Warga Korea Selatan Boikot Produk Jepang

Sabtu, 20 Juli 2019 06:00 WIB

Poster kampanye boikot produk Jepang bertuliskan "kami tidak menjual produk Jepang" terlihat di supermarket di Seoul, Korea Selatan, 12 Juli 2019.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Pemilik supermarket di Korea Selatan mulai memboikot produk Jepang setelah hubungan kedua negara semakin renggang.

Manajer supermarket Cho Min-hyuk mulai menarik produk jepang dari rak tokonya setelah Tokyo memberlakukan pembatasan ekspor ke Korea Selatan.

Itu adalah cara Cho mengambil sikap menentang Jepang dalam pertikaian politik dan ekonomi yang semakin memburuk antara kedua negara tetangga di Asia Timur.

Sentimen anti-Jepang di Korea Selatan mendorong boikot yang luas terhadap produk dan layanan Jepang, dari bir hingga pakaian dan biro perjalanan.

Menurut laporan Reuters, 19 Juli 2019, Cho, yang mengelola supermarket Purunemart seluas 1.500 meter persegi di Seoul, mengaku aksinya ini dilakukan secara sukarela. Lebih dari 200 supermarket dan toko bahan makanan lainnya melakukan hal yang sama, menurut Asosiasi Korea Mart, sebuah kelompok asosisi supermarket.

Advertising
Advertising

"Jepang menekan Korea Selatan melalui pembatasan ekspor, tidak menunjukkan penyesalan atas kesalahan masa lalunya, benar-benar tidak dapat diterima," kata Cho, menambahkan penurunan 10-15 persen dalam penjualan yang sudah dia hadapi tidak akan mengubah pikirannya.

Ketegangan diplomatik meningkat sejak pengadilan Korea Selatan pada tahun lalu memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk memberikan kompensasi kepada warga Korea, yang dipaksa bekerja untuk penjajah Jepang selama Perang Dunia Kedua. Pada 4 Juli, sebagai pembalasan, Jepang membatasi ekspor bahan-bahan berteknologi tinggi ke Korea Selatan, tetapi membantah langkah itu terkait dengan masalah kompensasi.

Jepang mengatakan pembatasan karena manajemen Korea Selatan yang tidak memadai untuk ekspor beberapa produk sensitif, yang dibantah oleh Seoul.

Korea Selatan menolak mengambil tindakan balasan, dengan mengatakan akan menuntut masalah ini ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Tetapi warga Korea Selatan mengambil tindakan sendiri, dengan menyasar bir impor dari Jepang.

Dua toserba teratas CU dan GS25 di Korea Selatan, yang dijalankan oleh BGF Retail dan GS Retail, mengatakan penjualan bir Jepang masing-masing turun 21,5 persen dan 24,2 persen, dalam dua minggu pertama bulan Juli dari periode dua minggu sebelumnya. E-Mart melaporkan penurunan 24,6 persen.

Hongcheon Culture Foundation, penyelenggara festival bir, mengatakan pihaknya membatalkan pesanan 1,2 ton bir Kirin, meski acara tahun lalu merek Jepang itu menyumbang sepersepuluh dari pendapatan.

Menurut Euromonitor, Korea Selatan membeli 61 persen dari ekspor bir Jepang, menghabiskan 7,9 miliar yen (Rp 1 triliun) pada tahun 2018. Asahi Super Dry adalah merek bir Jepang yang paling populer di Korea Selatan, dengan penjualan tiga kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Berita terkait

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

3 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

15 jam lalu

AJI Jakarta Ikut Tolak Project Cloud Google untuk Israel, Ini Alasannya

AJI Jakarta dengungkan boikot terhadap project cloud yang dikerjakan Google untuk Israel. Momentumnya diselarasakan dengan Hari Buruh 1 Mei.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

16 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

18 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

18 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

19 jam lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

1 hari lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

1 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya