Demo Hari Ketiga, Ribuan Warga Hong Kong Blokir Jalan ke Parlemen

Rabu, 12 Juni 2019 10:24 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan orang memblokir jalan-jalan ke arah gedung parlemen di Hong Kong sejak pagi hari ini, 12 Juni 2019 sebagai protes atas penolakan pemerintah untuk membatalkan pembahasan RUU Ekstradisi. Ini hari ketiga warga Hong Kong melakukan demonstrasi besar-besaran.

Para demonstran, banyak di antaranya anak-anak muda mengenakan T-shirt warna hitam dan masker wajah membuat barikade di luar jalan menuju Dewan Legislatif, mengutip laporan The New York Times.

Baca juga: Asosiasi Jurnalis Hong Kong Tolak RUU Ekstradisi ke Cina

Ratusan aparat polisi mengenakan pakaian penutup wajah lengkap dan membawa tongkat mengawasi demonstrasi.

Situasi semakin panas dengan pernyataan Ketua Dewan Legislatif, Andrew Leung bahwa anggota parlemen akan melakukan pemungutan suara tentang RUU Ekstradisi pada akhir pekan ini.

Menurut Leung, diperkirakan pemungutan suara untuk menerima atau menolak RUU Ekstradisi ini dilakukan pada 20 Juni setelah berlangsung lebih dari 60 jam debat di parlemen.

Advertising
Advertising

"Kasus ini mendesak dan harus ditangani sesegera mungkin," kata Leung.

Baca juga: Cina Dukung Hong Kong Soal RUU Ekstradisi

Sejauh ini, menurut Leung, anggota parlemen pro-Beijing yang artinya setuju dengan RUU Ekstradisi ini, saat ini menguasai 43 kursi dari 70 kursi di parlemen.

Billy Li, pengacara dan perwakilan dari Kelompok Pengacara Progresif mengaku marah dengan keputusan yang mempercepat pemungutan suara setelah demonstrasi besar-besaran mencapai 1 juta orang untuk menolak RUU Ekstradisi.

"Tidak mau membiarkan orang-orang memahami kasus ini, tetapi dengan tergesa-gesar memaksa masyarakat untuk menerimanya," kata Billy mengkritik.

Pemimpin Hong Kong, Carrie Lam, menegaskan tidak ada niat pemerintah menarik RUU Ekstradisi sekalipun pubik marah.

Baca juga: Anggota Parlemen Hong Kong Berkelahi saat Rapat RUU

"Kami bekerja, dan kami masih mengerjakannya. karena pemikiran kami yang jernih, dan komitmen kami pada Hong Kong," kata Lam.

Para demonstran melanjutkan protesnya memasuki hari ketiga dengan berjaga-jaga di jalan depan gedung parlemen kemarin malam.

Jumlah demonstran mencapai sekitar 2 ribu orang. Mereka membawa tenda dan perlengkapan lain untuk menginap di jalan-jalan.

"Saya ingin melakukan sesuatu sebelum kemerdekaan kami diambil," kata Yu Wing-sm, 23 tahun, kepada AFP.

Sementara itu, mengutip Hong Kong Free Press lebih dari 100 pengusaha telah menyatakan rencana mereka untuk melakukan demonstrasi.

"Hong Kong dibangun oleh berbagai generasi kami dengan kerja keras. Hong Kong tanpa kemerdekaan --bagaimana kalau kami menghapus itu dari peta seluruhnya dan menyebutnya Cina?" tulis Meet Yoga di akun Instagram.

Anak-anak sekolah juga memilih turun ke jalan melakukan aksi demo daripada duduk di kelas untuk belajar. Hal sama dilakukan para pekerja sosial dan pengajar di Hong Kong memilih turun ke jalan bersama-sama berdemo menolak pemberlakuan RUU Ekstradisi.

RUU Ekstradisi akan mengatur tentang tersangka yang dijerat hukum di Hong Kong dapat dikirim ke Cina untuk diadili.

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

15 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

17 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

22 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

3 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

3 hari lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya