Kazakhstan Mengizinkan Mantan ISIS Pulang

Senin, 12 Agustus 2019 15:00 WIB

Suasana kamp pengungsian al-Hol, yang ditempati puluhan ribu anggota keluarga milisi ISIS di Hasaka, Suriah, 1 April 2019. REUTERS/Ali Hashisho

TEMPO.CO, Jakarta - Tidak seperti kebanyakan negara-negara lain, Kazakhstan menerima kembali perempuan yang pernah bergabung ke ISIS.

Salah satu perempuan yang terjebak ISIS mengatakan dirinya sedang berlibur ke Turki. Sampai akhirnya ia dijebak oleh suaminya yang bergabung ke ISIS pergi ke Suriah. Dia mengaku tidak pernah mengamalkan ajaran ISIS.

Namun psikolog pemerintah Kazakhstan tidak mau mengambil risiko. Mereka telah mendengar cerita itu sebelumnya. Mereka telah mendaftarkan perempuan muda itu, yang bernama Aida Sarina, dan lainnya yang pernah menjadi penduduk ISIS.

"Mereka ingin tahu apakah kita berbahaya," kata Sarina, yang berusia 25 dan memiliki seorang putra, seperti dikutip dari New York Times, 12 Agustus 2019.

Tidak seperti hampir setiap negara Barat dan sebagian besar dunia, Kazakhstan menyambut eks ISIS seperti Sarina meskipun dalam pengawasan.

Advertising
Advertising

Laki-laki juga diperbolehkan kembali ke Kazakhstan, meskipun mereka menghadapi penangkapan langsung dan prospek hukuman 10 tahun penjara. Hanya sedikit laki-laki yang menerima tawaran itu.

Di pusat rehabilitasi, para perempuan diberikan pengasuh untuk menjaga anak-anak mereka, memberi makan makanan panas dan dirawat oleh dokter dan psikolog, menguji pendekatan lembut kepada orang-orang yang berafiliasi dengan kelompok teroris.

Menurut Sarina hal itu jauh berbeda dari kehidupan sebelumnya di sebuah kamp pengungsian di Suriah yang dikuasai Kurdi, sebuah kamp untuk mantan ISIS.

Alih-alih memperlakukan perempuan sebagai penjahat, para profesional di pusat rehabilitasi mendorong perempuan untuk berbicara tentang pengalaman mereka.

"Kami mengajar mereka untuk mendengarkan perasaan negatif di dalam," kata Lyazzat Nadirshina, seorang psikolog, tentang metode ini. "Mengapa perasaan negatif itu meluap?'" Katanya, dia bertanya pada pasiennya. "Paling sering, itu adalah perasaan seorang gadis kecil yang marah pada ibunya."

Didirikan pada bulan Januari untuk dengan cepat memproses sejumlah perempuan yang ide-ide radikalnya hanya akan menguat jika mereka dijebloskan ke penjara, layanan pusat tersebut tidak begitu bermanfaat bagi para perempuan ketika mereka akan bergabung kembali ke masyarakat, kata panyelenggara.

ISIS merekrut lebih dari 40.000 pejuang asing dan keluarga mereka dari 80 negara, dari 2014 hingga tahun ini. Milisi Kurdi yang didukung Amerika di Suriah masih menahan setidaknya 13.000 pengikut ISIS asing di kamp-kamp, termasuk setidaknya 13 orang Amerika.

Para diplomat Amerika telah menekan negara-negara untuk memulangkan warganya, meskipun tidak berhasil.

Sementara studi tentang program deradikalisasi selama beberapa dekade telah gagal menunjukkan manfaat yang jelas.

Yekaterina Sokirianskaya, direktur Conflict Analysis and Prevention Center, mengatakan program deradikalisasi tidak memberikan jaminan tetapi merupakan alternatif penahanan yang tidak pasti atau hukuman mati.

Pemerintah Barat menunjukkan sedikit simpati. Pembom bunuh diri perempuan jarang terjadi. Inggris dan Australia telah mencabut kewarganegaraan warga negara yang bergabung dengan ISIS. Prancis mengizinkan warganya diadili di pengadilan Irak, tempat ratusan orang dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan yang berlangsung hanya beberapa menit.

Kazakhstan telah mencari peran yang lebih besar dalam diplomasi internasional dengan berbagai inisiatif untuk memecahkan masalah global, termasuk sekali menawarkan untuk membuang limbah nuklir negara lain di wilayahnya. Kini Kazakhstan adalah satu-satunya negara dengan kontingen besar warganya di Suriah, dan sejauh ini setuju untuk memulangkan total 548 eks ISIS.

Berita terkait

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

3 hari lalu

Ernest Regia Mahasiswa Indonesia Raih Juara 1 Olimpiade Sains di Kazakhstan

Ernest Regia meraih juara 1 Olimpiade Sains Mahasiswa Republik ke-16 di Universitas Buketov, Karaganda, Kazakhstan pada 25 April 2024.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

6 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

10 hari lalu

Gaet Turis Lebih Banyak, Thailand buat Perjanjian Bebas Visa Permanen dengan Kazakhstan

Thailand mengalami peningkatan signifikan jumlah wisatawan dari Kazakhstan sejak program pembebasan visa sementara tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

25 hari lalu

Tajikistan Bantah Tudingan Rusia bahwa Ukraina Merekrut Warganya sebagai Tentara Bayaran

Tajikistan membantah tuduhan Rusia bahwa kedubes Ukraina di ibu kotanya merekrut warga untuk berperang melawan Rusia

Baca Selengkapnya

Bendungan Jebol, Rusia Evakuasi 4.000 Orang Akibat Banjir

25 hari lalu

Bendungan Jebol, Rusia Evakuasi 4.000 Orang Akibat Banjir

Ribuan orang di wilayah Rusia dievakuasi setelah banjir menggenangi ribuan ruma akibat jebolnya bendungan.

Baca Selengkapnya

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

26 hari lalu

Iran Tangkap Anggota ISIS, Diduga Rencanakan Bom Bunuh Diri Menjelang Idul Fitri

Polisi Iran telah menangkap beberapa anggota ISIS yang diduga merencanakan aksi bunuh diri menjelang Idul fitri.

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

34 hari lalu

Rusia Klaim Punya Bukti Nasionalis Ukraina Terhubung dengan Serangan Moskow

Rusia mengatakan menemukan bukti bahwa pelaku yang membunuh lebih dari 140 orang di gedung konser dekat Moskow terkait dengan "nasionalis Ukraina."

Baca Selengkapnya

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

35 hari lalu

Rusia Mengaku Tak Percaya ISIS Lakukan Penembakan Moskow

Rusia menaruh kecurigaan bahwa Ukraina, bersama Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam penembakan di Moskow.

Baca Selengkapnya

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

37 hari lalu

2 Pelaku Penembakan Moskow Bebas Lewat Turki-Rusia, Pejabat Turki: Tak Ada Surat Penangkapan

Warga negara Tajikistan, Rachabalizoda Saidakrami dan Shamsidin Fariduni dapat melakukan perjalanan dengan bebas antara Rusia dan Turki

Baca Selengkapnya

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

37 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya