Aktivis Perempuan Saudi Menolak Dibebaskan, Kenapa?

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Rabu, 14 Agustus 2019 14:51 WIB

Aktivis perempuan asal Arab Saudi, Loujain al-Hathloul, 30 tahun. Reuters.

TEMPO.CO, Riyadh - Aktivis perempuan Arab Saudi, Loujain al-Hathloul, menolak proposal pembebasannya dari penjara dengan imbalan membuat pernyataan yang direkam video yang berisi bantahan bahwa dia telah disiksa dalam tahanan.

Hathloul, 30 tahun, awalnya setuju untuk menandatangani dokumen yang menyangkal dia telah mengalami penyiksaan dan pelecehan seksual. Ini berdasarkan penjelasan saudaranya, Walid, lewat cuitan di Twitter.

Keluarga bersikap tetap diam dengan harapan kasus ini dapat diselesaikan secara diam-diam.

Namun dalam pertemuan baru-baru ini, Walid mengatakan keamanan negara memintanya untuk membuat penolakan yang direkam video sebagai bagian dari kesepakatan pembebasannya.

"Meminta untuk tampil di video dan menyangkal penyiksaan tidak terdengar seperti permintaan yang realistis," kata Walid seperti dilansir Reuters pada Selasa, 13 Agustus 2019.

Advertising
Advertising

Hathloul, bersama dengan setidaknya 12 aktivis hak perempuan lainnya, ditangkap lebih dari setahun lalu ketika Arab Saudi mengakhiri larangan terhadap perempuan yang mengendarai mobil. Para perempuan yang ditahan telah lama memperjuangkan dihapusnya larangan ini. Media lokal menganggap mereka sebagai pengkhianat.

Beberapa perempuan muncul di pengadilan pada awal tahun ini untuk menghadapi dakwaan melakukan pekerjaan terkait Hak Asasi Manusia (HAM) dan melakukan kontak dengan wartawan dan diplomat asing. Kasus ini mengundang kecaman global dan memicu kemarahan sejumlah negara dari Eropa dan Kongres AS.

Kasus penahanan para aktivis HAM ini semakin mendapat perhatian menyusul pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada tahun lalu oleh sejumlah agen intelijen Saudi di dalam kantor Konsulat Jenderal Saudi Istanbul, Turki.

Kelompok-kelompok HAM mengatakan setidaknya tiga dari wanita, termasuk Hathloul, ditahan di sel isolasi selama berbulan-bulan dan mengalami pelecehan termasuk sengatan listrik, cambuk, dan serangan seksual.

Para pejabat Saudi telah membantah tuduhan penyiksaan terhadap aktivis perempuan dan mengatakan penangkapan itu dilakukan atas dugaan para tahanan telah merugikan kepentingan Saudi dan memberikan dukungan kepada unsur musuh politik di luar negeri.

Salah satu pejabat Saudi yang dituding hadir selama penyiksaan tahanan berlangsung adalah Saud al-Qahtani, yang merupakan tangan kanan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed Bin Salman. Al Qahtani juga diduga kuat sebagai perancang pembunuhan kolumnis Washington Post pada 2 Oktober 2018.

Kantor komunikasi pemerintah tidak segera menanggapi komentar oleh keluarga Hathloul pada Selasa tentang tawaran kesepakatan rilis.

Pada Maret lalu, dia dan beberapa aktivis perempuan lainnya menggambarkan dalam persidangan tertutup di pengadilan perlakuan buruk yang mereka alami, menurut sumber yang mengetahui masalah itu. Beberapa tuduhan terhadap perempuan yang diadili diadili menggunakan hukum kejahatan dunia maya yang berlaku di kerajaan dengan hukuman penjara hingga lima tahun, menurut kelompok HAM.

MEIDYANA ADITAMA WINATA

Berita terkait

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

29 hari lalu

Trump Dikabarkan Baru-baru Ini Berbicara dengan Mohammed bin Salman

Arab Saudi adalah tempat yang dikunjungi Trump setelah dilantik sebagai Presiden AS pada 2017.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Reformasi Arab Saudi, termasuk Mengirim Wakil Miss Universe untuk Pertama Kali

35 hari lalu

Ini 7 Reformasi Arab Saudi, termasuk Mengirim Wakil Miss Universe untuk Pertama Kali

Sejak di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), Arab Saudi banyak melakukan reformasi yang mencengangkan dunia.

Baca Selengkapnya

Larangan Jual Miras di Timur Tengah Melonggar, Saudi Susul Uni Emirat Arab, Qatar, Libanon dan Mesir

5 Februari 2024

Larangan Jual Miras di Timur Tengah Melonggar, Saudi Susul Uni Emirat Arab, Qatar, Libanon dan Mesir

Arab Saudi menambah daftar negara Timur Tengah yang mulai membolehkan jual beli minuman keras.

Baca Selengkapnya

Penakluk Benua Antarktika

28 Januari 2024

Penakluk Benua Antarktika

Diansyah Putri Handayani menjadi perempuan Indonesia pertama yang mencapai Benua Antarktika. Bagaimana kisahnya?

Baca Selengkapnya

Mimpi Arab Saudi sebagai Produsen Mobil Listrik Dunia, Sampai Mana?

23 Januari 2024

Mimpi Arab Saudi sebagai Produsen Mobil Listrik Dunia, Sampai Mana?

Arab Saudi menghabiskan miliaran dolar untuk mencoba mengubah dirinya dari penghasil minyak terbesar di dunia menjadi pusat kendaraan listrik

Baca Selengkapnya

Putra Mahkota Arab Saudi Tekan Blinken Setop Perang di Gaza

10 Januari 2024

Putra Mahkota Arab Saudi Tekan Blinken Setop Perang di Gaza

Arab Saudi menekankan kepada Menlu AS Antony Blinken agar menghentikan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya

Saudi Terapkan Hukum Perdata untuk Naikkan Investasi, Investor Masih Berhati-hati

10 Januari 2024

Saudi Terapkan Hukum Perdata untuk Naikkan Investasi, Investor Masih Berhati-hati

Arab Saudi mulai 16 Desember 2023, memberlakukan hukum perdata tertulis pertama untuk meningkatkan investasi, namun investor tetap berhati-hati.

Baca Selengkapnya

10 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Versi Times Of India, Xi Jinping Nomor Satu

10 Januari 2024

10 Orang Paling Berpengaruh di Dunia Versi Times Of India, Xi Jinping Nomor Satu

Times of India baru saja merilis orang paling berpengaruh di dunia pada tahun 2023. Xi Jinping ada di nomor pertama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Cerita Taktik Bujuk Pangeran Mohammed bin Salman untuk Dapat Kuota Haji Tambahan

12 Desember 2023

Jokowi Cerita Taktik Bujuk Pangeran Mohammed bin Salman untuk Dapat Kuota Haji Tambahan

Presiden Jokowi menceritakan ulang upayanya membujuk Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dalam mendapatkan kuota haji tambahan.

Baca Selengkapnya

Promosi Tenaga Nuklir Gencar di COP28, Tapi Sedikit Diskusi Soal Perlindungannya

9 Desember 2023

Promosi Tenaga Nuklir Gencar di COP28, Tapi Sedikit Diskusi Soal Perlindungannya

Dorongan nuklir pada COP28 harus disertai dengan perlindungan proliferasi.

Baca Selengkapnya