Mahkamah Agung Dukung Trump Kurangi Imigran dari Amerika Latin

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 13 September 2019 06:01 WIB

Imigran memanjat tembok perbatasan antara Meksiko dan AS di Tijuana, Meksiko, 25 November 2018. Presiden AS Donald Trump, mengatakan para imigran pencari suaka di perbatasan negara itu dengan Meksiko harus menunggu di sana sampai permohonannya disetujui pengadilan di AS. REUTERS/Hannah McKay

TEMPO.CO, Washington – Mahkamah Agung Amerika Serikat mengabulkan permintaan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menerapkan secara penuh aturan baru yang akan mengurangi jumlah para pencari suaka dari imigran di perbatasan AS dan Meksiko.

Ini merupakan salah satu poin utama kebijakan imigrasi pemerintahan Trump.

Mahkamah menyatakan aturan itu dapat langsung diterapkan meskipun ada tuntutan hukum yang menggugat legalitasnya dan sedang berlangsung.

Aturan itu mewajibkan para imigran yang mencari suaka untuk pertama-tama mencari lokasi aman di negara ketiga sebagai lokasi awal mereka melanjutkan perjalanan ke AS.

“Dari sembilan hakim di MA, hakim berhaluan liberal Sonia Sotomayor dan Ruth Bader Ginsburg melakukan disenting opinion atau berpendapat berbeda,” begitu dilansir oleh Reuters pada Kamis, 12 September 2019.

Advertising
Advertising

Putusan MA ini menjadi kemenangan bagi Trump pada saat banyak agenda imigrasi kebijakannya ditolak pada tingkat pengadilan rendah.

“Kemenangan BESAR Mahkamah Agung Amerika Serikat untuk perbatasan dan pencari suaka,” kata Trump lewat cuitan di Twitter.

Putusan MA ini bakal melarang nyaris semua imigran dari mengajukan suaka di perbatasan selatan. Ini mewakili upaya terakhir pemerintahan Trump untuk menekan masuknya imigran ke AS, yang menjadi isu besar selama masa kepresidenannya dan upaya maju pada pemilu 2020.

Putusan MA ini mendapat gugatan hukum dari kelompok Civil Liberties Union dan pihak lain, yang menilai kebijakan pemerintahan Trump melanggar perundangan imigrasi AS. Mereka menuding pemerintahan Trump gagal mengikuti proses legal yang benar dalam mengeluarkan aturan, yang diumumkan pada 15 Juli 2019.

Dalam pernyataannya, Sotomayor mengatakan aturan yang dibuat pemerintahan Trump ada kemungkinan bertentangan dengan statuta suaka.

“Ini memprihatinkan terutama karena aturan yang dibuat pemerintah menjatuhkan praktek pemberian suaka yang sudah berlangsung berpuluh tahun. Dan ini mempengaruhi orang yang paling lemah di kawasan negara Barat – tanpa memberi kesempatan publik untuk mempertimbangkan,” kata Sotomayor.

Trump mengeluarkan aturan ini sebagai upaya mengurangi jumlah pencari suaka yang mayoritas berasal dari Amerika Tengah. Jumlahnya cukup besar dan melintasi perbatasan Meksiko – AS selama masa kepresidenannya.

Juru bicara Gedung Putih, Hogan Gidley, mengatakan pemerintahan Trump merasa senang dengan putusan MA itu.

Namun, pimpinan Partai Demokrat di DPR, Jerrold Nadler, dan rekannya mengatakan putusan itu mengecewakan dan akan menimbulkan korban jiwa. “Ini akan meningkatkan krisis kemanusiaan di kawasan ini,” kata dia soal putusan MA tentang kebijakan pemerintahan Trump.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

10 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

1 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

1 hari lalu

Siap-siap, Ada 60 Ribu Formasi CPNS MA dan Kejagung 2024

Kemenpan RB menyiapkan jumlah formasi yang cukup besar bagi kejaksaan agung dan MA untuk formasi rekrutmen CPNS pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

2 hari lalu

Tak Hadir Sidang Etik Dewas KPK, Nurul Ghufron Bilang Sengaja Minta Penundaan

Nurul Ghufron mengatakan tak hadir dalam sidang etik Dewas KPK karena sengaja meminta penundaan sidang.

Baca Selengkapnya

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi

2 hari lalu

Pimpinan Mahkamah Agung Diduga Ditraktir Pengacara, Komisi Yudisial Terjunkan Tim Investigasi

Komisi Yudisial masih memverifikasi laporan dugaan pelanggaran kode etik pimpinan Mahkamah Agung

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

3 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

4 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

4 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

6 hari lalu

Irlandia Kewalahan Hadapi Naiknya Jumlah Imigran

Dampak dari diloloskannya RUU Safety of Rwanda telah membuat Irlandia kebanjiran imigran yang ingin meminta suaka.

Baca Selengkapnya