KTT Media Sosial Gedung Putih Jadi Kontroversi

Jumat, 12 Juli 2019 16:00 WIB

Donald Trump Twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Gedung Putih bersiap menjadi tuan rumah bagi pertemuan media sosial yang akan mendiskusikan sensor di situs-situs jejaring sosial. Presiden Amerika Serikat Donald Trump ingin bersama-sama perusahaan teknologi dan media mengatasi permasalahan ini.

Pada Kamis sore, 11 Juli 2019, Trump mengatakan pertemuan akbar ini akan menyasar secara luas akan membahas soal banyaknya berita bohong, bias, diskriminasi dan penekanan yang terjadi di media sosial.

"Kami tidak akan membiarkan hal ini berlarut-larut. Media yang memberitakan berita bohong juga akan tidak akan bertahan lama. Berita bohong itu tidak sepenting atau sekuat Media Sosial. Mereka telah kehilangan kredibilitas yang luar biasa," kata Presiden Trump, seperti dikutip dari rt.com, Jumat, 12 Juli 2019. Namun kicauan ini segera direvisi oleh Presiden Trump.

Belum ada daftar tamu yang dipublikasi, namun diantara mereka yang akan diundang adalah Bill Mitchell pendukung paling dominan Presiden Trump, wartawan sayap kanan Jim Hoft dan organisasi konservatif seperti Turning Point USA dan PragerU.

Baca juga:Pemerintah Batasi Fitur Media Sosial, Begini Detailnya

Advertising
Advertising

Ilustrasi logo Instagram, Facebook, Whatsapp

Baca juga: Pemerintah Cabut Pembatasan Fitur Media Sosial Mulai Sore Ini

Kartunis politik Ben Garrison yang sebelumnya diperkirakan akan menghadiri pertemuan ini, namun undangannya dibatalkan setelah beredar di media gambar kartun George Soros, miliarder bidang keuangan, yang menuai kritik. Kartun itu menggambarkan Soros sebagai boneka raksasa atau kiasan untuk anti-semit. Garrison setuju dengan Gedung Putih kalau kehadirannya di pertemuan itu dikhawatirkan akan mengalihkan pesan Presiden Trump.

Penyelenggaraan pertemuan ini dikritik oleh para konservatif Amerika Serikat yang menilai Gedung Putih tidak mengundang siapa pun yang benar-benar keluar dari platform media sosial untuk mengutarakan pandangan mereka.

"Apakah ada yang mendapat undangan ke pertemuan media sosial dan benar-benar disensor oleh media sosial? Undangan saya pasti hilang di pos," kata Wartawan Paul Joseph Watson melalui akun Twitter.

Situs RT.com menulis, tidak ada pejabat eksekutif yang diundang ke pertemuan itu. Perusahaan - perusahaan media sosial berada dalam tekanan sejak 2016 atau saat Amerika Serikat menggelar pemilu presiden. Ketika itu, media sosial diawasi untuk mengatasi unggahan kontroversi yang bisa menciptakan kebencian, langkah ini secara tak langsung menyerukan sensor konten.

Berita terkait

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

1 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

3 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

4 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

6 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

16 jam lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

16 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

21 jam lalu

Komandan Jenderal Angkatan Darat AS Wilayah Pasifik Kunjungan Kerja ke Markas Besar TNI

Komandan Jenderal Angkatan Darat Amerika Serikat untuk wilayah Pasifik (USARPAC) kunjungan kerja ke Markas Besar TNI, Jakarta pada 21-23 April 2024

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

21 jam lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

21 jam lalu

Otoritas Otomotif AS Investigasi 2 Juta Mobil Tesla yang Direcall, Sebab...

Investigasi baru NHTSA berfokus pada pembaruan perangkat lunak dari Tesla untuk memperbaiki masalah ini pada bulan Desember.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

1 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya