Kunjungan ke Amerika, Presiden Taiwan Sebut Demokrasi Terancam
Sabtu, 13 Juli 2019 08:53 WIB
TEMPO.CO, New York – Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, tiba di New York, Amerika Serikat pada Kamis, 11 Juli 2019.
Baca juga: Hadapi Invasi Cina, Amerika Desak Taiwan Naikkan Bujet Pertahanan
Tsai mengingatkan bahwa demokrasi harus dibela dan Taiwan menghadapi ancaman dari kekuatan luar atau overseas forces, yang mengacu ke Cina.
Pemerintah Cina telah meminta AS agar tidak mengizinkan Tsai melakukan transit dalam perjalanan singgah menuju sejumlah negara di kawasan Karibia.
“Demokrasi kita tidak datang dengan mudah dan sekarang menghadapi sejumlah ancaman dan infiltrasi dari kekuatan seberang,” kata Tsai saat berbicara di Bandara di Taoyuan, Taiwan, sesaat sebelum pesawat yang membawanya berangkat menuju AS seperti dilansir Channel News Asia pada Jumat, 12 Juli 2019.
Baca juga: Hubungan Cina Versus Amerika Memanas Soal Taiwan, Ada Apa?
Tsai juga mengatakan,”Tantangan-tantangan ini juga merupakan tantangan umum yang dihadapi negara demokrasi di seluruh dunia.” Menurut dia,”Kita akan bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki ide sama untuk memastikan stabilitas sistem demokrasi kita.”
Tsai menghabiskan empat hari di AS yaitu dua hari saat berangkat dan dua hari saat perjalanan pulang dari negara di kawasan Karibia. Dia memulai perjalanan di New York dan bakal mampir di Denver pada saat perjalanan pulang.
Baca juga: Senat Amerika Serikat Ingin Tingkatkan Hubungan dengan Taiwan
Sebelumnya, Tsai pernah mampir di AS pada Maret. Namun kali ini, dia menghabiskan waktu lebih lama dari biasanya di AS, yang tercatat hanya satu malam untuk transit.
Kemenlu AS mengatakan tidak ada perubahan kebijakan resmi yaitu satu Cina dengan mengakui Beijing. Tapi pada saat yang sama AS membantu Taiwan termasuk dalam peningkatan kemampuan militer.
Analis menilai masa transit yang lebih lama oleh Tsai ini juga menunjukkan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump, mendukung Taiwan dalam menghadapi tekanan Cina.
Baca juga: Presiden Taiwan Bakal Kunjungi Amerika, Apa Reaksi Cina
AS dan Cina berkompetisi dalam Perang Dagang, yang telah berlangsung selama setahun dan belum mencapai kata sepakat.
Seperti dilansir Reuters, AS dan Cina juga bersitegang terkait klaim teritorial kawasan maritim di Laut Cina Selatan. AS kerap mengirim armada kapal penghancur untuk melewati kawasan ini sebagai tantangan atas klaim kepemilikan teritorial oleh Cina. Beberapa kali, kapal perang AS melewati Selat Taiwan, yang memisahkan Taiwan dari Cina.
Saat ini Taiwan berusaha menggalang dukungan internasional untuk statusnya sebagai sebuah wilayah independen. Taiwan memiliki 17 negara dengan hubungan diplomatik, yang mayoritas merupakan negara di Amerika Tengah, kepulauan Karibia dan Pasifik.