Inggris Minta Hong Kong Dengarkan Aspirasi Publik Soal Ekstradisi

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Kamis, 13 Juni 2019 11:01 WIB

Polisi menembakan gas air mata ke arah pengunjuk rasa saat protes atas penolakan pemerintah untuk membatalkan pembahasan RUU Ekstradisi di Hong Kong, 12 Juni 2019. Pengunjuk rasa menolak adanya aturan ekstradisi ke Cina. REUTERS/Athit Perawongmetha

TEMPO.CO, London – Pemerintah Inggris mendesak pemerintah Hong Kong untuk mendengarkan aspirasi publik terkait unjuk rasa menolak pembahasan RUU Ekstradisi.

Baca juga: RUU Ekstradisi Ditolak, Kepala Eksekutif Hong Kong Bilang Ini

RUU itu memungkinkan tersangka kriminalitas untuk diekstradisi ke Cina atas seizin pemerintah dan pengadilan Hong Kong tanpa melibatkan parlemen.

“Protes yang terus berlanjut di Hong Kong merupakan tanda yang jelas dan signifikan bahwa publik merasa khawatir mengenai perubahan dalam UU Ekstradisi. Saya menyerukan semua pihak untuk tetap tenang dan damai,” kata Jeremy Hunt, menteri Luar Negeri Inggris, seperti dilansir Channel News Asia pada Rabu, 12 Juni 2019.

Advertising
Advertising

Hunt melanjutkan,”Saya mendesak pemerintah Hong Kong mendengarkan kekhawatiran publik dan negara sahabat di forum internasional dan berhenti serta melakukan refleksi mengenai langkah yang kontrovesial ini.”

Baca juga: Polisi Hong Kong Tembak Pengunjuk Rasa dengan Peluru Karet

Menurut Hunt, otoritas Hong Kong, yang berpenduduk 7.4 juta orang, perlu melakukan pendekatan kepada publik. “Sangat penting bagi otoritas Hong Kong untuk melakukan dialog berarti dan mengambil langkah menjaga kebebasan dan hak-hak warga Hong Kong serta tingkat otonomi yang luas, yang sudah menjadi reputasi internasional,” kata Hunt.

Hong Kong merupakan bekas koloni Inggris setelah terjadinya Perang Opium pada 1842. Koloni ini lalu bertambah luas hingga ke Semenanjung Kowloon setelah terjadinya Perang Opium Kedua pada 1860.

Baca juga: Pengunjuk Rasa Menolak RUU Ekstradisi Hong Kong Digelar di Sydney

Cina menyerahkan Hong Kong yang diperluas itu kepada Inggris dengan sewa selama 99 tahun pada 1898. Inggris lalu mengembalikan Hong Kong ke Cina pada 1997 dengan kesepakatan satu negara dengan dua sistem, yaitu Hong Kong menganut demokrasi dan Cina menganut komunis.

“Menegakkan prinsip “Satu Negara, Dua Sistem” yang tercantum dalam Deklarasi Bersama Inggris – Cina dan mengikat, merupakan hal vital bagi kesuksesan Hong Kong,” kata Hunt.

Reuters melansir terjadi bentrok fisik antara pengunjuk rasa dan polisi di depan gedung parlemen, yang mulai menggelar pembahasan putaran kedua RUU Ekstradisi pada Rabu, 12 Juni 2019.

Baca juga: Media Cina Tuding Barat Dukung Unjuk Rasa Hong Kong

Warga melempari polisi yang berjaga dengan plastik botol, dan sebagian menyerang menggunakan payung. Polisi menembakkan peluru karet, serbuk merica, gas air mata dan memukul pengunjuk rasa menggunakan tongkat untuk membubarkan paksa warga.

Pengunjuk rasa bentrok dengan polisi saat protes atas penolakan pemerintah untuk membatalkan pembahasan RUU Ekstradisi di Hong Kong, 12 Juni 2019. Ribuan demonstran memenuhi jalan-jalan utama di Hong Kong, untuk mendesak parlemen dan pemerintah membatalkan RUU Ekstradisi. REUTERS/Athit Perawongmetha

Bentrok fisik ini terjadi setelah pukul tiga sore kemarin, yang merupakan tenggat dari pengunjuk rasa kepada pemerintah Hong Kong untuk menarik pembahasan amandemen RUU Ekstradisi ini. Pemerintah akhirnya menyatakan pembahasan RUU kontroversial itu dihentikan hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: Empat Organisasi Jurnalis Tolak RUU Ekstradisi Hong Kong

Kepala Eksekutif Hong Kong, Carrie Lam, menuding unjuk rasa rusuh ini terjadi karena itu adalah kerusuhan yang terorganisir. Dia meminta semua warga bersikap tenang untuk menyelesaikan perbedaan pendapat sambil tetap menjaga nilai-nilai masyarakat yang terbuka, pluralistik dan demokratis.

Berita terkait

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

5 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

9 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

9 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

10 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

20 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya