50 Pengusaha Beri Pinjaman untuk Bantu Pemerintah Palestina

Jumat, 21 Juni 2019 14:00 WIB

Mahmoud Abbas. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 50 pengusaha Palestina akan meminjamkan uang kepada pemerintah Palestina untuk membantu krisis keuangan pemerintah.

Seorang pengusaha Palestina Muneeb al Masry mengatakan, para pengusaha akan meminjamkan US$ 150 juta (Rp 2,1 triliun), menurut laporan Al-Wattan Voice, dikutip dari Middle East Monitor, 21 Juni 2019.

"Otoritas Palestina (PA) dan pengusaha setuju untuk mulai mentransfer uang pada bulan-bulan berikutnya, dan uang itu akan ditransfer dalam empat angsuran," kata al Masry.

Baca juga: Dokumen Kenaikan Gaji Menteri Bocor, Warga Palestina Marah

PA membayar bunga 3 persen dan akan memprioritaskan untuk membayar uang ini kepada para pengusaha Palestina segera mungkin setelah krisis keuangan diselesaikan , ketika PA mulai menerima pendapatan pajak yang dikumpulkan oleh Israel.

Advertising
Advertising

Menurut Azzam Shawwa, gubernur Otoritas Moneter Palestina (PMA), pemerintah Palestina tetap mampu mengelola keuangannya, meski krisis keuangan karena Israel mengurangi jutaan dolar dari pendapatan pajak Palestina dan penolakan Otoritas Palestina (PA) untuk menerima sisa dana pajak jika tidak lengkap.

Baca juga: Indonesia Minta Dunia Perjuangkan Nasib Pekerja Palestina

Azzam mengatakan kepada kantor berita WAFA bahwa sistem perbankan Palestina masih kuat dan mampu menangani masalah keuangan.

Azzam mengatakan PA akan terus meminjam uang dari bank, yang menunjukkan pertumbuhan dalam simpanannya, untuk terus membayar 50 hingga 60 persen dari gaji karyawannya, yang mungkin harus terus dilakukan untuk beberapa bulan mendatang.

Namun demikian, katanya, kelanjutan krisis akan memperburuk keadaan, kecuali jika orang-orang Arab maju dan memberikan pemerintah Palestina jaminan finansial yang telah mereka janjikan atau Israel mengakhiri kebijakan pengurangannya dari pendapatan pajak Palestina.

Baca juga: Mahmoud Abbas Potong Gaji Tahanan Palestina di Penjara Israel

Krisis dimulai pada Februari ketika Israel mengeluarkan undang-undang untuk mengurangi pendapatan pajak Palestina, yang setara kompensasi PA kepada keluarga tahanan Palestina dan mereka yang terbunuh atau terluka oleh orang Israel.

Akibatnya, pemerintah Palestina mengatakan tidak akan menerima uang pajak, yang berjumlah sekitar US$ 200 juta (Rp 2,8 triliun) setiap bulan dan mencakup dua pertiga dari anggaran Palestina, kecuali jika Israel memberikan uang pajak secara penuh.

Berita terkait

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

1 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

4 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

16 jam lalu

Reaksi Dunia atas Pengusiran Warga Palestina dari Rafah oleh Israel

Israel telah meminta warga Palestina untuk mengosongkan bagian-bagian kota Rafahit di Gaza untuk persiapan serangan terhdap Hamas.

Baca Selengkapnya

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

17 jam lalu

Pelapor Khusus PBB: Serangan Darat Israel ke Rafah akan Memicu Pembantaian Massal

Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese menyerukan gencatan senjata di Gaza dan menghentikan rencana serangan ke Rafah

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

18 jam lalu

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara: Kita Harus Waspada, Pendapatan Negara Turun

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan bahwa Indonesia harus waspada, karena pendapatan negara pada triwulan I 2024 turun.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

19 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

19 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

20 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

21 jam lalu

10 Negara Bebas Pajak Penghasilan Pribadi, Tertarik Pindah?

Berikut deretan negara yang tidak memungut pajak penghasilan (PPh) pribadi, didominasi oleh negara yang kaya cadangan migas.

Baca Selengkapnya

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

22 jam lalu

Pembungkaman Al Jazeera oleh Israel: Pembunuhan Jurnalis hingga Penutupan Kantor

Setelah berkali-kali diancam akan ditutup, Al Jazeera akhirnya benar-benar ditutup di Israel dengan alasan menyebarkan hasutan.

Baca Selengkapnya