Demonstrasi Hong Kong Berlanjut Meski RUU Ekstradisi Ditarik

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 8 September 2019 09:53 WIB

Sebuah barikade terbakar dalam sebuah demonstrasi di dekat kantor polisi Mong Kok di Hong Kong, Cina, Sabtu, 7 September 2019. Polisi kembali melepaskan tembakan gas air mata di distrik yang berpenduduk padat pada minggu ke-14 kerusuhan. REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

TEMPO.CO, Hong Kong – Polisi mencegah demonstran di Hong Kong untuk memasuki gedung Bandar Udara Internasional Hong Kong dan menghambat operasional pada Sabtu, 7 September 2019 seperti terjadi sebelumnya.

Demonstrasi ini berlanjut hingga malam dan polisi menembakkan gas air mata di kawasan padat penduduk Mong Kok.

“Polisi mengecek tiket dan paspor dari calon penumpang yang akan masuk ke kawasan bandara untuk menghindari kekacauan seperti terjadi pada akhir pekan lalu,” begitu dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 7 September 2019.

Pada akhir pekan lalu terjadi kekacauan di stasiun kereta api bawah tanah di kawasan Tung Chung. Pada Agustus 2019, demonstran sempat menduduki sebagian gedung keberangkatan di bandara sehingga menghambat penerbangan.

Pada Sabtu malam, petugas dan demonstran masih berkeliaran di jalan dan terjadi ketegangan kecil di kawasan Tung Chung.

Advertising
Advertising

Unjuk rasa pada akhir pekan ini masih terjadi meskipun Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, telah mencabut legislasi ekstradisi, yang ditolak publik, dari parlemen setempat.

Warga menolak RUU Ekstradisi ini karena merasa khawatir akan diekstradisi ke Cina jika dianggap melakukan pelanggaran Hukum. Selama ini, Hong Kong dan Cina menganut sistem satu negara dan dua sistem yaitu Hong Kong berbasis demokrasi dan Cina berbasis komunisme.

Unjuk rasa di Cina, seperti dilansir Aljazeera, kerap berujung bentrokan. Demonstran di Hong Kong melemparkan batu, membawa tongkat besi dan melempar bom molotov kepada polisi.

Sedangkan polisi menggunakan semprotan lada, gas air mata, dan semprotan water cannon untuk membubarkan massa. Polisi juga kerap menembakkan peluru karet dan memukuli demonstran, yang dikecam warga Hong Kong sebagai bentuk tindak kekerasan aparat.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

13 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

23 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya