Myanmar dan Bangladesh Memulai Pemulangan Pengungsi Rohingya

Jumat, 16 Agustus 2019 17:00 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Myanmar dan Bangladesh akan memulai upaya baru untuk memulangkan ribuan penduduk etnis Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar. Rencananya, kelompok pertama akan dipulangkan ke Myanmar Minggu depan.

"Kami telah menyetujui pemulangan 3.540 orang pada 22 Agustus," kata Myint Thu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Myanmar, Kamis, 15 Agustus 2019.

Sumber di pemerintah Bangladesh mengatakan upaya itu adalah rencana pemulangan dalam bentuk skala kecil. Dalam langkah ini pun tidak ada pengungsi Rohingya yang akan dipaksa kembali.

"Bangladesh tidak menginginkan apa pun selain repatriasi yang aman, sukarela, bermartabat, dan berkelanjutan," kata pejabat itu yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena ia tidak berwenang berbicara kepada media.

Pengungsi Rohingya di Thailand.[The Nation]

Advertising
Advertising

Terkait rencana Myanmar dan Bangladesh itu, Mohammed Eleyas, aktivis asal Rohingya untuk Perdamaian dan HAM mengatakan para pengungsi belum diajak berkonsultasi tentang proses tersebut. Myanmar tetap harus menyetujui tuntutan utama para pengungsi sebelum repatriasi dimulai.

Lebih dari 730.000 orang melarikan diri dari negara bagian Rakhine, Myanmar ke Bangladesh setelah meletup tindakan keras yang diduga dipimpin militer pada Agustus 2017. PBB menyebut tindak kekerasan itu dilakukan dengan niat genosidal dan banyak pengungsi menolak untuk kembali karena takut akan terjadi kekerasan.

Sejumlah sumber mengatakan sebanyak 3.540 pengungsi telah masuk daftar untuk dikembalikan oleh Myanmar dari 22.000 nama yang belum lama ini dikirim oleh Bangladesh.

Upaya sebelumnya untuk membujuk Rohingya kembali ke Rakhine telah gagal karena ditentang oleh para pengungsi. Pada November 2018 lalu, rencana pemulangan para pengungsi etnis Rohingya ini telah menebarkan ketakutan dan kebingungan di kamp-kamp hingga akhirnya gagal dilakukan setelah diprotes oleh para pengungsi.

REUTERS MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

6 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

6 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

13 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

16 hari lalu

Ribuan Warga Myanmar Mengungsi ke Thailand Usai Kota Ini Dikuasai Pemberontak

Thailand membuka menyatakan bisa menampung maksimal 100.000 orang warga Myanmar yang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

21 hari lalu

Italia Selamatkan 1100 Migran di Lepas Pantai Italia dalam 24 Jam

Lebih dari 1.100 migran dan pengungsi termasuk 121 anak-anak tanpa pendamping diselamatkan di lepas pantai selatan Italia dalam waktu 24 jam

Baca Selengkapnya

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

22 hari lalu

256 Warga Terdampak Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi

Warga terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi tersebut berasal dari 78 kepala keluarga.

Baca Selengkapnya

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

23 hari lalu

Sekjen PBB akan Tunjuk Utusan Khusus untuk Atasi Krisis Myanmar

Meluasnya konflik bersenjata di seluruh Myanmar membuat masyarakat kehilangan kebutuhan dasar dan akses terhadap layanan penting

Baca Selengkapnya

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

27 hari lalu

Israel Mundur dari RS Al Shifa Setelah Dua Pekan, Tinggalkan Puluhan Jasad dan Kehancuran Gedung

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan militer Israel telah menarik tank dan kendaraan dari kompleks rumah sakit Al Shifa setelah dua pekan

Baca Selengkapnya

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

28 hari lalu

Israel dan Hamas akan Lanjutkan Negosiasi Gencatan Senjata Gaza di Mesir

Pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas dilaporkan akan berlanjut di Kairo, Mesir.

Baca Selengkapnya

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

30 hari lalu

Dubes Jose: Rusia Mitra Tepat untuk Kembangkan PLTN di Indonesia

BUMN energi nuklir Rusia, Rosatom, telah sejak lama menawarkan kerja sama pengembangan PLTN ke Indonesia

Baca Selengkapnya