Rekaman Penahanan Warga Uighur Xinjiang Bocor ke Internet

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 22 September 2019 13:13 WIB

Upacara pembukaan kamp pusat reedukasi Uighur di kota Korla provinsi Xinjiang, Cina. {RFA]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah rekaman video menunjukkan sejumlah warga minoritas Muslim Uighur dalam keadaan mata tertutup kain. Mereka berjalan menunduk dalam keadaan terikat sambil dikawal puluhan polisi Cina memasuki sebuah stasiun kereta api.

Warga diduga sedang dipindahkan ke kamp penahanan di Provinsi Xinjiang, Cina bagian barat laut.

Video ini diunggah pada pekan lalu oleh akun War on Fear. Klip video rekaman ini juga muncul di akun Twitter @warcombatfear.

“Tujuan kami adalah melawan rasa takut,’ begitu isi deskripsi video ini seperti dilansir News pada Ahad, 22 September 2019.

Deskripsi video ini, yang belum bisa dipastikan keasliannya, mengatakan rekaman video itu dibuat di Cina. “Ini merupakan penindasan jangka panjang HAM dan kebebasan fundamental oleh pemerintah Cina di Wilayah Otonom Uighur Xinjiang,” begitu isi video itu.

Advertising
Advertising

Keterangan video juga menyatakan masyarakat saat ini selalu berada dalam pengawasan pemerintah menggunakan teknologi canggih. “Rakyat kehilangan kebebasannya. Para pemimpin Partai Komunis Cina menyebut diri mereka patriotik dan cinta rakyat. Kenyataannya, mereka hanya cinta partai dan kekuasaan,” begitu bunyi pesan itu.

Seorang pejabat keamanan di Eropa megatakan kepada Sky News bahwa rekaman itu diyakini sebagai otentik. Kemungkinan, video itu direkam pada awal tahun. “Kami telah memeriksa video itu dan meyakininya sebagai asli,” kata pejabat yang enggan disebut namanya ini.

Pejabat itu melanjutkan,”Rekaman video itu menunjukkan ada 600 tahanan sedang dipindahkan. Mereka terkat satu sama lain dan kepalanya dicukur serta matanya ditutup kain. Tangan mereka diikat ke belakang. Ini cara khas Cina memindahkan tahanan.”

Soal rekaman video yang mengkhawatirkan ini, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne, mengatakan,”Saya mengetahui ada video yang sangat mengkhawatirkan dan telah dipublikasikan secara online.”

Payne mengatakan,”Saya telah mengangkat isu keprihatinan Australia soal laporan penahanan massal warga Uighur dan warga Muslim lainnya di Xinjiang.”

Menurut Payne, pemerintah Australia telah mendesak pemerintah Cina untuk menghentikan semua penahanan semena-mena warga Uighur dan warga Muslim lainnya.

“Kami telah menangkat isu ini dan akan terus mengangkat isu ini secara bilateral dan internasional,” kata Payne.

Secara terpisah, Reuters melansir Presiden AS, Donald Trump, sedang mempertimbangkan rencana mengritik Cina secara terbuka soal penahanan warga minoritas Muslim Uighur, Xinjiang, dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB di New York pada pekan depan.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

8 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

18 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya