PBB Akui Ada Kegagalan Sistemik Saat Tangani Etnis Rohingya

Selasa, 18 Juni 2019 17:03 WIB

Seorang wanita muslim Rohingya bersama anaknya menangis saat ditangkap oleh petugas perbatasan Bangladesh (BGB) setelah melintas perbatasan secara ilegal di Cox's Bazar, Bangladesh, 21 November 2016. Warga Rohingnya melarikan diri ke Bangladesh karena kekerasan yang diterimnya di Myanmar. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

TEMPO.CO, Jakarta - PBB mengalami kegagalan sistemik dalam mengatasi situasi di Myanmar hingga mengarah pada kerusuhan dugaan pembunuhan massal pada 2017 terhadap masyarakat etnis Rohingya. Pengakuan itu termaktub dalam laporan PBB yang dipublikasi pada Senin, 17 Juni 2019.

Temuan itu muncul setelah Sekjen PBB Antonio Guterres pada Februari lalu memerintahkan dilakukan evaluasi internal terhadap operasi PBB di Myanmar setelah negara yang dulu bernama Burma itu dituding mengabaikan tanda-tanda peringatan serangan terhadap etnis minoritas Rohingya.

Baca juga:Bela Rohingya OKI Gugat Myanmar di Pengadilan Internasional

Baca juga:Kisah Kejamnya Tentara Myanmar Membantai Etnis Rohingya

Advertising
Advertising

Saat ini diperkirakan ada sekitar 740 ribu masyarakat etnis Rohingnya berlindung di kamp-kamp di Bangladesh setelah melarikan diri dari negara bagian Rakhien pada 2017. Ketika itu, PBB menggambarkan adanya upaya pembersihan etnis melalui kampanye militer di wilayah tersebut.

"Sulit untuk menetapkan tanggung jawab atas kegagalan sistemik. Ada sebuah tanggung jawab bersama pada semua pihak yang terlibat terkait pelanggaran HAM berat," demikian bunyi laporan tersebut setebal 36 halaman, seperti dikutip dari asiaone.com, Selasa, 18 Juni 2019.

Laporan PBB itu ditulis oleh diplomat bernama Gert Rosenthal dan dibagikan pada anggota PBB yang mencela perpecahan ketimbang kohesi antar sistem di PBB yang tidak ada strategi jelas dan terpadu serta kurangnya analisis sistem terpadu dari lapangan.

Rosenthal mengatakan PBB perlu meningkatkan, mensistematiskan dan membagi data yang terkumpul serta menganalisis kejadian di lapangan tepat waktu. Apa bila ada perbedaan interpretasi, maka hal ini harus disampaikan dan ada upaya untuk bisa difahami.

Diantara sejumlah penyebab kegagalan PBB adalah ketertarikan komunitas internasional pada transisi politik, padahal itu hanyalah secuil bagian dari pencapaian Aung San Suu Kyi mewujudkan pemerintahan sipil.

Rosenthal menilai Komisi Tinggi PBB untuk HAM Zeid Ra'ad Al Hussein telah menjadi pihak yang paling konsisten dalam menyerukan pelanggaran HAM yang terjadi di Rakhine pada etnis Rohingya, namun ini mengarah pada sejumlah kegelisahan di antara anggota PBB yang mendukung pendekatan diplomasi diam-diam.

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

7 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

11 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

18 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

23 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

1 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

3 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

3 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya