PBB Desak MBS Diselidiki atas Pembunuhan Jamal Khashoggi

Kamis, 20 Juni 2019 01:13 WIB

Mohammed bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi. Sumber: Reuters/straitstimes.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pelapor PBB mengatakan ada bukti kredibel pembunuhan dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga harus diselidiki atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

Penyelidik PBB Agnes Callamard mengatakan dalam laporannya, bahwa ada bukti kredibel Kerajaan Saudi merencanakan pembunuhan Jamal Khashoggi. Namun Callamard tidak atau belum menemukan bukti siapa yang memerintahkan pembunuhan tersebut.

"Saya tidak menemukan bukti mengenai siapa yang memerintahkan pembunuhan; itu tidak berarti bukti tidak ada, itu hanya berarti bahwa saya tidak dapat menemukannya," katanya kepada Aljazeera, dikutip 20 Juni 2019.

Baca juga: PBB: Arab Saudi Bertanggung Jawab atas Kematian Jamal Khashoggi

Pembunuhan Khashoggi oleh tim operasi Saudi di konsulat kerajaan di Istanbul pada 2 Oktober tahun lalu merusak citra MBS di panggung global.

Advertising
Advertising

Laporan setebal 100 halaman itu mengutip audio dari dalam konsulat, yang direkam hanya beberapa menit sebelum Khashoggi masuk.

Dalam audio, Maher Abdulaziz Mutreb, seorang pembantu dekat bin Salman, bertanya apakah akan "mungkin untuk memasukkan bagasi ke dalam tas?"

Sebagai tanggapan, Salah Mohammed Abdah Tubaigy, seorang dokter forensik Saudi yang terkenal, menjawab, "Tidak. Terlalu berat," setelah itu ia menyatakan harapan bahwa pembunuhan Khashoggi akan "mudah".

"Sendi akan dipisahkan. Itu tidak masalah. Tubuh itu berat. Pertama kali aku memotong di tanah. Jika kita mengambil kantong plastik dan memotongnya menjadi beberapa bagian, itu akan selesai. Kita akan membungkus masing-masing," Tubaigy kata menambahkan kata-kata "Tas Kulit".

Ada dugaan pelaku menguliti Khashoggi, menurut laporan itu.

Baca juga: PBB Ungkap Rekaman Audio Pembunuhan Sadis Jamal Khashoggi

Tubaigy juga menyatakan keprihatinannya bahwa atasannya tidak mengetahui apa yang dia lakukan.

"Tidak ada orang yang melindungiku," katanya.

Di akhir pembicaraan, Mutreb bertanya apakah "hewan kurban" telah tiba.

Pada pukul 13.13 pm waktu Istanbul setempat, sebuah suara mengatakan "dia telah tiba", kata laporan itu. Dalam rekaman yang didengar oleh pelapor khusus, nama Khashoggi tidak disebutkan.

Pendemo memegang poster dengan gambar wartawan Saudi, Jamal Khashoggi di luar konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, 25 Oktober 2018. REUTERS

Callamard mengatakan dia menetapkan bahwa ada bukti yang kredibel, yang menjamin penyelidikan lebih lanjut tentang tanggung jawab individu pejabat tinggi Saudi, termasuk Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Sementara Reuters melaporkan, Menteri Luar Negeri Arab Saudi menyebut menolak laporan PBB dan menyebutnya bukan sesuatu yang baru.

"Laporan pelapor di dewan hak asasi manusia berisi kontradiksi yang jelas dan tuduhan tidak berdasar yang menganggu kredibilitasnya," kata Menlu Adel al Jubeir.

Kematian Jamal Khashoggi memancing amarah di komunitas internasional, terutama negara Barat.

Setelah pembunuhan Jamal Khashoggi, para pejabat eksekutif menarik diri dari forum investasi di Riyadh.

"Apa yang perlu diselidiki adalah sejauh mana putra mahkota tahu atau seharusnya tahu tentang apa yang akan terjadi pada Jamal Khashoggi, apakah dia secara langsung atau tidak langsung menghasut pembunuhan ... apakah dia bisa mencegah eksekusi ketika misi memulai dan gagal melakukannya," kata Callamard kepada wartawan.

Baca juga: Riyadh Bakal Lawan Pihak yang Eksploitasi Kasus Jamal Khashoggi

Agnes Callamard, pelapor khusus PBB untuk kasus eksekusi di luar pengadilan, meminta negara-negara untuk meminta yurisdiksi universal atas kejahatan internasional dan melakukan penangkapan jika tanggung jawab individu terbukti.

Callamard mendesak negara-negara untuk memperluas sanksi untuk memasukkan putra mahkota dan asetnya ke luar negeri, termasuk Mohammed bin Salman jika tidak dapat membuktikan bahwa dia tidak bertanggung jawab atas pembunuhan Jamal Khashoggi.

Berita terkait

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

5 jam lalu

Pengakuan Palestina sebagai Negara Berdaulat akan Jadi Pukulan Telak bagi Israel

Menteri Luar Negeri Turkiye sangat yakin pengakuan banyak negara terhadap Palestina sebagai sebuah negara akan menjadi pukulan telak bagi Israel

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

1 hari lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

2 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

2 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

4 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

4 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya