Vietnam Tuding Kapal Survei Minyak asal Cina Langgar Kedaulatan

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Sabtu, 20 Juli 2019 13:13 WIB

Cina Ungsikan 3.000 Warganya di Vietnam

TEMPO.CO, Hanoi – Pemerintah Vietnam menuding sebuah kapal survei eksplorasi Cina dan kapal pengawalnya melanggar teritorial kedaulatan.

Hanoi meminta agar Cina segera menarik kapal-kapal itu dari perairan Vietnam. Kedua negara telah bersengketa sejak lama memperebutkan perairan luas yang kaya dengan minyak dan gas di Laut Cina Selatan.

“Selama beberapa hari, kapal survei Cina Haiyang Dizhi 8 dan kapal pendampingnya melakukan aktivitas di area selatan dari Laut Timur dan melanggar wilayah ekonomi eksklusif dan batas benua,” kata Le Thi Thu Hang, juru bicara kemenlu Vietnam, mengacu pada konflik di Laut Cina Selatan pada Jumat, 19 Juli 2019, seperti dilansir Reuters.

Hang menegaskan,”Area ini terletak di dalam perairan Vietnam.” Hanoi telah meminta Beijing menghentikan aktivitas ilegal ini dan segera menarik kapal itu ke luar dari wilayah Vietnam.

Hang juga mengatakan Vietnam menyerukan komunitas internasional untuk bergabung dalam upaya mempertahankan ketertiban, perdamaian, dan keamanan di Laut Cina Selatan. Kawasan laut kaya ini menjadi kepentingan semua negara di wilayah Asia Pasifik dan luar.

Advertising
Advertising

Soal ini, juru bicara Kemenlu Cina, Geng Shung, menanggapi soal sengketa dengan Vietnam ini.

“Kami berharap pemerintah Vietnam dapat menghormati kedaulatan Cina secara tulus dan yurisdiksinya atas wilayah laut yang relevan serta tidak melakukan langkah yang bisa membuat masalah jadi rumit,” kata Shuang.

Menurut analisis dari Center for Advanced Defense Studies atau CAADS, yang berbasis di AS, wilayah laut Haiyang Dizhi 8 merupakan bagian aktif dari perairan Vietnam.

Sengketa Vietnam dan Cina ini sempat dilansir dua lembaga riset yang berbasis di AS pada Rabu kemarin. Kedua lembaga mengatakan Vietnam dan Cina terlibat sengketa kepemilikan blok minyak di wilayah ekonomi eksklusif.

Menurut media SCMP pada 12 Juli 2019, enam kapal penjaga pantai asal Cina dengan persenjataan berat dan empat dari Vietnam saling berhadapan sejak awal Juli di kawasan laut tadi.

Perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft dan Vietnam mulai melakukan pengeboran pada 12 Mei 2019 dalam proyek kerja sama.

Vietnam dan Cina sempat bertikai pada 1974 dan 1988 mengenai kontrol atas kepulauan Spratly dan Parcel di Laut Cina Selatan.

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

3 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

3 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

4 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

8 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

11 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

1 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

1 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

2 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya