rokok elektrik, dan memutuskan untuk lebih baik fokus pada peluncuran IQOS yang dapat membentuk kembali industri tembakau.

Altria Group saat ini menghadapi pengawasan yang ketat di pasar dalam negeri menyusul semakin banyak remaja menggunakan rokok elektrik. Altria Group mengatakan pada Rabu kemarin akan menangguhkan semua iklan di Amerika Serikat.

Keputusan Altria Group itu dikarenakan pemerintahan Presiden Donald Trump mengumumkan rencana untuk menghapus semua jenis rokok elektrik di semua toko setelah sangat populer di kalangan remaja. Jumlah siswa sekolah menengah yang menggunakan rokok elektrik meningkat lebih dari dua kali lipat dalam dua tahun terakhir, dimana 2,75 persen murid telah mencoba rokok elektrik dalam sebulan terakhir.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, pejabat di otoritas kesehatan Amerika Serikat menyelidiki ada ratusan kasus wabah penyakit paru-paru parah dan sembilan kematian terkait dengan rokok elektrik ini.

Perangkat rokok elektrik seperti yang diproduksi Juul Labs, telah menjadi pihak yang menanggung dampak terbesar dari kerasnya peraturan rokok elektrik secara global. Rokok elektrik menguapkan cairan yang mengandung nikotin.

Dengan menutup pasar rokok elektrik ini, akhirnya Juul Labs dan kedua investor terbesarnya memilih fokus pada peluncuran bersama IQOS yaitu produk pemanas tembakau di Amerika Serikat.IQOS, yang memanaskan tetapi tidak membakar tembakau, merupakan teknologi saingan non-merokok, dan yang terpenting sudah disahkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau FDA.

REUTERS - MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

57 menit lalu

Indonesia Tertinggal dalam Pengendalian Industri Tembakau di Tingkat ASEAN

Hingga hari ini, kata Bigwanto, pemerintah belum mempunyai regulasi yang memadai untuk mengendalikan produk tembakau.

Baca Selengkapnya

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

18 hari lalu

Rokok Elektrik dan Konvensional Miliki Bahaya yang Sama

Tim IDI Medan mengatakan risiko penggunaan rokok elektrik serupa dengan rokok konvensional. Keduanya memiliki bahaya ketergantungan yang sama.

Baca Selengkapnya

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

19 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Chandrika Chika Hisap Vape Berisi Liquid Ganja, Polisi: Modus Baru Penyalahgunaan Narkotika

22 hari lalu

Chandrika Chika Hisap Vape Berisi Liquid Ganja, Polisi: Modus Baru Penyalahgunaan Narkotika

Polisi menangkap selebgran Chandrika Chika dan atlet eSport Aura Jeixy bersama empat temannya saat menghisap vape berisi liquid ganja.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

25 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

56 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

5 Maret 2024

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pengembangan Industri Tembakau Padat Karya

3 Februari 2024

Bamsoet Dorong Pengembangan Industri Tembakau Padat Karya

PT HM Sampoerna mempunyai Mitra Produksi Sigaret sebanyak 39 MPS

Baca Selengkapnya

Efek Fatal Vape pada Anak-anak

31 Januari 2024

Efek Fatal Vape pada Anak-anak

Kebanyakan pakar sependapat mengisap vape tak jauh berbeda bahayanya dengan rokok biasa, termasuk dampaknya pada anak-anak.

Baca Selengkapnya

Ketua MPR Minta Swasta Dorong Pendapatan Cukai Hasil Tembakau

31 Januari 2024

Ketua MPR Minta Swasta Dorong Pendapatan Cukai Hasil Tembakau

Penerimaan CHT di Indonesia pada 2023 lebih kecil dibanding 2022. Tahun ini diharap lebih besar. Mitra Sampoerna diharapkan membantu.

Baca Selengkapnya