Anggota Parlemen Kenya Diusir karena Bawa Bayi ke Ruang Rapat
Reporter
Non Koresponden
Editor
Eka Yudha Saputra
Kamis, 8 Agustus 2019 18:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota parlemen Kenya diusir dari rapat parlemen pada Rabu kemarin karena membawa bayi perempuannya.
Zuleikha Hassan megatakan dia sengaja membawa bayinya ke gedung Majelis Nasional di Nairobi, ibu kota Kenya, karena tidak ingin meninggalkan bayinya tanpa pengawasan.
"Aku berkata, 'Kenapa aku harus tinggal di rumah dan tidak pergi bekerja, hanya karena bayinya?'" katanya, dikutip dari New York Times, 8 Agustus 2019. "Mengapa mereka harus mengkriminalisasi karena memiliki bayi? Jadi, saya berkata, "Saya akan pergi ke Parlemen dengan bayi."
Dia juga menyesalkan kurangnya fasilitas penitipan anak di gedung-gedung pemerintah, dan mengatakan dengan lebih banyak perempuan muda masuk ke dalam angkatan kerja.
"Ruang-ruang harus lebih sensitif, terutama untuk perempuan yang lebih muda yang berada di usia subur," tambah Zuleikha.
CNN melaporkan, Zuleikha Hassan, ibu dari tiga anak, mengatakan dia sengaja membawa anak bungsunya karena tidak dapat menemukan pengasuh.
Seorang penjaga keamanan menghentikannya ketika membawa bayinya ke ruang rapat, tetapi Zuleikha bersikeras untuk bersama putrinya.
Aturan tidak mengizinkan anak-anak masuk.
The moment when Kwale Women Rep Zulekha Hassan was kicked out of Parliament with her 5-month-old baby pic.twitter.com/TWXZgCW2it
— Citizen TV Kenya (@citizentvkenya) August 7, 2019
Sebuah video menunjukkan penjaga keamanan berkumpul di sekitar anggota parlemen saat dia memegang bayinya, dan Wakil Ketua Parlemen Christoper Omulele berulang kali memerintahkannya keluar dari ruangan.
"Yang Mulia Zuleikha harap berbaik hati keluar dengan sopan santun...Yang Mulia Zuleikha Anda diperintahkan keluar," kata Omulele dalam video.
Hassan mengatakan dia tahu dia akan diusir tetapi harus menghadiri sesi itu.
"Saya lelah. Maksud saya, para perempuan muda di seluruh negeri menghadapi situasi yang lebih buruk. Mereka tidak mampu membayar pengasuh, dan mereka harus memutuskan apakah mereka harus menyusui anak mereka atau pergi bekerja," kata Zuleikha.
Ketua parlemen Kenya akhirnya memerintahkan Zuleikha Hassan untuk dikawal keluar dari ruangan.
Beberapa anggota parlemen perempuan meninggalkan ruangan itu bersama Zuleikha Hassan sebagai tanda solidaritas.
Anggota parlemen perempuan juga keluar dari Parlemen bulan ini setelah seorang politisi laki-laki ditangkap atas tuduhan menyerang seorang kolega perempuan. Pada saat kejadian, banyak anggota parlemen laki-laki terlihat tertawa.
Sikap kasar serupa dari beberapa anggota parlemen laki-laki tampaknya mengelilingi pengusiran pada hari Rabu, ketika Omulele tertawa dan menyebut situasi itu "drama" dan "belum pernah terjadi sebelumnya."
Beberapa anggota parlemen mengutuk ketua parlemen dan kolega pria mereka. Sara Korere, seorang anggota parlemen yang berjalan keluar bersama Zuleikha, mengatakan mentalitas harus berubah.
Yang lain menuntut perubahan aturan yang mencegah anak-anak anggota parlemen untuk berada di ruangan dan menuntut ruang khusus menyusui di gedung parlemen.
Ini bukan pertama kalinya seorang anggota parlemen perempuan mendapat kecaman setelah membawa bayinya ke tempat kerja. Di Denmark tahun ini, Mette Abildgaard diberi tahu bahwa ia harus mengeluarkan anak perempuannya dari parlemen.
Di tempat lain, politisi perempuan mendapat tepuk tangan dan memberikan kebebasan dan dukungan dalam membawa anak-anak mereka ke tempat kerja.
Larissa Waters, seorang anggota parlemen Australia, dipuji sebagai pelopor pada tahun 2017 ketika ia menyusui putrinya yang baru lahir di parlemen. Setahun sebelumnya, seorang anggota Parlemen Islandia mendapat perhatian ketika dia mempertahankan debat undang-undang sambil menyusui bayi dalam rapat itu.