TEMPO.CO, Jakarta - Penasihat Khusus AS Robert Mueller mengatakan Presiden Donald Trump tidak melakukan tindakan kriminal dalam penyelidikan campur tangan Rusia di pilpres AS 2016.
Namun Mueller menyerahkan opsi kepada Kongres untuk memutuskan apakah dia harus dimakzulkan.
Dalam komentar publik pertamanya sejak memulai penyelidikan pada Mei 2017, Mueller mengatakan kebijakan Departemen Kehakiman mencegahnya mengajukan tuntutan terhadap presiden yang sedang duduk atau mengajukan dakwaan yang disegel, menurut laporan yang dikutip dari Reuters, 30 Mei 2019.
Baca juga: DPR Amerika Bakal Permasalahkan Jaksa Agung William Barr
Namun dia juga mengatakan penyelidikan dua tahunnya tidak membersihkan Trump dari perilaku yang tidak patut.
"Konstitusi memerlukan proses selain dari sistem peradilan pidana untuk secara resmi menuduh presiden yang melakukan kesalahan," kata Mueller ketika ia mengumumkan pengunduran dirinya dari Departemen Kehakiman.
Demokrat Kongres sedang memperdebatkan apakah akan mencoba untuk melanjutkan pemakzulan di Dewan Perwakilan Rakyat AS yang mayoritas Demokrat, meskipun Senat yang dikendalikan Republik tidak akan mungkin menyelesaikan proses pemakzulan Trump.
Gedung Putih dan beberapa tokoh Republik menanggapi komentar Mueller. Mereka mengatakan sudah waktunya untuk beralih ke masalah lain, sementara beberapa kandidat untuk nominasi presiden dari Partai Demokrat, menyerukan pemakzulan.
Di Twitter, Trump menanggapi pengakuan Mueller dengan menyebut kasus itu sudah selesai.
Nothing changes from the Mueller Report. There was insufficient evidence and therefore, in our Country, a person is innocent. The case is closed! Thank you.
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) May 29, 2019
Sementara tokoh Demokrat tetap berupaya memakzulkan Trump meski tanpa laporan Mueller.
Ketua Komisi Kehakiman DPR Jerry Nadler, yang komitenya akan memimpin proses pemakzulan, mengatakan Kongres sekarang harus menanggapi temuan Mueller.
"Mengingat bahwa penasihat khusus Mueller tidak dapat mengajukan tuntutan pidana terhadap Presiden, maka menjadi tanggung jawab Kongres untuk menanggapi kejahatan, kebohongan dan kesalahan lain dari Presiden Trump dan kami akan melakukannya," kata Nadler, dikutip dari CNN.
"Pada titik ini semua opsi ada di meja, dan tidak ada yang harus dikesampingkan," kata anggota DPR Demokrat perwakilan New York.
Kandidat presiden Demokrat segera meminta DPR untuk memulai penyelidikan pemakzulan.
"Bob Mueller pada dasarnya merujuk pemakzulan ke Kongres Amerika Serikat," kata Senator California Kamala Harris.
Baca juga: Robert Mueller Serahkan Hasil Investigasi Kolusi Trump - Rusia
"Pernyataan Robert Mueller memperjelas: Kongres memiliki kewajiban hukum dan moral untuk segera memulai proses pemakzulan," kicau Senator Cory Booker, seorang Demokrat New Jersey yang sebelumnya telah mengambil sikap yang jauh lebih hati-hati terhadap usulan pemakzulan.
Ketua DPR Nancy Pelosi, yang sejauh ini menolak seruan untuk memulai penyelidikan pemakzulan, mengatakan di sebuah acara pada hari Rabu bahwa opsi tetap ada di atas meja, tetapi dia juga menekankan masih sedikit Demokrat yang mendukung penyelidikan pemakzulan pada saat ini.
"Banyak konstituen ingin memakzulkan Presiden, tetapi kami ingin melakukan apa yang benar dan apa yang mendapatkan hasil," kata Pelosi.
Pernyataan publik Robert Mueller tampaknya tidak mempengaruhi Donald Trump, yang telah mengklaim penyelidikan membebaskannya dari tuduhan kolusi dengan Rusia.