PM Netanyahu Sebut Ekonomi Syarat Perdamaian dengan Palestina

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 28 Juni 2019 09:42 WIB

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Sumber: Reuters / Ronen Zvulun/rt.com

TEMPO.CO, Tel Aviv – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menanggapi konferensi di Manama, Bahrain, saat menghadiri sebuah konferensi di Kota Yerusalem.

Baca juga: PM Palestina Shtayyeh Kritik Konferensi Gagasan Trump

Dia menilai ketidak-hadiran para pemimpin Palestina menunjukkan mereka lebih memilih ideologi dibandingkan manfaat bagi rakyatnya.

“Ekonomi menjadi basis penting untuk koeksisten dan akhirnya perdamaian,” kata dia seperti dilansir Reuters pada Kamis, 27 Juni 2019.

Advertising
Advertising

Netanyahu mengakui solusi menyelesaikan konflik ini bersifat politis “Namun, Anda seharusnya tidak memboikot pertemuan puncak penting seperti ini di Bahrain hanya karena ini sulit atau harus dilakukan secara bertahap,” kata dia.

Baca juga: Israel Siap Hadiri Konferensi Ekonomi Palestina di Bahrain

Secara terpisah, Menteri Ekonomi Israel, Eli Cohen, mengkritik ketidak-hadiran delegasi Palestina dalam konferensi internasional yang digelar di Manama, Bahrain.

Konferensi yang digagas Amerika Serikat ini mengambil tema “Kesejahteraan untuk Perdamaian”. Presiden AS, Donald Trump, menyebut konferensi ini sebagai langkah awal untuk menyelesaikan konflik Palestina dan Israel di Timur Tengah. Jared Kushner, menantu Trump, menjadi motor konferensi ini.

“Kami melihat delegasi Palestina tidak hadir dalam konferensi ekonomi yang diperuntukkan bagi mereka dan untuk mendapatkan dana, untuk datang dan mendapat peralatan dan dukungan, untuk datang dan mengembangkan ekonomi mereka, mereka tidak datang,” kata Cohen kepada stasiun televisi Reshet 13 TV dan dikutip Reuters pada Kamis, 2019.

Baca juga: Palestina Menolak Konferensi Inisiatif Amerika di Bahrain

Cohen menuding Palestina tidak menginginkan kesepakatan damai. “Mereka hanya tidak menginginkan kami di sini. Lagi, wajah asli Palestina telah terekspos,” kata dia.

Sejumlah negara Arab sekutu AS menyambut konferensi ini. Mereka menilai hasil dari konferensi ini bisa diterima semua pihak jika ada solusi politik yang jelas.

Secara terpisah, Perdana Menteri Palestina, Mohammad Shtayyeh, menilai konferensi ini terpisah dari realitas yang ada. Dia meragukan konferensi ini akan berkembang menjadi sebuah solusi politik, yang menjadi dasar berdirinya dua negara seperti harapan Palestina.

Baca juga: Warga Palestina di Yerusalem Tolak Makanan Ramadan dari UEA

“Bahrain hanya sebuah uji coba yang buruk. Saya pikir ini sebuah pelatihan ekonomi yang telah terpisah secara penuh dari realita,” kata Shtayyeh di kantornya Tepi Barat, Palestina, seperti dilansir Reuters pada Kamis, 27 Juni 2019. Palestina masih meminta Kota Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara.

Berita terkait

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

28 menit lalu

Kehilangan Kedua Kaki karena Serangan Israel, Staf UNRWA ke Qatar untuk Perawatan

Seorang staf UNRWA sekaligus jurnalis foto yang terluka parah dan kehilangan kedua kakinya akibat pengeboman Israel tiba di Qatar untuk perawatan

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

1 jam lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

5 jam lalu

Top 3 Dunia: ICC akan Proses Langkah Hukum Lebanon Melawan Israel

Top 3 Dunia pada 28 April 2024, ICC akan memproses langkah hukum yang disorongkan Lebanon melawan Israel atas tuduhan kejahatan perang.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

15 jam lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

17 jam lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

19 jam lalu

Amerika Serikat dan Israel Diduga Bohong, Hanya 49 Truk Bantuan Kemanusiaan Masuk Utara Gaza

Jumlah truk pembawa bantuan kemanusiaan yang masuk Jalur Gaza jumlahnya masih tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga Palestina

Baca Selengkapnya

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

20 jam lalu

Hamas Rilis Video Terbaru Dua Sandera, Buktikan Masih Hidup

Hamas merilis video terbaru dua sandera yang masih hidup dan sehat.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

21 jam lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar hingga ke Kampus Elit Eropa

Unjuk rasa mendukung Palestina terus melebar dari AS hingga ke kampus-kampus di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

1 hari lalu

Ribuan Warga Israel Gelar Unjuk Rasa Usai Hamas Rils Video Sandera

Ribuan warga Israel menuntut dilakukannya pemilhan umum dini dan meminta agar sandera dibebaskan menyusul video yang dilansir Hamas.

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

1 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya