Pengusaha UEA Mau Bawa Gunung Es Kutub Selatan ke Teluk Arab

Kamis, 22 Agustus 2019 14:00 WIB

Para penumpang turun dari kapal ekspedisi Rusia Akademik Shokalskiy yang terperangkap di es, di Kutub Selatan, sekitar 100 mil dari basis Prancis, Dumont D'Urville, atau sekitar 1.500 mil dari Hobart, Tasmania. Foto ini dipotret oleh Laurence Topham. theguradian.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pengusaha Uni Emirat Arab berencana memindahkan gunung es dari Kutub Selatan ke Teluk Arab untuk mengisi persediaan air tawar.

Pengusaha Emirat bernama Abdulla Alshehi ingin memanfaatkan gunung es sebagai sumber air baru yang potensial untuk kawasan Teluk.

Alshehi, yang merupakan spesialis penghematan air, telah menggagas beberapa proyek dan ditulis dalam bukunya tahun 2013 berjudul Filling the Empty Quarter.

"Apa yang terjadi saat ini adalah banyak gunung es disintegrasi dari Antartika, begitu mereka melakukannya, mereka mengapung di lautan dan meleleh, membuang miliaran galon air tawar. Jadi kami pikir kenapa tidak menggunakannya?" kata Alshehi.

Menurut laporan National Geographic, gletser di Antartika barat runtuh dan meleleh, meningkat selama beberapa dekade dan membahayakan stabilitas seluruh lapisan es.

Advertising
Advertising

Greenland juga dilaporkan kehilangan lapisan esnya pada tingkat yang mengkhawatirkan. Dengan gelombang panas Eropa mencapai Kutub Utara, 11 miliar ton es permukaan Greenland hilang ke laut dalam pencairan terbesar musim panas.

Harapan Alshehi adalah bahwa kehilangan es satu wilayah yang tak terhindarkan akan menjadi keuntungan orang lain. Proyek pilot dengan biaya antara US$ 60 juta (sekitar Rp8,5 Miliar) dan US$ 80 juta (sekitar Rp 1 Triliun) yang melibatkan gunung es Antartika sepanjang 1 km dan lebar 500 meter akan segera berjalan, berakhir di Perth, Australia, atau Cape Town, Afrika Selatan.

"Mereka adalah kota terbaik untuk melakukan uji coba karena kebutuhan mereka akan air dan kedekatannya dengan lokasi proyek sekitar 3.000 hingga 4.000 km dari tempat kami awal operasi proyek, kita perlu menyempurnakan operasi dan memastikan semua kemungkinan masalah keselamatan dan lingkungan dipertimbangkan," katanya.

Jika semua berjalan sesuai rencana dan uji coba berhasil, maka gunung es dapat menuju ke pantai Teluk Arab pada kuartal pertama 2021. Gunung es itu akan memiliki panjang 2 km, lebar 500 meter dan kedalaman 200 meter dan akan membutuhkan biaya hingga US$ 200 juta (sekitar Rp 2,8 Triliun) untuk transportasi, menurut perhitungan sementara.

Alshehi menambahkan bahwa akan membutuhkan sekitar sembilan bulan bagi gunung es untuk mencapai pantai Fujairah di UEA.

"Kami akan mulai setelah satu tahun dari percobaan yang sukses. Kami hanya memiliki rentang waktu untuk mengerjakan proyek antara November dan Maret. Ini akan memungkinkan lebih banyak sinar matahari dan laut yang lebih tenang; kita dapat bekerja dengan aman dan dengan cara yang tepat. Selama sisa tahun ini, laut dan cuaca terlalu kasar di belahan bumi selatan untuk pekerjaan ini," katanya

Pekerjaan pertama Alshehi adalah menemukan gunung es berbentuk tabular di luar zona yang dilindungi Antartika. Bentuk seperti itu dianggap lebih stabil selama pemindahan.

"Setiap tahun, ribuan gunung es hancur dari Antartika, melaju ke utara dan meleleh. Kami berharap gunung es kehilangan 30 persen massa selama perjalanan, tetapi 70 persen masih bagus. Itu masih miliaran galon air, jadi kami akan sangat beruntung," jelasnya.

Setelah gunung es itu berada sekitar 22 km dari pantai UEA, proses menghancurkan es dan mengisi tanker apung dengan bongkahan yang lebih kecil akan dimulai. Air yang dihasilkan kemudian akan langsung ditambahkan ke jaringan nasional atau disimpan di waduk, meskipun dalam kasus terakhir akan ada beberapa kehilangan volume akibat penguapan.

Alshehi memperkirakan jumlah air tawar di gunung es setara dengan output satu tahun dari pabrik desalinasi air, di wilayah yang tidak memiliki sumber air permanen. Dia bermaksud untuk mendekati otoritas pemerintah setelah percobaan pertama berhasil.

Teknologi itu tidak tersedia untuk melakukan proyek ambisius pada tahun 1975 ketika Arab Saudi mempertimbangkan untuk menarik gunung es ke pantai Laut Merah.

"Perusahaan transportasi air internasional didirikan dengan modal US$ 100 juta (sekitar Rp 1,4 Triliun)," kata Alshehi.

"Sayangnya, setelah dua tahun penelitian dan studi ilmiah yang ekstensif, proyek tersebut harus ditinggalkan karena alasan teknis. Tidak ada cara untuk menderek gunung es melalui Selat Bab Al-Mandeb, di mana laut di beberapa tempat sedalam 70 meter tidak cukup dalam untuk kapal besar untuk menarik gunung es pada saat itu."

Tapi itu dulu, hari ini, kata Alshehi, kapal tunda canggih penarik gunung es, yang beroperasi di perairan yang lebih dalam di sepanjang pantai timur UEA dan Teluk Arab telah memecahkan masalah yang menghambat rencana tahun 1975.

Berita terkait

Tony Blair Dipanggil Jokowi Membahas Investasi IKN, Hasilnya?

8 hari lalu

Tony Blair Dipanggil Jokowi Membahas Investasi IKN, Hasilnya?

Tony Blair menjelaskan, Uni Emirat Arab (UAE) berencana untuk investasi panel surya di IKN. Investasi ini akan difasilitasi oleh Tony Blair Institute.

Baca Selengkapnya

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

9 hari lalu

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai, Dipicu Curah Hujan Terderas di UEA dalam 75 Tahun Terakhir

10 hari lalu

Banjir di Dubai, Dipicu Curah Hujan Terderas di UEA dalam 75 Tahun Terakhir

Banjir besar di Dubai dipicu hujan terderas dalam 75 tahun terakhir di Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

17 hari lalu

5 Tradisi Perayaan Lebaran di Berbagai Negara, Hidangan Ouzi di UEA sampai Ziarah Kubur di China

Perayaan lebaran di berbagai negara menunjukkan kekayaan budaya dan keberagaman. Berikut yang dilakukan di 5 negara ini.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri di Gaza, UEA dan Mesir Kirim Baju Baru hingga Permen Lewat Udara

18 hari lalu

Idul Fitri di Gaza, UEA dan Mesir Kirim Baju Baru hingga Permen Lewat Udara

UEA dan Mesir mengirimkan bantuan baju lebaran, sepatu dan makanan untuk Idul Fitri penduduk di Gaza.

Baca Selengkapnya

Bandara I Gusti Ngurah Rai Mulai Siapkan Rute Perdana dari Abu Dhabi

24 hari lalu

Bandara I Gusti Ngurah Rai Mulai Siapkan Rute Perdana dari Abu Dhabi

Bandara I Gusti Ngurah Rai saat ini sedang menyiapkan satu lagi penambahan rute internasional baru dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA).

Baca Selengkapnya

Inilah 10 Negara Terkuat di Dunia Tahun 2024

25 hari lalu

Inilah 10 Negara Terkuat di Dunia Tahun 2024

Berdasarkan beberapa indikator penting, berikut 10 negara terkuat di dunia 2024.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bangun The Rig, Taman Hiburan di Tengah Laut Dekat Ladang Minyak

55 hari lalu

Arab Saudi Bangun The Rig, Taman Hiburan di Tengah Laut Dekat Ladang Minyak

The Rig berada 40 kilometer dari garis pantai Arab Saudi, dekat Pulau Al Juraid dan Ladang Minyak Al Berri di jantung Teluk Arab.

Baca Selengkapnya

Yeremia / Rahmat Menang dalam Debutnya di BATC 2024, Indonesia Perlebar Keunggulan atas UEA 4-0

14 Februari 2024

Yeremia / Rahmat Menang dalam Debutnya di BATC 2024, Indonesia Perlebar Keunggulan atas UEA 4-0

Yeremia / Rahmat mengalahkan pasangan UEA Imam Adi Kusuma Atmaja/Aakash Ravikumar 21-10, 21-12 di BATC 2024.

Baca Selengkapnya

NU dan Muhammadiyah Terima Zayed Award for Human Fraternity dari UEA

3 Februari 2024

NU dan Muhammadiyah Terima Zayed Award for Human Fraternity dari UEA

NU dan Muhammadiyah dianggap telah mempromosikan perdamaian serta solidaritas internasional pada masyarakat akar rumput.

Baca Selengkapnya