Panel Ahli PBB Rekomendasikan Sanksi Ekonomi untuk Myanmar

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 9 Agustus 2019 14:46 WIB

Suasana aksi damai pengungsi Rohingya untuk memperingati satu tahun mereka mengungsi dari Myanmar, di kamp pengungsian Kutupalong, Cox's Bazar, Bangladesh, Sabtu, 25 Agustus 2018. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Yangon – Menteri Luar Negeri Myanmar mengecam laporan investigasi tim bentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Laporan itu mendesak pemimpin dunia untuk memutus hubungan bisnis dengan perusahaan terkait militer Myanmar.

“Laporan tim PBB juga mendesak diberlakukannya embargo senjata karena senjata digunakan militer Myanmar untuk menyerang warga Rohingya,” begitu dilansir Reuters pada Selasa, 6 Agustus 2019.

Panel ahli PBB juga mendesak pemimpin dunia untuk mengenakan sanksi finansial terarah kepada perusahaan yang terkait militer Myanmar atau Tatmadaw. Panel menyatakan perusahaan asing yang melakukan bisnis dengan perusahaan terkait militer Myanmar bisa dianggap terlibat melakukan kejahatan internasional.

Sekitar 730 ribu warga minoritas Muslim Rohingya melarikan diri dari rumah dan desa mereka di negara bagian Rakhine setelah diserang militer Myanmar dan kelompok milisi binaan pada Agustus 2017. PBB dan negara-negara Barat menyebut tindakan itu merupakan pembunuhan massal dan termasuk genosida.

Advertising
Advertising

Panel penyelidik PBB mengidentifikasi ada 59 perusahaan asing yang memiliki hubungan komersial dengan militer Myanmar. Ada 14 perusahaan yang menjual senjata dan berbagai peralatan militer sejak 2016. Sebagian merupakan perusahaan pelat merah dari Israel, India, Korea Utara dan Cina.

Laporan panel ahli PBB menyebut,”Aktivitas bisnis perusahaan asing yang melibatkan militer dan jaringan konglomerasinya beresiko ikut berkontribusi atau terkait dengan pelanggaran hukum internasional Hak Asasi Manusia dan hukum kemanusiaan internasional.”

Menanggapi ini, kemenlu Myanmar mengatakan PBB telah melampaui mandat dalam pembuatan Misi Pencari Fakta tentang Myanmar, yang menyusun laporan itu. Panel investigasi sama pada 2018 juta menetapkan serangan militer Myanmar terhadap Rohingya dilakukan dengan niat melakukan genosida.

“Pemerintah Myanmar menolak laporan terbaru PBB dan kesimpulannya,” kata kemenlu Myanmar dalam pernyataan. Myanmar menuding laporan itu bertujuan merugikan kepentingan Myanmar dan rakyatnya.

“Kami berpegang teguh bahwa kerjasama harus menjadi dasar untuk resolusi isu internasional termasuk isu HAM,” kata pemerintah Myanmar. “Kami tidak percaya sanksi ekonomi akan menyelesaikan tantangan yang harus dihadapi.”

Berita terkait

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

8 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

13 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

21 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

21 jam lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

22 jam lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

2 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

3 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya