Donald Trump Muak Mendengar Kata Pemakzulan oleh Kubu Demokrat

Jumat, 31 Mei 2019 13:45 WIB

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Donald Trump mengatakan dirinya muak mendengar pembicaraan pemakzulan terhadap dirinya di kalangan Demokrat, setelah pernyataan publik pertama Robert Mueller atas investigasi kolusi Rusia di pilpres 2016.

Pada Rabu, Penasihat Khusus AS Robert Mueller mengatakan ke publik untuk pertama kalinya, bahwa laporannya tentang kolusi Rusia dalam kampanye presiden 2016 tidak membersihkan Trump dari obstruction of justice dan mengindikasikan terserah kepada Kongres untuk memutuskan apakah ia harus dimakzulkan.

Pernyataan Mueller memicu seruan anggota parlemen Demokrat untuk proses pemakzulan, dan Ketua DPR AS Nancy Pelosi, bereaksi terhadap pernyataan Mueller, mengatakan dirinya tidak akan menyerah untuk upaya pemakzulan.

Baca juga: Robert Mueller: Trump Bersih dari Tuduhan Berkolusi dengan Rusia

"Saya tidak melihat bagaimana ini terjadi ...Ini (pemakzulan) adalah kata yang kotor, kotor, menjijikkan...ini adalah pelecehan presiden terbesar," kata Trump, dikutip dari Reuters, 31 Mei 2019.

Advertising
Advertising

"Tidak ada kejahatan. Tidak ada pelanggaran ringan," katanya.

Sementara Demokrat di DPR belum memutuskan apakah akan melakukan pemakzulan, mereka terus maju dengan sejumlah investigasi dari penyelidikan Rusia.

Pemerintahan Trump sedang melawan upaya-upaya kongres itu, termasuk upaya oleh ketua Demokrat dari panel penyelidikan pajak untuk mendapatkan laporan pajak presiden.

Demokrat terkemuka di Komite Keuangan Senat, Ron Wyden, mengatakan pada hari Kamis bahwa Departemen Keuangan AS telah tidak responsif terhadap pertanyaan tentang keputusan Menteri Keuangan Steve Mnuchin untuk tidak memenuhi permintaan DPR untuk laporan pajak Trump.

Baca juga: Donald Trump Dianggap seperti Pahlawan di Desa Ini, Kenapa?

Dia mengancam akan mencoba untuk memblokir setiap kandidat pejabat departemen keuangan jika departemen itu tidak mau memberikan laporan pajak Trump.

"Kongres memiliki kewajiban konstitusional untuk melakukan pengawasan terhadap cabang eksekutif," kata Ron.

Penasihat Khusus AS Robert Mueller membuat pernyataan publik pertamanya tentang penyelidikannya terhadap campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden AS 2016 di Departemen Kehakiman di Washington, AS, 29 Mei 2019. [REUTERS / Jim Bourg]

Presiden Donald Trump marah kepada Robert Mueller pada Kamis paginya, sehari setelah penasihat khusus memberikan komentar yang meninggalkan kesan dia akan menuduh Trump dengan obstruction of justice jika dia bukan Presiden yang sedang menjabat.

Baca juga: Donald Trump Sebut Rakyat Akan Berontak Jika Dia Dimakzulkan

Dikutip dari CNN, Trump menuduh Mueller dan timnya bias terhadapnya dan mengklaim bahwa laporan Mueller telah membebaskannya dari segala tuduhan kriminal.

"Tidak, Rusia tidak membantu saya terpilih," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

"Anda tahu siapa yang membuat saya terpilih? Anda tahu siapa yang membuat saya terpilih? Saya sendiri yang membuat saya terpilih. Rusia tidak membantu saya sama sekali. Rusia, jika ada, saya pikir, membantu pihak lain," kata Donald Trump.

Berita terkait

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

50 menit lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

3 hari lalu

Ini Agenda Masa Jabatan Kedua Trump, termasuk Deportasi Massal

Donald Trump meluncurkan agenda untuk masa jabatan keduanya jika terpilih, di antaranya mendeportasi jutaan migran dan perang dagang dengan Cina.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

5 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

6 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

15 hari lalu

Aktivis Lingkungan Aeshnina ke Kanada Minta Justin Trudeau Hentikan Ekspor Sampah Plastik ke Indonesia

Aktivis lingkungan Aeshnina Azzahra Aqilani co Captain Riverin minta PM Kanada Justin Trudeau hentikan impor sampah plastik ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

17 hari lalu

Seorang Pria Bakar Diri di Luar Gedung Pengadilan Saat Trump Disidang

Seorang pria membakar dirinya di luar gedung pengadilan New York tempat persidangan uang tutup mulut bersejarah Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

21 hari lalu

Donald Trump Salahkan Joe Biden atas Serangan Iran ke Israel

Donald Trump menilai saat ini adanya kurangnya kepemimpinan Joe Biden hingga membuat Tehran semakin berani

Baca Selengkapnya

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

26 hari lalu

Trump Tolak Undangan Zelensky, Menilai Tak Pantas Kunjungi Ukraina

Bekas Presiden AS Donald Trump menolak undangan Presiden Volodymyr Zelensky untuk menyambangi Ukraina.

Baca Selengkapnya

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

28 hari lalu

Trump: Kehormatan bagi Saya Masuk Penjara karena Melanggar Perintah Pembungkaman

Trump telah mengaku tidak bersalah atas 34 dakwaan pemalsuan catatan bisnis dan menyangkal pernah bertemu dengan Stormy Daniels.

Baca Selengkapnya

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

32 hari lalu

Berusia 75 Tahun, NATO Hadapi Sejumlah Ancaman, Termasuk Trump

Sekjen NATO mendesak Amerika Serikat tetap bersatu dengan Eropa, meski seandainya Donald Trump kembali berkuasa di Gedung Putih

Baca Selengkapnya