Hacker Asal Cina Diduga Serang Telegram Saat Demo RUU Ekstradisi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Jumat, 14 Juni 2019 14:29 WIB

Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi saat protes atas penolakan pemerintah untuk membatalkan pembahasan RUU Ekstradisi di Hong Kong, 12 Juni 2019. Ribuan demonstran memenuhi jalan-jalan utama di Hong Kong, untuk mendesak parlemen dan pemerintah membatalkan RUU Ekstradisi. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, Hong Kong – Layanan jejaring sosial Telegram di Hong Kong terkena serangan peretasan atau cyber attack.

Baca juga: Kegiatan Bisnis dan Perbankan Hong Kong Pulih Pasca Demo Besar

Serangan ini diduga untuk mengganggu aksi unjuk rasa yang menolak pembahasan RUU Ekstradisi tersangka kriminal ke Cina.

Advertising
Advertising

“Menurut manajemen Telegram, terjadi serangan siber dalam bentuk distributed denial of service terhadap layanan aplikasi pada 12 Juni 2019,” begitu dilansir IB Times pada Kamis, 14 Juni 2019.

Menurut pendiri Telegram, yang juga merangkap CEO yaitu Pavel Durov, mayoritas alamat internet protocol yang terlibat dalam serangan itu berasal dari Cina.

Baca juga: 5 Poin Menarik Soal Kontroversi RUU Ekstradisi Hong Kong

Durov mengatakan menurut pengalaman semua aktor negara melakukan serangan DDOS dengan kekuatan 200 – 400 GB per detik.

“Ini terjadi bersamaan dengan protes di Hong Kong (yang dikoordinasikan di Telegram). Kasus ini bukan sebuah pengecualian,” kata Durov.

DDOS merupakan bentuk serangan berupa permintaan akses berlebih kepada sebuah alamat IP, yang membuat server kewalahan sehingga tidak bisa melayani panggilan itu. Ini membuat layanan di sever itu menjadi lumpuh dan situs tidak bisa diakses publik.

Baca juga: Inggris Minta Hong Kong Dengarkan Aspirasi Publik Soal Ekstradisi

Selama ini, para pemrotes di Hong Kong menggunakan aplikasi Telegram untuk berkomunikasi diantara mereka dan mengorganisasi aksi unjuk rasa besar.

Aplikasi populer seperti Telegram dan WhatsApp mudah digunakan para pemrotes untuk saling berkomunikasi. Mereka melakukan pawai, unjuk rasa jalanan, aksi duduk di area tertentu hingga bentrok fisik dengan polisi.

Telegram menjadi aplikasi yang populer karena data pengguna dienkripsi. Aplikasi ini juga memungkinkan pengguna mengirim pesan ke dalam grup beranggotakan lebih 200 ribu orang. Ini membuat pengguna bisa mengirimkan pesan ke audiens yang tak terbatas.

Baca juga: Unjuk Rasa Menolak RUU Ekstradisi Hong Kong Digelar di Sydney

Pada Rabu, 12 Juni 2019, Reuters melansir pengunjuk rasa mengalami bentrok fisik dengan polisi, yang berjaga di depan gedung parlemen.

Tampilan close-up aplikasi pesan Telegram terlihat di ponsel pintar pada tanggal 25 Mei 2017 di London, Inggris. Telegram merupakan aplikasi pesan layaknya aplikasi WhatsApp. Telegram hadir dengan menawarkan keamanan sebagai fitur unggulan karena dibekali end-to-end encryption, fitur self-destructing message dan secret chat. (Photo by Carl Court/Getty Images)

Polisi menembakkan peluru karet, dan gas air mata kepada pengunjuk rasa yang mencoba menembus barikade. Massa menyerang polisi dengan botol plastik, payung, dan pagar pembatas begitu tenggat pukul tiga sore dari massa kepada pemerintah untuk menyatakan menarik RUU Itu terlewati.

Menurut SCMP, pemerintah Hong Kong dan sejumlah anggota parlemen memutuskan untuk menunda pembahasan karena terjadinya kerusuhan di depan gedung parlemen. Kelompok Civil Human Rights Front menyerukan kepada warga, pemilik toko, sekolah, dan pekerja untuk turun ke jalan pada Ahad pekan ini.

Berita terkait

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

13 jam lalu

Xiaomi 15 Diperkirakan Rilis Oktober Seperti Halnya Xiaomi 14 Tahun Lalu

Analis teknologi memperkirakan Xiaomi 15 bakal menyerupai generasi sebelumnya ihwal jadwal rilis dan tenggat distribusi.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

15 jam lalu

Faisal Basri Sebut Industri Nikel Merugikan Indonesia, Perkirakan 90 Persen Keuntungan Dinikmati Cina

Faisal Basri menyebut industrialisasi nikel lebih memberikan keuntungan kepada investor asing tanpa memerhatikan kerugian bagi Indonesia

Baca Selengkapnya

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

1 hari lalu

Turun di Partai Ketiga Final Piala Thomas 2024, Jonatan Christie Tak Mau Jadi Penentu Kekalahan Indonesia Lawan Cina

Jonatan Christie menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang memetik poin saat kalah lawan Cina 1-3 di final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Fikri / Bagas Kalah, Indonesia Gagal Juara

Indonesia harus mengakui keunggulan Cina dengan agregat skor 1-3 dalam partai final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Jonatan Christie Perpanjang Napas Indonesia atas Cina di Final, Skor Sementara 1-2

Jonatan Christie mampu menyudahi perlawanan sengit Li Shi Feng dalam duel tiga game di laga ketiga final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

1 hari lalu

Dikalahkan Liang / Wang di Final Piala Thomas 2024, Fajar / Rian Sebut Lawan Main Lebih Berani dan Cerdik

Fajar / Rian mengungkapkan keunggulan lawan yang membuat mereka kalah di pertandingan final Piala Thomas 2024, Minggu, 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

1 hari lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

1 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

1 hari lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

1 hari lalu

Hasil Final Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Dibungkam Shi Yu Qi, Indonesia Teringgal 0-1 dari Cina

Anthony Sinisuka Ginting tak mampu berbuat banyak dalam laga perdana final Piala Thomas 2024 melawan tunggal pertama Cina, Shi Yu Qi.

Baca Selengkapnya