Eks ISIS The Beatles Mengaku Pernah Selamatkan Algojo Barat

Rabu, 19 Juni 2019 06:00 WIB

Kotey mengakui dia menangis ketika mendengar kabar Jihadi John telah meninggal.[Rowan Griffiths/Daily Mirror]

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan anggota ISIS asal Inggris dari kelompok The Beatles, Alexanda Kotey, mengaku pernah menyelamatkan algojo sandera dari negara Barat saat bertempur di Suriah.

Alexanda Kotey adalah Anggota ISIS asal Inggris dari kelompok berjuluk The Beatles, yang memiliki nama panggilan Ringo.

Kotey mengaku membantu anggota ISIS Inggris lainnya bernama Jihadi John, untuk menjadi anggota penting kelompok teror sampai menjadi algojo, dan pernah menyelamatkan nyawa John di medan tempur.

Baca juga: Alexanda Kotey, Buka-bukaan Hidup Sebagai Militan ISIS

Kotey, 35 tahun, mengungkapkan persahabatannya dengan anggota ISIS asal London, Mohammed Emwazi alias Jihadi John, menurut laporan Mirror.co.uk, 18 Juni 2019.

Advertising
Advertising

Kotey memiliki seorang istri dengan tiga putri, yang masing-masing berusia lima, tiga dan satu tahun.

"Sejauh yang saya tahu saya adalah warga Inggris dan akan tetap menjadi warga Inggris," kata Kotey.

Kotey dan Emwazi mendapat julukan The Beatles oleh tawanan Suriah. Kotey dijuluki John dan Emwazi dijuluki Ringo, merujuk nama personel The Beatles.

Jihadi John, yang bernama asli Mohammed Emwazi, tewas dalam serangan drone pada November 2015.[Mirror.co.uk]

Kotey mengatakan Emwazi membantai serangkaian korban yang tidak bersalah, namun dia mengaku pembunuhan itu tidak mengubah perasaannya kepada sahabat lamanya dari London Barat karena pembunuhan itu hanya berlangsung dua menit.

"Dia (Jihadi John) tewas oleh drone AS pada November 2015 saat berusia 27 tahun," kata Kotey.

Di lokasi penjara rahasia di wilayah Rojava yang dikuasai pasukan Kurdi, dia mengatakan kepada Daily Mirror bagaimana dia menyelamatkan Emwazi ketika dia ditembak oleh kelompok pemberontak anti-teror, pasukan Free Syrian Army dalam pertempuran sengit di dekat kota Aleppo, kota terbesar kedua di Suriah pada awal 2014.

"Kami berada di pedesaan Aleppo dikelilingi oleh faksi tentara Free Syrian Army dan mereka merebut kota terdekat dari kami. Kami telah diberitahu untuk mendapatkannya kembali dan diserang." cerita Kotey.

"Kami menyerang dari kebun zaitun dan mencoba memotong ladang terbuka. Dia ada di depan saya. Saya bertempur bersama Emwazi. Kami hanya setengah jalan dan ditembaki. Kami berdua turun dan dia tertembak.

"Dia berbaring di sana. Peluru itu mengenai bagian belakangnya dan kami berhasil berguling untuk berlindung," lanjut Kotey.

Baca juga: Pasukan Elit Navy SEAL Diadili karena Bunuh Tawanan ISIS

"Saya memegangnya di pangkuan saya dan saya waktu itu benar-benar berpikir dia sedang menghirup napas terakhirnya. Saya menolongnya dan membawanya ke mobil dan kami membawanya ke rumah sakit darurat sampai dia selamat."

Beberapa bulan kemudian, Emwazi muncul dalam video di internet yang memperlihatkan dirinya dengan tangan dingin memenggal sandera dari negara-negara Barat.

Kotey pertama kali bertemu Emwazi di jalanan London, tempat Kotey dibesarkan di Ladbroke Grove.

Keduanya terkait dengan jaringan "London Boys" yang terdiri dari para ekstremis yang terhubung melalui sepak bola dan pertukaran esai tentang Islam radikal.

Keduanya melakukan perjalanan ke Suriah bersama pada 2012 ketika para ekstremis bertempur untuk mendirikan kekhalifahan di wilayah tersebut, setelah pemberontakan 2011 melawan rezim Presiden Bashar Assad.

Ketika teroris ISIS mulai merebut wilayah tersebut, serangkaian video pada tahun 2014 menunjukkan Emwazi memenggal kepala tawanan dari negara Barat.

Alexanda Kotey ketika bergabung ISIS.[ITV News/Mirror.co.uk]

Kotey mengklaim dia secara pribadi keberatan dengan rekaman tersebut, namun Kotey mengakui mereka tetap berteman Bahkan kedua istri mereka menjadi teman dan tetap berhubungan.

Kotey mengaku dia menangis ketika sebuah pesawat drone AS membombardir Emwazi dengan rudal hellfire di Suriah, yang membunuh rekannya seketika.

Kotey mendengar berita kematian Emwazi dari ratusan kilometer jauhnya ketika dia berada di sekolah sniper ISIS.

Baca juga: Remaja Inggris Cerita Pengalaman Selama Tinggal di Daerah ISIS

Departemen Luar Negeri AS menyebut Kotey sebagai teroris yang ditunjuk, yang kemungkinan terlibat dalam eksekusi kelompok dan metode penyiksaan yang sangat kejam.

"Perekrut yang bertanggung jawab untuk merekrut beberapa warga negara Inggris untuk bergabung dengan organisasi teroris," kata Departemen LUar Negeri tentang Kotey.

Alexanda Kotey adalah salah satu mantan kombatan ISIS dari negara Barat yang menunggu nasibnya di Rojava, di mana beberapa tahanan Prancis telah dikirim ke Baghdad untuk diadili dan digantung.

Berita terkait

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

14 jam lalu

Eks Diplomat Inggris: AS Panik Drone Rusia Hancurkan Tank Abrams Ukraina

Percepatan bantuan militer senilai US$6 miliar ke Ukraina mencerminkan kepanikan yang dirasakan oleh pemerintahan Joe Biden dan Kongres AS

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

22 jam lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

1 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

3 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

4 hari lalu

Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya

Baca Selengkapnya

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

4 hari lalu

10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

6 hari lalu

Pemimpin Tertinggi Iran untuk Pertama Kali Tanggapi Serangan ke Israel, Begini Katanya

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei untuk pertama kalinya bereaksi terhadap serangan negaranya terhadap Israel awal bulan ini

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

8 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

9 hari lalu

112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City

Baca Selengkapnya

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

9 hari lalu

Serangan Iran ke Israel oleh Islamic Revolutionary Guard Corps Iran atau IRGC, Ini Pasukan Garda Revolusi Iran

Konsulat Iran di Damaskus diserang Israel. Garda Revolusi Iran beri serangan balasan dengan tembakkan ratusan rudal ke Israel akhir pakan lalu.

Baca Selengkapnya