Setahun Gempa Palu: Kini dan Mereka yang Bertahan

Kamis, 19 September 2019 10:00 WIB

Sisa puing rumah yang terkena likuifaksi di Desa Jono Oge, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, saat gempa Palu, 28 September 201. Foto diambil pada 17 September 2019 saat kunjungan tim kemanusiaan PBB ke Palu. [Eka Yudha Saputra]

TEMPO.CO, Jakarta - Jalan aspal yang dilewati bus rombongan PBB ke Desa Jono Oge tidak sama seperti sebelum gempa Palu setahun lalu. Jalan aspal seharusnya lurus dan tidak berkelok. "Dulu jalan ini lurus sebelum gempa tapi berkelok karena tanah bergeser," kata rekan jurnalis setempat kepada Tempo yang ikut rombongan PBB.

Desa Jono Oge di Kabupaten Sigi adalah salah satu wilayah yang terdampak likuifaksi. Desa itu seperti mati. Tak berpenghuni. Jalannya ditimbun dengan bekas puing-puing bangunan yang terpaksa dirobohkan setelah gempa karena berisiko. Puing bekas tembok kini dilindas kendaraan yang lewat. Karenanya, jalan bekas puing itu menyebarkan debu putih ketika kendaraan lewat atau diembus angin.

Desa 2 Jono Oge tampak seperti wilayah lapang dengan gundukan lumpur yang mengeras dan bergelombang. Tak dinyana, ternyata pernah ada ratusan rumah berdiri.

"Dulu wilayah ini adalah ratusan rumah sebelum likuifaksi. Pohon-pohon kelapa tadinya berada di bukit sana dan karena likuifaksi bergeser beberapa kilometer sampai ke tanah permukiman," kata Ikram, warga Palu dan wartawan setempat, sambil menunjuk ke arah bukit dan pohon-pohon kelapa yang tampaknya sudah terkubur setengah batang karena tanah likuifaksi. Ada juga puing rumah yang masih berdiri nyaris roboh sela beberapa ratus meter jauhnya.

Penduduk desa yang selamat kini tak bisa lagi menempati tanah mereka lagi. Papan imbauan dari pemerintah daerah terpasang agar penduduk desa tidak lagi bermukim di kawasan zona terlarang (ZRB 4 Likuifaksi).

Advertising
Advertising

Ada empat desa di Provinsi Sulawesi Tengah yang terkena likuifaksi, yakni kelurahan Petobo, Kelurahan Balaroa, Desa Sibalaya, dan Desa Jono Oge.

Detik-detik likuifaksi gempa Palu

"Saya sekitar jam 3 sore balik ada goyang di pondok saya. Saya waktu itu tinggal di kebun," kata Ibu Aisyah, salah seorang warga Desa Jono Oge, menceritakan detik-detik gempa yang mengguncang Palu kepada Tempo.

"Jam 5 ada kemenakan minta antar ke pabrik tahu, saya antar ke perbatasan Sidera dan Jono Oge. Pas sampai rumah sekitar setengah menit saya merasakan gempa, kita langsung ke luar. Saya melihat tanah keluar lumpur," lanjut Aisyah.

Suaminya menyuruh Aisyah untuk lari menjauhi tanah. Tapi Aisyah menyempatkan diri kembali ke pondok untuk mengambil telepon genggam.

"Saya melihat tanah sudah bergelombang," beber Aisyah. Tiba di kantor desa Aisyah dan suaminya bingung melarikan diri kemana.

Aisyah dan suaminya menyelamatkan diri ke Pembewe, area yang lebih tinggi. Dua minggu kemudian Aisyah kembali ke Jono Oge mendapati rumah papannya hancur dengan lantai retak.

Aisyah, korban gempa dan salah satu penerima program Padat Karya berterima kasih sambil terisak ketika kedatangan rombongan PBB. Aisyah tidak bisa bicara banyak dan hanya mengusap air mata dengan kerudung cokelatnya.

Berita terkait

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

15 jam lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

21 jam lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

2 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

2 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

3 hari lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

3 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

4 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

5 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

5 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

6 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya