Iran Sepakat Bikin Perjanjian Nuklir Baru Asal Sanksi Dicabut

Selasa, 24 September 2019 18:30 WIB

Mohammad Javad Zarif melepaskan jabatan sebagai Menteri Luar Negeri Iran, Senin, 25 Februari 2019. Sumber: Tehran Times

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, ingin menyusun perjanjian nuklir baru dengan Amerika Serikat asalkan Amerika Serikat mencabut sanksi terhadap Iran.

Dalam sebuah wawancara di CNN, yang dirilis pada 24 September 2019, Zarif menguraikan proposal untuk perjanjian yang akan menambah kesepakatan dengan nuklir 2015, di mana Presiden Donald Trump menarik diri pada Mei 2018.

Iran akan siap untuk menandatangani protokol tambahan, memungkinkan inspeksi yang lebih ketat pada fasilitas nuklir Iran pada tanggal yang lebih awal dari yang ditetapkan dalam kesepakatan 2015. Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, juga akan mengesahkan larangan senjata nuklir dalam hukum, kata Zarif.

Langkah tersebut berpotensi mengatasi salah satu keberatan utama Trump terhadap kesepakatan yang ada, yaitu klausa Sunset yang memungkinkan Iran untuk melanjutkan tingkat pengayaan uranium yang lebih tinggi. Sebagai imbalannya, Trump mesti mencabut sanksi terhadap Iran, dan memiliki langkah diratifikasi oleh Kongres, kata Zarif.

"Kami siap, jika Presiden Trump serius mengenai permanen untuk permanen. Perman yang dimaksud ialah Iran tidak pernah menjadi negara senjata nuklir, tetapi denuklirisasi permanen karena mereka suka mendengarnya," kata Zarif.

Advertising
Advertising

Di bawah perjanjian 2015, bantuan sanksi Iran akan dikirim ke Kongres untuk ratifikasi pada 2023.

Pencabutan sanksi AS oleh Kongres dapat menghilangkan kekhawatiran kubu garis keras Iran bahwa perjanjian baru dengan pemerintah AS dapat dibatalkan setelah pemilihan AS berikutnya. Penarikan Trump dari perjanjian tahun 2015 merupakan pukulan telak bagi perjanjian multilateral yang dijabat selama masa jabatan Presiden Barack Obama.

Zarif juga tidak akan mengesampingkan kemungkinan pertemuan antara Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani di sela-sela Majelis Umum PBB minggu ini.

"Asalkan Presiden Trump siap untuk melakukan apa yang perlu," kata Zarif.

Menanggapi komentar Zarif, Perwakilan Khusus AS untuk Iran Brian Hook mengatakan, "Menteri Luar Negeri Zarif melakukan pekerjaan yang sangat baik untuk menggambarkan sifat sebenarnya dari rezim Iran. Mereka sangat berkomitmen untuk kampanye mereka dalam mengekspor kekerasan dan revolusi ekspor, merusak kedaulatan dari negara lain."

Zarif mengatakan bahwa Iran berharap untuk menghindari konflik, menambahkan bahwa negara itu bersedia untuk berbicara dengan saingan-saingan regionalnya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Tetapi Iran tidak akan melakukan pembicaraan dengan AS kecuali Washington memberikan pencabutan penuh sanksi seperti yang dijanjikan dalam perjanjian nuklir 2015.

Dikutip dari Al Jazeera, para pemimpin Inggris, Prancis, dan Jerman mengeluarkan pernyataan bahwa Iran bertanggung jawab atas serangan terhadap dua fasilitas minyak Saudi awal bulan ini pada Senin, 23 September 2019.

Pernyataan ini dikeluarkan ketika Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengisyaratkan bahwa Inggris dapat menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran, seperti yang telah dilakukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump tahun lalu.

Pada Jumat, AS mengumumkan akan mengirim pasukan tambahan bersama dengan peningkatan sistem pertahanan udara dan rudal ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab sebagai tanggapan atas serangan yang mereka klaim dilakukan oleh Iran.


CNN Al JAZEERA | MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

1 hari lalu

Daftar Negara yang Mendukung Palestina, Ada Indonesia

Mulai dari Indonesia hingga Afrika Selatan, berikut ini adalah negara yang mendukung Palestina melawan agresi Israel

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

2 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

2 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

4 hari lalu

Divonis 8 Tahun Penjara, Sutradara Mohammad Rasoulof Kabur dari Iran

Sutradara film Iran Mohammad Rasoulof mengatakan telah meninggalkan Iran setelah dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan keamanan nasional

Baca Selengkapnya

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

5 hari lalu

Garda Revolusi: Iran Tak Takut Hancurkan Arogansi Global

Panglima Garda Revolusi Iran menyatakan Iran tak pernah terhambat dengan sanksi-sanksi Barat.

Baca Selengkapnya

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

6 hari lalu

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

Bintang film dewasa Stormy Daniels hadir sebagai saksi dalam kasus pidana Donald Trump pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya

Iran akan Ubah Doktrin Nuklir Jika Israel Ancam Keberadaannya

9 hari lalu

Iran akan Ubah Doktrin Nuklir Jika Israel Ancam Keberadaannya

Iran sekali lagi memperingatkan Israel agar tidak mengancam eksistensinya atau mereka akan mengubah doktrin nuklir yang telah diumumkannya.

Baca Selengkapnya

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

11 hari lalu

Terancam Masuk Penjara, Apa Dampaknya bagi Pencalonan Donald Trump?

Jika Trump jadi dipenjara, Amerika bisa jadi akan menghadapi momen yang belum pernah terjadi: Seorang mantan presiden AS berada di balik jeruji besi.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

11 hari lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

15 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya