Kamboja Bantah Bakal Tampung Pangkalan Militer Cina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 25 Juli 2019 15:55 WIB

Militer Cina dan Kamboja menggelar latihan perang bersama yaitu Golden Dragon pada 13 Maret 2019. RFA.Org

TEMPO.CO, Phnom Penh – Pemerintah Kamboja membantah laporan bahwa negaranya telah mencapai kesepakatan rahasia dengan Cina untuk mengizinkan militer negara itu mendirikan pangkalan angkatan laut di sana.

Seperti dilansir berbagai media massa pada Senin kemarin, Kamboja telah menyetujui pemberian akses eksklusif kepada Cina untuk mendirikan pangkalan angkatan laut di Ream Naval Base di Teluk Thailand.

Kabar ini dibenarkan oleh sejumlah pejabat AS dan sekutu, yang mengikuti isu ini.

“Ini merupakan berita karangan paling paran yang pernah dibuat untuk menyerang Kamboja,” kata Hun Sen lewat situs pro pemerintah Fresh News pada Senin, 22 Juli 2019 seperti dilansir Aljazeera.

Kesepakatan ini bisa meningkatkan kemampuan Cina untuk melakukan klaim teritorial dan klaim kepentingan ekonomi di kawasan sengketa Laut Cina Selatan. Ini membuat Cina bisa menantang negara Asia Tenggara lain dan AS.

Advertising
Advertising

Hun Sen melanjutkan,”Hal seperti itu tidak bisa terjadi karena menampung markas militer lain bertentangan dengan Konstitusi Kamboja.”

Soal isu ini, juru bicara kementerian Pertahanan Kamboja, Chhum Socheat mengatakan kepada Reuters bahwa isu itu merupakan buatan dan tidak berdasar.

Selama ini, Cina merupakan sekutu regional Hun Sen di kawasan ini. Cina juga telah menggelontorkan miliaran dolar bantuan pembangunan untuk Kamboja lewat berbagai proyek Belt and Road Initiative dan berbagai skema kerja sama bilateral lainnya.

Inisiatif BRI merupakan proyek global yang digagas Presiden Cina, Xi Jinping, pada 2013. Proyek ini bertujuan mengembangkan jaringan infrastruktur transportasi dan energi dari darat dan laut untuk menghubungkan Asia Tenggara, Asia Tengah, Timur Tengah, Eropa dan Afrika.

Sejumlah perusahaan dan kasino asal Cina telah bermunculan di Kamboja lewat pendirian kawasan ekonomi khusus dalam beberapa tahun terakhir.

Secara terpisah, SCMP melansir pemerintah AS menduga Kamboja menggandeng Cina untuk renovasi pangkalan angkatan laut Ream Naval Base. Ini karena Phnom Penh secara tiba-tiba membatalkan tawaran bantuan renovasi dari AS.

“Kami merasa khawatir setiap langkah dari pemerintah Kamboja untuk mengundang kehadiran militer Asing di Kamboja akan mengancam peran sentral ASEAN dalam mengkoordinasi pembangunan dan mengganggu perdamaian dan stabilitas di Asia Tenggara,” begitu pernyataan Kemenlu AS seperti dilansir Aljazeera.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

9 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

18 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

22 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

22 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

23 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 hari lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya