Duterte Menolak Investigasi Internasional Soal Perang Narkoba

Reporter

Tempo.co

Editor

Budi Riza

Minggu, 9 Juni 2019 14:29 WIB

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Sumber: Reuters/asiaone.com

TEMPO.CO, Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, menolak seruan pakar Hak Asasi Manusia dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB agar digelar investigasi atas dugaan pelanggaran HAM.

Baca juga: 5 Poin Soal Perang Narkoba Brutal di Filipina Ala Duterte

Juru bicara pemerintah Filipina mengatakan investigasi itu merupakan bentuk intervensi terhadap urusan domestik.

“Seruan terbaru oleh 11 pelapor khusus dari PBB agar digelar penyelidikan internasional di Filipina bukan hanya ditantang secara intelektual tapi juga dianggap sebagai bentuk gangguan terhadap kedaulatan Filipina,” Salvador Panelo, juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, seperti dilansir Channel News Asia pada Sabtu, 8 Juni 2019.

Advertising
Advertising

Baca juga: Duterte Ancam akan Bunuh Polisi yang Terlibat Narkoba

Panelo menuding para pakar HAM PBB ini menilai kondisi di Filipina secara bias dan menggunakan fakta keliru.

“Orang-orang yang telah bicara mengkritik perang narkoba dan rekam jejak HAM dari Presiden secara umum adalah orang-orang yang menolak hasil pemilu sela Filipina,” kata dia.

Baca juga: Rodrigo Duterte Ancam Bunuh Uskup Jika Terlibat Narkoba

Seperti dilansir Manila Buletin, sejumlah pendukung Presiden Rodrigo Duterte mendapat kursi pada pemilu sela di Senat dan DPR. Ini membuat posisi Duterte semakin kuat dalam peta politik Filipina.

Baca juga: Duterte Imbau Umat Katolik Tidak ke Gereja, Kenapa?

11 pakar HAM PBB yang menyerukan digelarnya investigasi atas dugaan pelanggaran HAM oleh rezim Duterte dalam perang narkoba tidak bicara atas nama PBB. Salah satu dari mereka adalah Agnes Callamard, yang mengecam aksi extra-judicial killing oleh polisi dan tentara pada saat penggerebekan narkoba.

Duterte menggelar kampanye perang narkoba dan upaya menekan angka kriminalitas di Filipina sebagai janji kampanye dan program utama pemerintahannya, yang berlangsung sejak 2016.

Berita terkait

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

50 menit lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

12 jam lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

23 jam lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

1 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

2 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

3 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

5 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

6 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

7 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

8 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya