Mahasiswi Bunuh Diri, Universitas Negeri Utah Amerika Digugat

Jumat, 9 Agustus 2019 09:00 WIB

Jerusha Sanjeevi, mahasiswi Universitas Negeri Utah, Amerika Serikat, kiri. Sumber: Facebook/asiaone.com

TEMPO.CO, Jakarta - Keluarga Jerusha Sanjeevi, mahasiswi Universitas Negeri Utah, Amerika Serikat memutuskan menggugat lembaga pendidikan tersebut karena diduga tidak melakukan banyak upaya perlindungan pada Sanjeevi, 24 tahun, korban perkosaan saat masih anak-anak. Sanjeevi pada 2017 memutuskan bunuh diri karene perundungan yang dialaminya dikampus.

Dikutip dari asiaone.com, Kamis, 8 Agustus 2019, Sanjeevi adalah warga negara Malaysia keturunan India - Cina yang pernah mengalami perkosaan saat masih anak-anak. Sebelum mengakhiri hidupnya sendiri, Sanjeevi kuliah doktor di jurusan klinik dan konseling psikologi di Universitas Negeri Utah. Dia mengambil jurusan itu karena ingin membantu anak-anak di seluruh dunia yang mengalami kesulitan.

Sekarang ini, keluarga Sanjeevi memutuskan menggugat Universitas Negeri Utah dan Kepala Fakultas Psikologi kampus itu, Gretchen Peacock, Melissa Tehee dan Carolyn Barcus atas tuduhan tidak melakukan tindakan atas laporan-laporan yang diajukan Sanjeevi atas perundungan rasis yang dialaminya. Gugatan juga ditujukan pada dua mahasiswa yang diduga melakukan perundungan pada Sanjeevi.

Keluarga Sanjeevi yang tinggal di Malaysia masih terus mencari bukti-bukti keteledoran dari pihak universitas atas kasus ini.

Gugatan terhadap salah satu universitas favorit di Amerika Serikat itu didaftarkan oleh pacar Sanjeevi bernama Matthew Brick yang menuduh Fakultas Psikologi di Universitas Negeri Utah tidak melakukan cukup intervensi melawan perundungan hingga mendorong Sanjeevi memutuskan bunuh diri.

Advertising
Advertising

Dalam isi gugatan itu tertulis Fakultas Psikologi diduga melakukan pembiaran pada mahasiswanya untuk mengalami kekerasan verbal, diintimidasi dan menjadi subjek diskriminasi budaya serta ras yang dilakukan sesuka hati oleh sejumlah mahasiswa lain. Perundungan yang dialami Sanjeevi berlangsung selama delapan bulan hingga akhirnya dia menyerah pada keadaan dan mendorongnya bunuh diri.

Gugatan juga menuduh kampus memiliki pola favoritisme dengan memiliki 83 persen mahasiswa kulit putih sehingga menempatkan mahasiswa internasional dalam lingkungan yang rapuh. Sedangkan sejumlah petugas di Fakultas diduga sudah mengetahui selama bertahun-tahun adanya perundungan di sana.

Sanjeevi mengalami perundungan sejak beberapa pekan dia kuliah di Universitas Negeri Utah pada semester pertama. Perundungan semakin sering selama kuliah berlangsung. Kepada teman dekatnya, Sanjeevi mengatakan setiap hari adalah perjuangan baginya untuk pergi ke kampus karena mengalami perundungan dari mahasiswa lain berkulit putih.

Berita terkait

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

22 menit lalu

Penyidikan Kematian Brigadir RA Disetop, Ini Kata Kapolri

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons perihal penghentian penyidikan kasus kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi atau Brigadir RA

Baca Selengkapnya

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

1 jam lalu

Cerita Sepupu saat Memandikan Jenazah Brigadir RA

Sepupu Brigadir Ridhal Ali Tomi (Brigadir RA), Rudi Dagong, bercerita saat dia memeriksa jenazah hingga memandikannya

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

2 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

6 jam lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

12 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

15 jam lalu

Kapolri Pertimbangkan Lanjutkan Pemeriksaan Kematian Brigadir RA, meski Polres Jaksel Resmi Sebut Bunuh Diri

Kapolri menyatakan polisi masih terus mendalami motif Brigadir RA nekat menghabisi nyawanya dalam mobil Alphard hitam di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

17 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

17 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

17 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

21 jam lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya